43 : Flashback Calvin

6.3K 305 11
                                    

......

Hembusan nafas diwajah Jenata membuat Jenata terbangun dari tidurnya. Jayden tersenyum menatap Jenata yang membuka matanya.

"Sejak kapan kau menatapku seperti itu?" ngeri Jenata, melihat Jayden yang tersenyum lebar.

Jayden menyuntuh pipi Jenata, "Aku kira, aku masih bermimpi." kekeh Jayden, kemudian mengecup bibir Jenata sekilas.

"Good Morning, honey!" gembira Jayden, sambil terus mengecupi bagian wajah Jenata.

Jenata tertawa, "Sebaiknya kau mandi kau tidak bekerja?" tanya Jenata heran. Dulu Jayden tidak bisa tidak bekerja walau sehari karena takut miskin.

Jayden tersenyum, "Aku tidak mungkin meninggalkanmu walau satu centi pun. Aku takut, kau menghilang." jawab Jayden. Jenata mengelus surai Jayden, "Yasudah bawa aku kekantormu." ucap Jenata enteng.

Jayden melongo, "Ayo kita mandi, kita harus kekantor!" ajak Jayden semangat. Jenata hanya terkekeh dan mengikuti Jayden.

......

Selesai mandi, Jayden dan Jenata berpakaian. Jenata terharu karena beberapa baju yang ia tinggal masih tersusun rapi dilemari Jayden. Air mata Jenata menetes, Jenata menangis lagi.

"Hiks.. Hiks.."

"Hei, kenapa sayang? Akhir-akhir ini kau sering menangis kenapa?"

Jenata menunjuk lemari yang penuh dengan bajunya. "Kenapa, kenapa itu masih ada disini?" tanya Jenata dengan sesegukan.

Jayden mengikuti arah yang ditunjuk Jenata, Jayden tersenyum. "Aku sengaja menyimpannya agar kehadiranmu selalu terasa disini." mendengar itu Jenata menangis kencang. Sungguh Jayden tak paham dengan Jenata sekarang.

Jayden mengusap air mata Jenata, "Berpakaian sayang, kurasa bajumu masih muat denganmu." pinta Jayden. Jenata mengangguk.

Setelah mereka berdua berpakaian Jayden duduk menunggu Jenata yang mengenakan sepatunya. Lagi-lagi Jenata merengek, melihat banyak sepatunya masih tertata rapi, dan tas-tasnya masih tersusun, begitupun boneka sapinya yang masih ada Jenata sungguh terharu. Kemarin Jenata tidak menyadarinya, setelah menyadarinya Jenata bersumpah akan terus bersama Jayden.

Jenata berlari memeluk Jayden dengan tiba-tiba, Jayden hanya membalas pelukan Jenata tanpa mengerti dengan ini.

"Nanti make up mu bisa luntur. Jika kau menangis terus." ingatkan Jayden pada Jenata.

Jenata mengangguk, dan melepas pelukan Jayden, Jenata mencium bibir Jayden sekilas. Membuat Jayden ingin membatalkan niatnya untuk kekantor.

"Sayang, ayo kita membuahi sel telurmu." ucap Jayden dengan sungguh-sungguh. Jenata terkekeh kemudian berjalan kearah pintu, "Ayo, aku seumur hidup belum pernah kekantormu." ucap Jenata, Jayden yang sadar segera mendatangi Jenata dan mereka berjalan berdampingan.

Di bassement sudah ada Algar yang menunggu, Jayden terlalu malas menyetir dan terlalu lelah untuk itu, jadi memilih Algar menjemputnya.

Jayden dan Jenata masuk, "Langsung kekantor?" tanya Algar bingung dengan keberadaan Jenata.

"Iya, katanya ada meeting penting." sahut Jayden.

Algar mengangguk dan melajukan mobilnya.


MISS JENATA [Revisi Lagi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang