20. Gara gara mas Arsen

1.7K 174 5
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

"Semakin hari, semakin jelas ketidak pedulian mu itu. Karena memang bukan aku yang kamu mau. Kamu terlalu jauh untuk aku genggam. Kamu terlalu indah untuk ku dapat kan."

~Erlangga Andrian B~

"El?"

"Apaan sih!."

Eliza benar benar di buat naik darah orang laki-laki yang duduk di sampingnya ini. Yah hari ini kelas XII di SMA Pelita melaksanakan Try Out dan sialnya Eliza harus satu bangku dengan Andrian.

"Yang ini jawabannya apa? tanya Andrian menunjukkan kertas.

Andrian menyodorkan kertas yang sudah lusuh bertuliskan "Aku suka kamu! Kamu mau menunggu aku nggak? Aku memang bukan laki-laki sempurna yang seperti kamu mau, tapi insyaallah aku adalah laki-laki yang dapat menuntun kamu ke syurga Nya."

Eliza membacanya berulang-ulang kali, dan ia baru sadar bahwa Andrian sangat sweet. Astaghfirullah Eliza harus ingat, dirinya adalah seorang istri dan sepantasnya ia menjaga hati. Eliza menampilkan senyuman kemudian ia berucap "Mending kamu selesaikan soal-soal nya nggak mau kan dapat nilai jelek!"

Setelah mengatakan itu Eliza melanjutkan aktivitasnya yaitu menjawab soal soal fisika yang tadi belum sempat ia jawab. Sebenarnya Eliza sadar bahwa Andrian kini terluka tapi ia tak bisa berbuat apa, ia tak mungkin kan memberikan harapan kepada Andrian yang endingnya sudah jelas bahwa Andrian juga tetap terluka, atau malah lebih parah.

Kini jam sudah menunjukkan pukul delapan tiga puluh, dan tinggal Lima belas menit lagi waktu mengerjakan soal habis. Eliza memperhatikan sekeliling banyak dari teman-temannya yang panik karena belum selesai mengerjakan, dan terlihat Laila yang terlihat santai, Eliza akui Laila itu pandai jadi tak heran jika Laila terlihat sangat santai dan sepertinya sudah selesai. Berbeda lagi dengan sahabatnya yang satu ini Zahra ia sibuk mencari contekan.

"Eh lu Jal_Rijal nomer dua puluh tiga jawabannya apa?" ucap Zahra lirih dengan mengguncang guncang kursi milik Rizal yang kebetulan duduk di depannya.

Hingga pada akhirnya aksi Zahra ketahuan Bu Eni selaku pengawas. Zahra di beri peringatan keras untuk itu, jika sampai kejadian ini terulang lagi tidak segan segan Bu Eni memberikan hukuman untuk tidak boleh ikut ujian Nasional.

"Maaf Bu saya tidak akan mencontek lagi jadi izinkan saya ikut ujian Nasional, kan berabe kalau saya nggak lulus." mohon Zahra dengan menyatukan telapak tangannya.

"Perhatian semuanya waktu mengerjakan sudah habis." suara Bu Eni menggelegar ke seluruh penjuru kelas.

Eliza menoleh ke samping melihat Andrian yang panik karena belum selesai. Hatinya berkata untuk membantu Andrian tapi ia juga tahu apa konsekuensi jika memberikan jawabnya ke pada orang lain. Ia memilih melangkahkan kaki dan mengumpulkan soal jawabannya.

Andrian menatap tubuh Eliza yang kian menjauh "Semakin hari, semakin jelas ketidak pedulian mu itu. Karena memang bukan aku yang kamu mau. Kamu terlalu jauh untuk aku genggam. Kamu terlalu indah untuk ku dapat kan."

"Andrian waktu sudah habis silakan di kumpulan."

"Em iya Bu."

Assalamu'alaikum Pangeran Impian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang