21. Saya mencintai mu, sangat.

1.9K 196 0
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

"Kadang kita hidup dengan pilihan. Memilih bahagia atau malah menderita namun dari segala pilihan itu ada hikmah tersendiri yang membuat kita tersadar akan sesuatu yang sudah di rencanakan oleh-Nya."

~API~


Satu minggu kemudian.

Hari ini lebih tepatnya hari Minggu, Eliza menyempatkan untuk pergi ke pasar untuk sekedar membeli kebutuhan rumah nya setelah satu minggu ini tinggal di rumah Mama mertuanya, dan juga kini ia bisa rileks karena Try out sudah selesai.

"Ih jorok banget ini tempat."

Eliza hanya geleng-geleng kepala melihat aksi pria yang pernah ia cap sebagai orang gila, siapa lagi kalau bukan Rayhan.

"Namanya juga pasar Ray" balas Eliza meninggalkan pria yang berjinjit mengindari genangan air.

"El tunggu dong!" teriak Rayhan membuat orang-orang yang ada di sekitarnya memperhatikan nya.

"Eh tampan kenapa teriak-teriak kamu hmm?" tanya salah satu ibu penjual sayur dengan centil membuat Rayhan mengelus dada dan berucap istighfar. Kalau bukan sahabat nya Arsen yang menyuruh dirinya untuk menemani Eliza ia tidak sudi memasuki tempat kotor seperti ini, tapi apalah daya Arsen itu kan hobinya memaksa.

"Perhatian semuanya seorang Direktur utama perusahaan tekstil terbesar di Asia tenggara yang tampan sejagad raya tapi nggak ketemu jodohnya ini, berada di tempat sejorok ini patut jadi tranding topik nih!" batinnya dan segera menyusul Eliza dengan berjalan hati agar tak terkena genangan air yang ada di mana-mana.

"Ray emang kamu baru pertama kali ke pasar ya sampai segitunya?" tanya Eliza dengan memilah milah buah buahan.

"Yaiyalah, ini pengalaman seorang Direktur utama seperti saya." ucap nya dramatis.

"Emang kalau seorang Direktur itu tidak boleh ke pasar? Pasar itu tempat umum siapapun boleh ke sini. "

"Iye-iye." balasnya dengan mengambil buah apel dan memakannya. Dan itu tentu membuat Eliza melotot, bagaimana bisa Rayhan seenaknya memakan buah apel itu apalagi itukan masih kotor, mimpi apa ya Arsen punya sahabat kayak dia.

"Maafin temen saya ya pak baiklah saya beli apelnya satu kilo " ucap Eliza tak enak.

"Nggak papa neng, saya kira masnya ini suaminya mbak" balas bapak bapak penjual buah.

"Baiklah ini uangnya pak terimakasih. Assalamualaikum" ucap Eliza menggeret kemeja Rayhan agar mengikutinya.

"Wa'alaikumsallam" balas penjual buah itu tersenyum.

"El kita di do'ain biar cepet nikah." ucap Rayhan lirih tapi masih terdengar oleh telinga Eliza.

"Maksudnya?" tanya Eliza mengintimidasi

"Bapak tadi kan bilang kalau kita suami istri, kamu tahukan ucapan adalah do'a" balas Rayhan dengan tertawa puas.

"Udah diam lagian aku udah punya suami." ucap Eliza tak suka dan pergi meninggalkan Rayhan begitu saja. Ia urungkan saja niatnya untuk belanja sungguh belanja bersama Rayhan membuat ia pusing.

Rayhan yang melihat Eliza berjalan meninggalkan dirinya, ia pun langsung mengejarnya tak peduli celana kotor, yang terpenting Eliza tidak meninggalkan nya karena ia tak tahu jalan pulang dari sini kan berabe.

"Maen nyelonong wae kau" ucap Rayhan dengan berusaha mensejajarkan langkah kaki wanita ini.

"Kita pulang aja!" ajak Eliza

Assalamu'alaikum Pangeran Impian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang