39. Assalamualaikum, Pangeran Impian (End)

5.1K 281 28
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

" Tentang sebuah takdir yang tidak pernah di duga sebelumnya membawa kita pada cinta yang sejati. Tentang segalanya aku belajar bahwa mencintai itu butuh perjuangan Terimakasih telah menjadikan aku satu-satunya di hidup mu, aku mencintaimu. Assalamualaikum, Pangeran Impianku"

~API~
-
-
-

"Maaf rapat hari ini harus di tunda terlebih dahulu. Saya permisi Assalamualaikum." ucap Arsen meninggal kan ruangan nya.

Pria itu berjalan dengan langkah lebar. Senyum terus mengembang membuat para staf dan karyawan berdecak kagum. Tak seperti biasanya bosnya ini menampilkan senyum secara cuma-cuma.

Bahkan banyak dari mereka yang berbisik-bisik menggosipin sang bosnya itu. Tak tahu apa kalau bosnya itu memiliki telinga yang setajam silet. "Saya mendengar nya!" ucap Arsen membuat mereka terdiam seketika.

Arsen berjalan dari lorong ke lorong, perusahaan yang besar membuat perjalanan terasa lama. Arsen semakin mempercepat langkahnya. Rasa bahagia sudah tidak dapat di bendung sekarang.

Setelah berhasil keluar dari gedung perusahaan milik nya itu, segera ia mengambil mobil dan membawa nya membelah jalan raya yang lumayan ramai. Namun tak seramai biasanya mungkin karena ini masih jam kerja. Hingga hanya butuh waktu satu jam Arsen telah sampai di tempat tujuannya.

Pria itu berlari memasuki gedung yang bertuliskan RS. Citra Medika. Yah, dia berada di rumah sakit dimana sang istri di rawat. Pria itu menghirup nafas banyak banyak dan kemudian ia hembuskan dengan perlahan.

Tangannya bergetar dan jantung yang sudah berdisko, kala ia memegang kenop pintu. Pria itu memejamkan matanya dan dengan perlahan ia mulai membuka pintu ruang inap ini.

Matanya ia buka secara perlahan-lahan. Dan air mata di buat jatuh membasahi pipinya. Pertama kali yang ia lihat adalah istrinya yang kini tampak bersandar di kepala ranjang, dan ada mamanya Jihan yang sedang menyuapi istrinya buah-buahan. Hatinya menghangat melihat ini.

Eliza sudah bangun dari komanya. Yah, sudah bangun dan ini adalah kabar terbaik yang pernah Arsen dengar. Dengan senyum yang masih mengembang pria itu melangkah kaki nya mendekati Eliza dan Jihan.

"Assalamualaikum"ucapnya.

"Walaikumsalam"  balas Eliza lirih.

Alhamdulillah, Arsen harus sujud syukur setelah ini. Pada akhirnya ia bisa mendengar suara lembut istri nya yang sudah tiga bulan ini tak ia dengar.

"Sepertinya mama mengganggu. Kalau begitu mama keluar dulu ya" ucap Jihan mulai beranjak dari kursinya namun di cegah oleh Eliza membuat Arsen memandang nya tanya.

Jihan tampak mengusap puncak kepala sang menantu dan terlihat juga mata yang sudah berkaca-kaca. Dan kemudian tetap melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan yang bernuansa khas obat obatan ini.

Kini hanya ada mereka berdua saja, hanya ada keheningan di antara mereka, dan karena rasa bahagia membuat Arsen susah untuk sekedar membuka suara. Terdiam dan hanya memandangi sang istri yang kini tampak memandang nya sendu. Dan air mata jatuh begitu saja dari pelupuk matanya. Membuat Arsen menggelengkan kepalanya "Jangan menangis jelek!" ucap Arsen tertawa namun membuat Eliza semakin terisak.

"Maaf!" lirih Eliza

"Tidak perlu minta maaf sayang, kamu tidak salah." balas Arsen lembut sembari mengusap air matanya yang menyenangi pipi Eliza.

"Tapi mas aku bukan ibu yang baik. Aku telah membuat anak kita meninggal hiks." balas Eliza

"Sudah kamu tidak salah, kamu tidak salah. Kamu ibu yang baik. Jangan seperti ini sayang."

Assalamu'alaikum Pangeran Impian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang