09. Permintaan Orangtua dan Mertua

5.6K 258 4
                                    

Cinta sangat istimewa dan tanpa disadari, keistimewaan itulah yang membawa kita dititik ini.

Selesai memasak Alevan langsung mengajak orangtua dan mertuanya untuk makan malam bersama, hanya ada hening diantara mereka sampai Raka memecah keheningan.

"Ekhm...Alevan Alesha," panggil Raka.

Alevan dan Alesha yang sedang fokus makan langsung menoleh kearah Raka yang tersenyum kearah mereka.

"Kenapa, Pa? Makanannya gak enak?" tanya Alevan dan Alesha barengan.

Raka tersenyum kemudian menyenggol bahu Andara yang ada di sampingnya, Andara melihat kearah Raka dan mengernyitkan keningnya. Bukannya memberitahu apa yang ingin di katakan Raka malah bermain mata dengan Andara, mencoba memberitahu Andara sesuatu lewat gerakan mata.

"Kamu kelilipan bukan, Ka? Kok mata kamu ngedip-ngedip kaya gitu? Sini aku tiupin," kata Andara yang langsung mendekatkan dirinya kearah Raka.

Raka dengan cepat mendorong tubuh Andara supaya menjauhi dirinya lalu menatap kedua netra Andara dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

"Kenapa sih?" tanya Andara dengan kening berkerut.

Raka langsung memukul jidatnya karena sahabatnya yang sangat tidak konek ini, lalu Raka memilih membisikkannya ke Andara daripada dia harus naik darah dan asam urat cuman gara-gara Andara.

"Kamu inget gak sama yang mau kita omongin ke mereka berdua?" bisik Raka.

"Emang kita mau ngomong apa, Ka?" tanya Andara seperti orang bego tingkat akut.

***

Semua yang ada dimeja makan kini hanya bisa memperhatikan Raka dan Andara yang sedang sibuk dengan dunianya yang aneh.

"Oke biar aku aja yang bilang, daripada gak jadi" kata Raka yang sudah mulai kesal dengan sahabatnya.

"Alesha, kamu kapan kasih Papa dan Ayah kamu ini cucu?" tanya Raka yang membuat Alevan dan Alesha tersedak.

"Nah!!! Aku baru inget pas kamu udah ngomong, Ka! Iya, kapan kalian kasih Ayah sama Papa Raka cucu?" kata Andara.

Setelah minum Alevan menatap Papah dan mertuanya dengan tatapan aneh dan sedikit terbatuk-batuk karena efek keselek tadi.

"Ah Ayah sama Papa ini ngomong apaan sih? Aku sama Echa kan masih kelas sepuluh, dan belu lama nikahnya juga," kata Alevan.

Sebenernya kalo Echa udah siap juga gak masalah sih buat gue, eh mikir apaan sih lu, Van?. Batin Alevan.

"Iya, aku sama Alevan, kan masih sekolah" kata Alesha.

"Ya semoga aja Papa sama Ayah Andara ada umur, ya, biar bisa gendong cucu dari kalian" kata Raka sok dramatis.

Ini kok Papa jadi ikut-ikutan Ayah sih, jadi kek pemain sinetron pengantin dini aje. Batin Alesha.

Umur masih empat puluh kok udah mikir kek begitu. Batin Alevan.

Setelah makan malam selesai Raka dan Andara pamit pulang karena hari sudah malam.

"Yasudah, Ayah sama Papa pamit pulang dulu, ya" pamit Andara.

Alevan dan Alesha mengangguk dan tersenyum tipis lalu mencium punggung tangan Raka dan Andara, setelah mereka pergi Alesha membereskan semua bekas makanan mereka setelah itu dia masuk kekamar menyusul Alevan.

My Perfect Husband (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang