بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
"Ku Izinkan kau bersamanya selagi kamu bahagia. Jangan pikirkan aku, karena bahagia ku adalah bahagia mu"
~Eliza Syakira Maharani~
_
_
_Brak
Baru saja ia pulang sudah di suguhi pemandangan seperti ini. Yah, kini Hanum sedang memeluk erat suaminya, mohon garis bawahi suaminya dan suaminya juga tampak diam saja tak menolak pelukan itu.
"Eliza ini bukan seperti apa yang kamu lihat!" sangkal Arsen mendekati sang istri kemudian menggenggam erat tangan istrinya.
Mata Eliza terpejam. Merasakan rasa sakit yang berkali-kali menghujam ulu hatinya. Kemudian ia pun tersenyum manis, sangat manis. "Iya, El mengerti kok." jawabnya membuat Arsen menghela nafas senang.
Kemudian Arsen memberikan isyarat kepada Hanum untuk pergi saja dari sini agar tak memperkeruh suasana. Hanum yang mengerti melangkahkan kaki berniat meninggalkan kediaman Arsen, namun tangan lain mencekalnya. Tangan lain itu milik Eliza.
Yah, Eliza mencegah Hanum pergi. "Jangan pergi Kak, Kak Hanum boleh tinggal di sini sebelum pernikahan kalian di tentukan." ucap Eliza membuat Arsen dan Hanum mengerutkan keningnya.
"Aku izinkan kakak menikah dengan suamiku, dan El juga akan mengesahkan pernikahan kalian." ucapnya lagi dengan berusaha keras agar air matanya tidak turun begitu saja.
Diam. Yah, diam tak ada suara. Keduanya terdiam bergelut dengan perasaan dan pemikirannya masing-masing. "Maaf Eliza aku tidak bisa tinggal di sini."balasnya Karena aku tidak ingin membuat kamu semakin terluka." ingin sekali Hanum melanjutkannya namun itu tak bisa keluar dari mulutnya.
Setelah mengatakan itu Hanum memiliki segera pergi dari sini. Ia tak mau Eliza kembali terluka dan terluka lagi, bagaimana pun ia juga seorang perempuan ia sangat paham bagaimana posisi Eliza saat ini.
Kalau tahu kenapa masih rebut laki orang sih! (Author)
Setelah Hanum pergi Eliza juga berniat melangkahkan kakinya ke dapur untuk membantu Bi Ijah memasak makanan malam nanti. Langkahnya terhenti kala ada orang lain yang memeluk nya dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Arsen.
"Lepasin mas!" pintanya dan di lepaskan oleh Arsen.
Arsen menatap tubuh mungil istrinya yang kini sudah menghilang dari pandangannya itu. Jadi begini rasanya di acuhkan? Pikirnya.
"Bibi mau masak apa?" tanya Eliza melihat Bi Ijah yang berkutat dengan wajan penggorengan.
"Tempe orek kesukaan non kan." balas Bi Ijah berusaha biasa saja setelah menyaksikan sendiri pertengkaran hebat majikannya.
"Iya Bi" balas Eliza tersenyum kemudian membantu Bi Ijah memasak makanan yang lain.
Setelah acara masak-masak kini sudah waktunya makan malam. Hanya ada keheningan diantara mereka. Membuat Rayhan yang sengaja datang untuk numpang makan terheran dengan pasutri satu ini. Namun ia tak berani bertanya-tanya dia hanya diam dan menghabiskan makanan nya.
Hwek hwek
Akibat mencium aroma daging membuat bumil yang satu ini muntah muntah. Ia langsung berlari menuju kamar mandi, sungguh perutnya tiba-tiba saja seperti di aduk dengan mixser.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Pangeran Impian
RomanceKehidupan seorang Eliza Syakira Maharani awalnya baik baik saja, hidup bergelimang harta dan serba ada. Hingga suatu hari tragedi pembunuhan itu terjadi. Menewaskan kedua orang tuanya. Mulai saat itulah kehidupan Eliza berubah, dia tidak memiliki si...