38. Wake Up!!!

5.4K 242 17
                                    

Bagaimana jika hatimu patah? Sakit bukan, bahkan untuk sekedar mengambil napas terasa sangat susah! Dengan itu. Nikmatilah apa yang sudah jadi pilihanmu.

"Kak...kok Ale belum bangun juga sih? Apa dia gak kangen sama gue? Apa dia...gak mau tahu soal dia bakal punya anak?"

"Sabar. Gue yakin kok Alevan bakal bangun dan dia pasti bakal seneng banget lo hamil Sha!"

Sudah terhitung dua minggu Alevan koma bahkan Arsha hampir menyerah dan hendak mencabut alat penopang hidup Alevan, keluarga pun sudah hampir parsah namun tidak dengan Alesha! Dia yakin bahkan sangat yakin Alevan tidak akan berani meninggalkan dirinya dan calon anaknya, amit-amit kalo itu sampe kejadian.

"Alesha" panggil Arsha yang sudah berdiri dihadapannya yang disampingnya ada Raidin.

Arsha menatap Alesha sayu dokter itu seakan ingin lari saja melihat Alesha seperti ini membuatnya tidak sanggup, Alesha langsung melepas pelukan Diana kemudian berdiri menatap Arsha dengan mata memerah.

"Om Raka, tante Alena sama...orangtua kamu udah setuju..." kata Arsha menggantung.

"Setuju apa?"

AUTHOR DEG-DEGAN WOY

Arsha menghela napas gusar menatap Raidin, Raidin yang merasa ditatap oleh Arsha tersenyum simpul sembari menepuk punggung Arsha membuatnya yakin.

"Kalo...kalo alat penopang hidup...Alevan dicabut" ujar Arsha berat hati.

Serasa disambar petir didalam gedung dada Alesha seketika sakit, yang ada dalam pikirannya sekarang kenapa bisa Raka dan Alena serta orangtuanya setuju? Tapi Alesha juga berhak menolak karena dia istrinya!.

"Enggak! Kak Arsha gak boleh cabut alat penopang hidup Ale! Gak boleh!" tolak Alesha bersamaan dengan cairan bening yang keluar dari kedua netranya.

Raidin langsung berdiri dihadapan Alesha dan memegang kedua bahu adiknya itu. "Mamah sama Papah emang udah setuju Sha, tapi lo yang harus tanda tangan surat persetujuan karena lo istrinya"

Alesha kemudian menatap Raidin dengan tatapan lekat dan berkata, "Kakak mau aku tanda tangan?...tapi aku gak mau dan gak bakal ada yang tanda tangan!" setelah itu Alesha langsung masuk kedalam ruang ICU.

***

"Ale...kamu bangun, ya sayang?" Alesha langsung mengambil tangan Alevan yang diinfus kemudian langsung dia taruh diperut ratanya. "kamu bangun! Bukan buat aku tapi buat dia Le!"

Terdengar suara kenop pintu terbuka yang menampilkan Arsha dengan perawat serta Raidin yang ada dibelakang mereka, Alesha tahu apa maksud tiga orang itu datang kesini dan sudah Alesha putuskan mereka tidak akan mudah membuat Alevan pergi dari sisinya.

"Kalian mau apa? Aku udah bilang aku gak akan tanda tangan surat itu!"

"Sha...inget selain Alevan itu suami lu, dia juga adek gue" ujar Raidin yang sudah berdiri disamping gadis itu. "jadi gue juga berhak tanda tangan persetujuan rumah sakit buat cabut alat penopang hidup Alevan!"

Plakk

Alesha langsung menampar pipi Raidin yang menimbulkan rasa perih yang menjalar kesekitar wajah tampan cowok jangkung berbadan proposional itu, Alesha langsung menunjuk Raidin dengan telunjuk tangannya menatapnya juga dengan tajam.

My Perfect Husband (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang