24. Masa lalu

1.5K 170 0
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

"Kata orang masa lalu bukan pahlawan jadi tak perlu dikenang. Tapi menurutku masa lalu ada sebuah memori yang sepantasnya kita simpan rapi dalam album yang dinamakan kenangan"

~Eliza Syakira Maharani~
-
-


"Kurang tiga bulan lagi kalian semua akan menghadapi Ujian Nasional, Kalian harus bersiap siap menghadapi peperangan yang sesungguhnya. Peperangan yang akan membawa kalian semua kemana, ibu berharap kalian bisa menghadapi peperangan itu dengan baik, dan lancar. Dan itu tentu membutuhkan perjuangan, yang dulu buka buku hanya kalau ada pr sekarang kalian harus rajin buka buku, belajar dengan giat. Bukan ibu saja yang akan bahagia melihat anak murid nya sukses, tapi orang tua kalian akan lebih merasa bahagia melihat anaknya bisa menjadi orang yang sukses.

Dan ibu juga berterima kasih kepada kalian karena kemarin kalian semua bisa melewati Tri out dengan lancar" ucap Bu Susi selaku wali kelas XII IPA 4.

Para siswa tersentuh dengan perkataan Bu Susi, apalagi Andrian dirinya seakan tersindir karena ia hanya membuka buku jika ada pr saja, atau malah meminta bantuan sih Mbah Google. "Andrian putra Budiman ini berjanji ke pada Ibu Susi yang cantik bahwa mulai hari ini saya akan rajin membuka buku" ucapnya lantang.

"Terimakasih karena udah bilang ibu cantik. Tapi kamu bukan hanya rajin membuka buku tapi rajin belajar, kalau buka buku saja kalian semua akan melakukan dengan rajin lalu kalian tinggalkan dan sibuk bermain Instagram." jawab Bu Susi membuat kelas yang tadinya sunyi menjadi ramai bak pasar Ayam. Para siswi seakan menyoraki si Andrian yang katanya tampan.

"Sudah kalian semua tenang, jangan rame kayak pasar Ayam di hari Senin."

"Kamu Eliza ikut ibu sebentar, ibu butuh bantuan kamu untuk membawa beberapa materi yang harus dipelajari untuk persiapan Ujian Nasional nanti"

Dengan senang hati Eliza melangkahkan kakinya mengikuti langkah sang Ibu guru yang kini membawanya ke dalam ruangan yang khas dengan para guru-guru yang sedang beristirahat atau mengerjakan tugas. Eliza melirik meja paling Utara disana ada Arsen.

"Owh ya Eliza ibu mau tanya sesuatu sama kamu"

"Tanya apa ya Bu?"

"Ibu denger dari para siswa dan guru lainnya kamu sering pulang bareng sama pak Arsen, memang kalian ada hubungan apa?" tanya Bu Susi dengan mensejajarkan langkahnya yang tadinya berada di depan.

"Em kami tidak ada hubungan apa-apa kok, memang kita sering pulang bareng karena rumah kita tetanggaan itu saja Bu" ucapnya dengan menggigit bibir bawahnya, ia terpaksa berbohong demi kebaikan dirinya, pasti jika orang orang disini mengetahui akan hubungan sebenarnya antara dirinya dan mas Arsen mungkin ia akan di keluarkan dari SMA Pelita itu, dan harapan nya untuk menggapai cita-cita akan pupus.

"Owh ibu kira kalian ada hubungan spesial. Karena Pak Arsen jika dengan para guru terkenal dingin dan tegas tapi jika dengan kamu Pak Arsen terlihat lebih hangat dan murah senyum." ucap Bu Susi dan Eliza hanya tersenyum mendengar kan.

"Aduh" ringisnya merasakan bahunya di senggol seseorang. Eliza dan Bu Susi sontak melihat siapakah pelakunya. Terlihat ada seorang laki-laki yang memakai seragam yang sama seperti yang Eliza kenakan, dan terlihat Gibran disana dengan beberapa tumpukan kertas yang kini berserakan di lantai, tentu saja Eliza tidak diam begitu saja ia membatu Gibran membereskan kertas yang berserakan itu, Ibu Susi juga turut membantu.

"Maaf ya Gibran." ucap Eliza menyodorkan kertas yang kini sudah rapi.

"Nggak papa lu nggak salah gua aja yang nggak lihat jalan karena ketinggalan Pak Ruslan tadi." jawab Gibran menyalahkan dirinya sendiri.

Assalamu'alaikum Pangeran Impian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang