13. Kembali Tersakiti

2K 220 1
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

"Jadi ini, kenapa kita tidak di perbolehkan jatuh cinta dengan yang bukan jodoh kita, agar kita tidak mengenal apa itu kata patah"

~API~

"Assalamualaikum" ucap Eliza memasuki rumah megah suaminya.

"Udah di anter kue brownies nya" tanya bi Ijah

"Udah bi, tapi El ngerasa kayak udah kenal ibu tadi" cerita Eliza kepada bi Ijah.

Memang setelah kembali dari rumah di samping nya, Eliza mengingat-ingat siapakah ibu tadi. Namun otaknya sedikit eror sehingga tidak mengingat siapa ibu tadi. Tapi Eliza yakin bahwa pernah bertemu dengan ibu tadi.

"Ya udah bi, El mau makan brownies masa buat tapi tidak makan" ucap Eliza dengan menyunggingkan senyumnya.

Namun setelah sampai di dapur Eliza melihat Arsen dengan lahapnya memasukan kue brownies di mulutnya. Eliza tersenyum senang melihat suaminya yang lahab memakan kue brownies buatan nya.

"Kenapa mas Arsen persis seperti..."  gumam Eliza. Melihat cara makan suaminya itu membuat Eliza teringat dengan seseorang yang mewarnai hidup nya, lelaki yang dia cintai setelah Abi.

"Tidak-tidak itu tidak mungkin" sangkal Eliza itu tidak lah mungkin, lihat saja sikapnya sungguh sangat berbeda, tapi wajah nya memang sedikit mirip dengan seseorang itu.

Apakah benar dia itu kamu. Jika memang itu benar aku bahagia karena dongeng itu menjadi kenyataan kamu telah menjadi pangeran ku.

"Non Eliza kenapa bengong aja" ucap bi Ijah menyadarkan kan Eliza, dan membuat Arsen yang tadinya sibuk melahap kue brownies menengah ke arah Eliza dan ARTnya.

"Ada apa bi" tanya Arsen

"Nggak papa kok Den. Enak ya kue brownies buatan El sampai habis tuh"  gurau bi Ijah dan pergi meninggalkan pasutri satu ini.

"Jadi kue brownies ini buatan kamu" tanya Arsen, eh bukan bertanya tapi lebih tepatnya membentak.

"Iya, brownies nya enakkan! Mas suka?"

"Nggak enak"  bohong Arsen. Padahal dalam hati nya ia memuji keterampilan Eliza yang pandai membuat brownies se enak ini. Namun gengsi nya melebihi batas normal membuat Arsen tidak bisa bicara yang kalau brownies nya enak, enak sekali malahan.

"Kalau nggak enak kok habis" ucap Eliza sedikit tertawa.

"Sudah jangan banyak bicara kamu. Saya tidak suka kue brownies!." Jelas Arsen.

"Kalau tidak suka kue brownies nya jadi suka sama yang buat dong" ucap Eliza. Walaupun sebenarnya hanyalah candaan.

"Sudah cukup. Jaga batasan kamu, kita menikah karena kamu menginginkan uang, dan saya di desak segera menikah dengan mama saya. Selebihnya tidak ada cinta. Apa perlu aku jelaskan? Aku tidak akan mencintaimu walau hanya seujung kuku" balas Arsen membuat hati nya kembali tersakiti.

Tes

Air mata jatuh menggenangi pipinya. Cinta? bolehkah Eliza merasakan cinta. Kenapa cinta begitu menyesakan, katanya cinta adalah kebahagiaan lantas kenapa masih ada rasa sakit? Apa salahnya berharap cinta dari suami sendiri?.

"Jangan pernah katakan itu kalau tidak mau terkena tulah mas" ucap Eliza lirih bahkan seperti bisikan.

Prang

Tiba-tiba saja Arsen melempar gelas. Amarahnya memuncak, entah kenapa setiap kata cinta keluar membuat Arsen mengingat seseorang, seseorang yang menorehkan rasa sakit sehingga membuat nya takut untuk menjatuhkan hati.

Assalamu'alaikum Pangeran Impian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang