27. Sakit

5.1K 211 7
                                    

Jika saja melepaskan rasa semudah daun jatuh saat musim gugur, pasti rasanya sekarang jatuh lebih riang dalam melangkah.

"Echa"

Sontak kedua gadis itu menoleh kearah sumber suara, terlihat Alevan yang menggunakan kaos putih polos dan celana santainya sedang tersenyum entah untuk siapa.

"Kenapa Le?" tanya Alesha setelah detak jantungnya mereda.

"Ganti baju"

Alesha sadar kalau dia belum ganti baju dan segera dengan langkah cepat dia pergi kekamar untuk mengganti pakaiannya.

"Alevan tunggu!" teriak Annisa saat Alevan berbalik badan.

"Aku mau ngomong" lanjutnya.

Alevan menghela napasnya gusar kemudian dia berbalik dan menghampiri Annisa dengan menatapnya dingin.

"Kenapa?"

"Kamu sayang sama Alesha?"

Alevan mengernyitkan keningnya menatap Annisa dengan tatapan susah diartikan, selang beberapa detik Annisa memberanikan dirinya untuk menggenggam kedua tangan Alevan dan menatapnya dengan lekat.

"Maaf" kata Annisa sambil menundukkan kepala.

Alevan tersenyum miring melihat Annisa yang menundukkan kepalanya, dia tahu apa maksud dari kata 'maaf' itu, tapi sayang seribu sayang bukannya Alevan geer atau apa. Tapi dia tahu apa maksud lain dari datangnya Annisa ke kehidupan Alevan.

"Gak perlu minta maaf, kalo ujungnya bakal nyakitin lagi" kata Alevan datar.

Annisa perlahan mengangkat kepalanya menatap Alevan dengan lekat. "Kamu mau nerima aku lagi gak?"

Alevan terdiam sebentar menatap netra coklat gadis itu. Sama seperti Alesha tapi dia lebih suka menatap mata Alesha karena dia bisa merasakan cinta yang begitu besar untuknya.

"Please. Kita mulai dari awal lagi ya Van? Aku gak bakal buat kamu kecewa lagi" kata Annisa dengan memasang muka memelas.

Dalam otak Alevan hanya ada wajah Alesha sedang tersenyum manis padanya, sungguh apakah hati dan pikirannya sudah dipenuhi oleh nama Alesha Putri Andara?.

"Gue mau nerima lo lagi" jawab Alevan yang membuat kedua mata Annisa berbinar dan tanpa sadar dia memeluk erat Alevan.

Prakkk

"YA AMPUN! Mbak Alesha gak papakan? Ada yang luka?"

Alevan dan Annisa sontak menoleh kearah sumber suara, karena mereka mendengar seperti ada yang pecah.

***

"Echa?"

Alevan ingin menghampiri Alesha namun tangannya dicekal oleh Annisa, ditatapnya Annisa dengan lekat sementara Annisa menatap Alevan dengan tatapan memohon agar tetap disini.

"Maaf Nis tapi maksud gue, gue terima maaf dari lo dan bukan mau kembali ke elo" kata Alevan langsung menepis tangan Annisa.

My Perfect Husband (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang