EPILOG

5.4K 210 4
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi pasangan yang baru saja mengucap akad. Sebuah gedung bintang lima yang mewah yang dipenuhi taburan bunga bunga mawar, hiasan lampu yang begitu megah, dan tak lupa juga dengan janur kuning yang tertata apik, ini di penuhi oleh para tamu-tamu undangan yang berjajar rapi menyalami sang pengantin.

Yah, hari ini adalah hari pernikahan Rayhan dan Hanum. Hari membahagiakan yang tak mungkin terlupakan seumur hidup mereka, masih banyak yang tak menyangka bahwa pria yang betah melajang sampai umur ketiga puluh ini akhirnya menemukan belahan jiwanya. Memang jodoh tidak ada yang tahu. Kadang seseorang yang di harapkan malah tak datang datang, dan seseorang yang sama sekali tidak pernah terpikirkan malah datang membawa lamaran. Bahkan seseorang yang tadi nya tidak mengenal berujung di pelaminan. Jodoh adalah rahasia Allah.

"Wah selamat bro akhirnya lu nikah juga!" ucap Arsen memberikan selamat kepada sang sahabat yang sudah lama menemaninya di kala suka maupun duka.

Mereka berdua pun berpelukan menyalurkan rasa bahagia. Sehingga istri mereka hanya menggeleng gelengkan kepalanya. "Sudah sudah banyak tamu yang ngantri tu." ucap Arsen cekikikan dan melepaskan pelukannya.

Kemudian menggandeng tangan sang istri untuk pergi dari sini, niat sih mau makan sepuasnya. Kapan bisa makan gratis, selain pergi kondangan.

"Sayang kamu duduk dulu di sini, biar mas yang ambil. Operasi di perut kamu kan masih belum benar sembuh." ucap Arsen dan di beri anggukan oleh Eliza. Memang setelah tragedi itu, Arsen berubah menjadi perhatian, sangat perhatian.

"Wah wah ada aunty Eliza nih, Zaki sapa dong tantenya." ucap Mama Jihan membuat Eliza menoleh.

Terlihat ada mama Jihan yang sedang menggendong Zaki putra kak Hanum, yang sekarang menjadi putra nya Rayhan. Wanita itu tersenyum, tangan nya terulur untuk menggendong Zaki yang masih berumur empat bulanan.

Di mata Eliza Zaki begitu menggemaskan, pipinya yang chubby itu membuat Eliza ingin menggigit. Namun melihat Zaki, juga mengingatkan nya kembali dengan anaknya yang belum sempat terlahir di dunia. Ada rasa sakit kala mengingat itu, namun tangan Mama Jihan yang mengusap kepala nya, seolah mengerti perasaan Eliza membuat Eliza tersadar. Ia harus bangkit dari luka lama itu, dan masih ada masa depan yang menanti.

"Sayang!" teriak Arsen berhasil membuat Eliza dan tamu tamu lainnya menatap Arsen.

"Sayang kenapa kamu gendong Zaki, perut kamu kan masih sakit!" ucap Arsen kini dengan nada lembut.

"Perut El nggak papa kok mas." jawab Aiza santai, dan kemudian malah bermain dengan Zaki yang sudah bisa tertawa.

Arsen menghembuskan nafasnya pelan, pasrah. Tapi entah kenapa hati nya sedikit tersentil kala melihat sang istri yang begitu menyukai bayi, andai tragedi itu tidak terjadi pasti sekarang mereka semua sedang berbahagia menunggu kelahiran calon bayi yang ada di rahim Eliza.

Arsen menengok ke belakang, matanya memicing kala melihat pasangan pengantin yang malah turun dari pelaminan. "Kalian kenapa turun?" tanya Arsen to the point

"Terserah kita dong!" balas Rayhan sekenanya

Arsen berdecak kesal kepada Rayhan yang malah memamerkan kemesraan di depan dirinya, inilah karma karena dulu ia sering sekali memamerkan kemesraan nya bersama Eliza di depan Rayhan yang status nya jomblo akut.

"Zaki lihat ada papa sama mama kamu tu." ucap Eliza dan menyerahkan Zaki di gendongannya Hanum.

"Ah anak papa lucunya, itu pipi boleh papa gigit nggak?" ucap Rayhan berbicara dengan Zaki yang kini malah menangis.

Assalamu'alaikum Pangeran Impian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang