17 : Janji

11.9K 404 23
                                    

....

Jayden tersenyum senang saat pekerjaannya selesai, tugasnya tinggal menemui ayahnya saja lagi.

Tok..tokk..

"Masuk."

Algar masuk, "Anu, boss, jadi, anu boss..." Algar bingung harus mengucapkan bagaimana.

Jayden menatap Algar, agar mengatakan yang sebenarnya.

"Tadi ada yang mencarimu, mengaku-ngaku calon isterimu pada penjaga keamanan, ku fikir dia miss Jenata, jadi aku mendatanginya tapi bukan." Algar menjelaskan takut-takut Jayden marah padanya,

"Dimana dia?" Jayden tak yakin siapa itu, tapi ia berani bertaruh orang itu memiliki keberanian penuh saat mengatakan itu.

"Diruang tunggu. Dia cantik boss!" Jayden tahu sekarang itu siapa, pasti Adel.

"Aku akan mendatanginya, jangan bergmfikir yang tidak-tidak." Jayden tahu bagaiman mulut Algar bekerja, jika ada yang aneh atau ada kesalahan dari dirinya, tugas sekretaris harunya menutupinya tapi berbeda dengan Algar ia malah menyebarkannya.

"Boss fikir aku apa?!" kesal Algar, yang merasa tak seperti yang Jayden fikirkan selama ini.

Jayden tak menjawab dengan cepat ia mendatangi Adel, "Apa calon isteri?" tanya Jayden nampak meremehkan kata-kata itu. Jayden tak peduli di cap buruk sedemikian rupa, yang pasti ia tak ingin terlibat dalam perjodohan konyol ini.

Jayden masuk keruang tunggu, disana sudah ada Adel yang tersenyum menyambut Jayden.

"Aku tak peduli kau menganggapku apa, tapi sudah ku tegaskan padamu, aku tak tertarik pada perjodohan konyol ini." ucap Jayden tanpa basa-basi, Adel menganga tak percaya mendengar ucapan Jayden, ada yang sakit dalam dirinya dan itu ingin membuatnya menangis rasanya.

Jayden duduk di depan Adel, bibir Adel bergetar tak tahu harus berucap seperti apa, ia terlalu takut hanya untuk menyuarakan apa yang ia rasakan lagian Jayden tak mungkin tertarik dengan dia.

Adel menatap Jayden, "Tak bisakah, kau melihatku hanya untuk sekali?" tanya Adel berani, Jayden menggeleng, "Kau tau, aku sudah punya seseorang yang harus ku jaga." jawab Jayden melembut, melihat mata berbinar Adel membuatnya tak ingin kasar lagi. Karna ibunya juga perempuan.

"Tapi kita akan di jodohkan." jelas Adel, Jayden menatap Adel, "Kau tau, aku bisa menentangnya, jadi jangan sukai aku, aku tak bisa membalas apa yang kau rasakan." Jayden berbicara dengan lembut, kasar tak akan membuat gadis di depannya ini mengerti tentang keadaannya.

Adel meremas roknya, "Aku tak peduli, akan ku buat perjodohan itu terjadi." ucap Adel, tanpa memperdulikan tatapan Jayden padanya.

Jayden tak mengerti dengan jalan fikiran gadis ini, terlalu dangkal. Jika bahasa manusia sukit di terapkan dalam percakapan ini, tak ada lagi yang mampu Jayden ucapkan berarti.

Kadang Jayden berfikir, untuk apa kuliah di Universitas bergengsi dunia jika otaknya tak bisa di pakai untuk memahami situasi.

Jayden memikirkan segala cara, kemudian ia berdiri mendekatkan wajahnya ke wajah Adel, mengikis jarak antara mereka berdua, menumpukan tangannya pada senderan kursi yang Adel duduki.

MISS JENATA [Revisi Lagi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang