17. Belajar Mencintai

1.8K 194 0
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

"Kini saya di uji cinta, yaitu di uji untuk belajar mencintai mu dan melupakan masa lalu saya. Tetaplah di sisi saya mungkin saya akan segera mencintaimu"

~Arsen Arshaka Keenandra~

"Bi masakan nya sudah siap. El panggil mas Arsen dulu ya" ucap Eliza

"Iya nyonya." balas Ijah

Saat mulai melangkah kan kaki, tiba-tiba saja Eliza dikagetkan dengan suaminya sudah berada di depan matanya.

"Good morning" ucap Arsen dengan senyuman. Eliza membelalakkan matanya apa dia tidak salah dengar? selama ia tinggal bersama Arsen Arsen tidak pernah menyapanya lah sekarang?

"Sini bi sarapan bareng!" ajak Arsen dan sekali lagi membuat Eliza membelalakkan matanya. Apalagi Ijah dia bingung dengan sikap majikannya yang menjadi ramah. Mereka bertanya-tanya apakah Arsen memiliki kepribadian ganda?

"Tidak tuan saya makan di belakang saja" tolak Ijah halus.

"Nggak papa kok bi di sini aja" timpal Eliza dan apa boleh buat akhirnya Ijah sarapan bersama majikannya, sebenarnya Ijah sedikit tak enak hati.

"Siapa yang masak?" tanya Arsen melihat bermacam hidangan tersaji di depan matanya.

"Bibi yang masak!" jawab Eliza cepat sebelum bi Ijah menjawab. Sekali lagi Eliza berbohong bahwa ini masakan bi Ijah, padahal semua hidangan yang tersaji adalah masakan Eliza. Ia berbohong agar Arsen mau memakan masakannya itu.

"Saya tahu ini masakan kamu." ucap Arsen setelah makan satu suap.

Eliza menggigit bibirnya ia tahu apa yang akan terjadi "saya tidak suka masakan kamu mending saya berangkat dulu" Eliza hapal dengan perkataan Arsen saat tidak mau makan masakannya. Namun feeling nya salah Arsen tidak berucap apa-apa dan makan dengan lahap.

Hanya ada dentingan sendok yang beradu dengan piring, tidak ada percakapan selama mereka sarapan. Setelah selesai sarapan Eliza segera mencuci piring kotor dan segera masuk ke kamarnya untuk bersiap pergi ke sekolah.

"Huh buku kimia El mana ya?" gerutu Eliza mencari dimana buku kimia nya berada. Ia mulai membuka laci dan buku kimia nya tidak ditemukan di sana malah kertas perjanjian itu yang ia temukan. Eliza mengambil kertas bertuliskan perjanjian ini kenapa setiap dia membaca isi kertas itu hatinya sakit, seolah ia tak pantas untuk sekedar berharap. Ia mengamati kertas itu dengan seksama hingga kristal bening berhasil jatuh menggenangi pipi putih nya.

"Eliza?" suara bariton seseorang mengagetkan Eliza, segera ia hapus air matanya dan menyebunyikan kertas perjanjian itu dibalik tubuhnya.

"Eh iya mas," balas Eliza menundukkan kepalanya takut ketahuan menangis, ia tak boleh terlihat lemah di depan suaminya itu.

"Kenapa nangis?" tanyanya dengan melangkahkan kakinya berjalan ke arah Eliza.

"Nggak papa." jawab Eliza lirih bahkan hampir tidak terdengar.

Arsen menyerobot kertas yang Eliza sembunyikan di balik tubuhnya itu. "Kamu menangis gara-gara ini?" tanya Arsen dengan menunjukkan kertas tadi.

Assalamu'alaikum Pangeran Impian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang