13 : Apaaaa?

15.8K 488 16
                                    

....

Jenata masuk kekamar mandi mengikuti Jayden, Jenata menatap Jayden yang mengisi air di bathtub. Jenata menanggalkan bra dan celana panjang beserta CDnya, mengikuti Jayden yang masuk ke bathtub.

Jayden tercengang beberapa saat, saat Jenata juga ikut masuk ke air bersamanya, tapi ia berusaha memasang wajah sedatar mungkin lagi.

"Kenapa mengikutiku?" tanya Jayden sinis, sumpah Jenata menyesali apapun yang ia lakukan terhadap Jayden tadi malam yang membuat Jayden marah padanya.

Tapi, Jenata dengan wajah tersenyumnya, "Aku hendak mandi, jika di pikir-pikir kita tidak pernah mandi bersama di bathtub." kekeh Jenata setelahnya.

Jayden tak membalas ucapan Jenata, "Jayden, jadi apa kesalahanku, sampai kau marah sebegininya?" rengek Jenata, "Harusnya, jika aku salah, tegur aku jangan di diamkan begini!" air mata Jenata menetes.

Jayden menegak ludahnya kasar, Jayden sebenarnya tidak ingin sejauh ini, sudah beberapa kali ia membuat Jenata menangis karna kebohongannya.

Jayden mendekat ke arah Jenata mengikis jarak di antara mereka, Jayden memeluk Jenata yang menangis sesegukan di pundaknya, Jayden lemah dengan tangis Jenata ia tak kuat lagi melanjutkannya.

"Diamlah, sayang." dengan lembut Jayden mengusap surai Jenata, tangis Jenata mereda. Jenata melepas pelukannya menatap Jayden dengan mata bekas air mata, Jayden mengusap air mata Jenata.

"Jadi apa kesalahanku?" tanya Jenata, sambil terus merengek, Jayden memeluk Jenata lagi.

"Kau tak memiliki kesalahan apapun, sayang." jawab Jayden, Jenata melepas pelukannya, "Jadi, kau hanya mempermainkanku begitu?" tanya Jenata, matanya memincing melihat Jayden.

Jayden mengangguk, "Bodoh! Aku sudah takut setengah mati! Aku fikir, kau seperti ini karna menyukai teman kencanmu itu!" Jenata menatap tajam Jayden yang hanya tersenyum bodoh.

Dalam otaknya Jenata memikirkan segala cara, membalas perbuatan Jayden padanya.

"Aku jika suka dengan seseorang, tidak main-main Jenata." Jayden kembali mengelus surai Jenata, Jenata menyentuh pipi Jayden dengan tangannya, "Aku hanya takut." ucap Jenata.

Jayden menggeleng, "Siang ini aku ada janji dengan ayah," Jayden menarik nafas kasar mengucap kata 'ayah', "Kenapa?" tanya Jenata.

"Karna aku meninggalkan calon jodohku." ungkap Jayden kemudian tertawa bodoh, Jenata membalik badannya dan menyender di tubuh Jayden.

"Jangan bilang kau berkata begini, "Jangan berharap akan pertemuan selanjutnya, jujur saja aku tak menyukaimu." itu sangat menyakitkan, Jay!" kekeh Jenata.

"Aku tidak sejahat itu!" jawab Jayden tak terima dengan tebakan Jenata, Jenata tertawa, "Tapi benar." akui Jayden kemudian.

"Aku juga pernah berkata seperti itu, saat hendak di jodohkan dulu, haha. Lebih kejam mungkin." Jenata sambil mengingat-ingat kejadian dulu.

"Kau pernah di jodohkan?" tanya Jayden.

Jenata mengangguk, "Saat SMA, aku hendak di jodohkan dengan CEO muda. Ku kira hidupku seperti cerita-cerita kebanyakan, yang akan menikah saat aku masih sekolah. Aku tidak membayangkan bagaimana aku nantinya." cerita Jenata,

MISS JENATA [Revisi Lagi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang