27. Kabar Bahagia

1.9K 182 2
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

"Asal kamu tahu perempuan itu bukan makhluk Tuhan yang paling seksi tapi perempuan itu makhluk Tuhan yang paling
mudah baperan."

~API~
-
-

Eliza tersenyum tipis melihat aksi konyol sahabatnya Zahra yang sedang menyanyi di depan kelas karena Bu Eni tidak bisa datang sehingga untuk dua jam kedepan Free class. Tentu itu membuat kelasnya berubah menjadi pasar. Ada yang ikut menyanyi seperti Zahra, Ada yang duduk di meja terutama anak laki-laki, ada yang main game di pojokan, dan ada yang fokus membaca buku seperti sahabat nya Laila.

Matanya terfokus kepada Andrian yang sedang menggoda Linda, salah satu teman kelasnya dan  yang cantik dan mudah baperan. "Wih udah move on tuh sama Eliza?" sindir Rizal yang tak lain teman dekat Andrian dengan tertawa terpingkal-pingkal.

Eliza diam menundukkan pandangan. Bukan karena ia kecewa kepada Andrian, tapi karena satu kelas menatap dirinya.

"Gue juga punya hati yang pasti merasakan sakit setiap kali di tolak, gue nggak selamanya ngejar ngejar orang yang hatinya sama sekali nggak ada gue disana, buat apa gue perjuangin hati yang di dalamnya menyebut nama lain. Gue berhenti bukan berarti gue menyerah atau kalah, tapi karena gue tau diri gue nggak pantes buat dia."  ucap Andrian menatap Eliza sendu.

"Sok jual mahal lu, cantik aja nggak huu!" ucap Linda seolah menohok hatinya. Kenapa Linda berkata seperti itu bukanya selama ini Linda baik kepada diri nya lantas sekarang kepada dia seolah membenci dirinya.

Air mata kini tak bisa di bendung, rasanya sakit sekali di katain temen sendiri seperti itu. Laila juga berusaha menenangkan Eliza, namun tangis itu malah semakin menjadi-jadi.

"Gue akui lu cantik tapi mulut lu itu kayak lampir." olok Zahra tak terima sahabatnya di gituin. Karena sama sama tidak ada yang mengalah terjadilah adu mulut antara Zahra dan Linda.

Kontan Eliza menutup telinganya, dan berlari keluar dari kelas. Samar samar ia melihat seseorang. Eliza memeluk orang itu, ia tak peduli ada orang lain yang melihat ini, tapi ia hanya butuh ketenangan ia juga tidak tahu kenapa dirinya jadi cengeng seperti ini bukannya dirinya itu adalah perempuan yang kuat.

"Kamu kenapa nangis hmm?" tanya Arsen membalas dekapan istrinya. Tanpa mereka sadari kini banyak manusia yang menyaksikan mereka. Banyak yang berbisik-bisik .

"Dasar murahan tak tahu malu meluk-meluk guru sendiri"

"Cih memalukan, dasar Bitch!"

"Sama Andrian tadi sok jual mahal dan sekarang malah meluk gurunya sendiri dasar munafik." setidaknya seperti itu lah bisik bisikan dari mereka. Tentu itu membuat Arsen memanas ia tak terima istrinya di katain murahan dan semacamnya.

Eliza terus terisak apalagi mendengar bisikan-bisikan dari para siswa dan guru. Dan entah kenapa kepalanya mendadak pusing, dan tadi pagi ia sempat muntah muntah. Seperti orang yang lagi Morning Sickness. Ia juga teringat kalau ia belum dayang bulan. Tapi apa mungkin ia hamil? Kenapa tidak ia punya suami dan ia juga pernah melakukan itu. Aish... Ia kembali memegang kepalanya kini yang ada di sekitarnya seolah terbagi menjadi dua.

"Kalau tidak tahu apa-apa jangan bicara, kalian di sini untuk sekolah bukan? lantas mulut kalian kayak nggak pernah di sekolahin. Kalian boleh hina saya, caci maki saya atau ngerendahin saya. Asal jangan istri saya itu saja!"

Assalamu'alaikum Pangeran Impian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang