Assalamu'alaikum Pangeran Impian

37. Kehilangan

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

Play music : Kamu dan Kenangan

"Melalui kehilangan kamu akan sadar bahwa dia begitu berarti dalam hidup mu. Melalui kehilangan mungkin kamu akan menjadi manusia yang lebih kuat, sabar dalam menghadapi setiap cobaan. Ingatlah tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati."

~API~

-
-

Kalian pasti pernah ngalamin apa itu yang namanya penyesalan, menyesal apa yang terjadi tak sesuai dengan harapan. Penyesalan itu selalu datang terakhir tidak ada yang namanya penyesalan datang di awal. Sebab dengan demikian manusia belajar dari kesalahan yang telah diperbuatnya. Belajar bahwa kehilangan akan sedemikian sakit. Manusia kadang baru bisa menghargai sesuatu setelah terlepas dari genggamanannya.

Sama seperti apa yang di rasakan oleh Arsen saat ini. Ia sangat, sangat menyesal karena di kehidupan ini ia belum pernah membahagiakan sang istri. Ia menyesal karena belum bisa menjadi suami dan Ayah yang baik. Dan ia juga menyesal karena tidak bisa melindungi sang istri.

"Berita terkini Erlan Sebastian Gunawan pelaku pembunuhan Danugraha dan Istrinya kini telah diringkus oleh mapolres Jakarta timur beserta dengan rekan-rekannya. Dan Eliza Shakira Maharani Putri dari almarhumah dan  Danugraha tertembak karena berusaha menyelamatkan seorang wanita bernama Hanum. "

"Kini Eliza juga dilarikan ke rumah sakit Citra Medika dengan keadaan kritis. Sedangkan Gibran yang tak lain adalah tangan kanan Erlan Sebastian Gunawan meninggal dunia dengan cara menembak dirinya sendiri lantaran merasa bersalah karena telah membuat Eliza wanita yang sudah lama ia cintai berada di antara hidup dan mati."

Pintu terbuka menampilkan seseorang yang kini menundukkan kepalanya membuat seluruh pasang mata memandang tanya. Arsen berdiri kemudian berjalan mendekati sang dokter dan bertanya apa yang terjadi di dalam sana istri nya baik-baik saja bukan.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun..." ucap sang dokter terhenti.

"Namun apa dok, namun apa?" bentak Arsen tak sabar.

"Kami tidak bisa menyelamatkan nyawa pasien. Kami sudah seberusaha semaksimal mungkin namun Tuhan berkehendak lain."

Deg

Bagai tersambar petir. Semua orang yang ada di sini merasa lemas, dan air mata juga sudah tumpah. Begitupun dengan Arsen air mata sudah tumpah membanjiri pipinya namun tak berselang lama ia menggeleng kan kepala nya. Menyangkal bahwa apa yang terjadi kini hanyalah mimpi, hanya mimpi semata.

"Tidak, tidak ini tidak mungkin. Ini hanya mimpi. Tolong bangunkan saya, mimpi ini begitu buruk." rancaunya.

"Sabar nak, sabar. Ini bukan mimpi nak. Ikhlas kan Eliza." kini Kenanndra yang berusaha menenangkan sang putra menyadari bahwa semua kini juga sama terpuruk nya seperti Arsen.

Hanum tampak membekap mulutnya seorang diri dan mulai mendekati Arsen yang berada di dekapan sang Ayah. "Maaf" lirihnya.

Arsen yang mendengar itu segera melepaskan dekapan Kenanndra memandang Hanum penuh amarah. "Maaf? Apa dengan maafmu bisa mengembalikan semua. Sebaiknya kamu pergi dari sini jangan pernah muncul lagi di kehidupan saya. Saya sangat, sangat membencimu!" teriaknya menunjuk nunjuk dan setelah itu melangkah kaki ke ruang operasi.

Air mata Arsen kembali tumpah. Melihat para perawat yang mulai membereskan alat alat medis. Arsen terus menggelengkan kepalanya, ia yakin bahwa Eliza istri tercinta nya itu masih hidup. Tanpa pikir panjang Arsen mendorong tubuh perawat kasar hingga sang perawat itu tersungkur di lantai.