10. Pertengkaran yang berujung kejujuran

5.8K 259 5
                                    

Ini bukan hanya tentang kamu, ini juga tentangku yang sudah jatuh kepadamu. Maka biarlah seperti itu.

Sudah jam sepuluh lewat tapi Alevan belum juga pulang, padahal dia sudah janji untuk tidak pulang larut malam. Semenjak libur sekolah seminggu lalu Alevan jadi pulang malam, entah apa yang suaminya itu lakukan.

Ceklek...

Atensi Alesha berubah saat pintu kamarnya terbuka menampilkan sosok Alevan, gadis itu menatap lelaki itu dengan tatapan datar.

"Dari mana aja kamu, Le?" tanya Alesha menatap Alevan sengit.

"Kamu belum tidur? Aku, kan udah bilang gak usah tungguin?"

Alesha menghela napas berat kemudian menghampiri Alevan, tatapan gadis itu terlihat begitu tajam dan Alevan merasa aneh jika Alesha seperti ini.

"Aku tuh khawatir sama kamu! Aku cemas!" kelakar Alesha membuat Alevan menghela napas berat.

"Khawatir? Kamu khawatir sama aku?" tanya Alevan menunjuk dirinya sendiri.

"Jelas aku khawatir sama kamu, aku ini istri kamu Alevan!" pekik Alesha membuat Alevan terkekeh geli.

"Istri? Buat kamu aku itu cuma sebatas sahabat, Cha." desis Alevan membuat dada Alesha sesak.


***

"Yasudahlah lagian kalo kamu khawatir sama aku kamu masih anggep aku sahabat" kata Alevan lalu langsung melenggang pergi.

"Aku sayang sama kamu, Le, sebagai istri sayang ke suaminya. Aku udah terima pernikahan ini, Le dan sejak kita nikah aku belajar buat cinta sama kamu," gumam Alesha yang membuat langkah Alevan terhenti.

Alevan langsung membalikkan badannya dan berjalan kearah Alesha dan memggang kedua bahu Alesha dengan erat.

"Apa kamu bilang tadi, Cha?!" tanya Alevan sambil memegang bahu Alesha erat.

Alesah terdiam sebentar dan menghela napasnya perlahan lalu menatap kedua manik coklat Alevan.

"Aku sa...yang sa...ma kamu, Le" jawab Alesha gugup dan sedikit gagap.

Alevan terdiam saat mendengar perkataan gagap istrinya namun sedetik kemudian Alevan memeluk Alesha sangat erat.

"Akhirnya kamu ngomong itu, Cha. Udah lama aku nunggu kamu ngomong kalo kamu sayang sama aku, kita sama-sama belajar, ya, Cha. Sama-sama belajar saling mencintai," kata Alevan memperat pelukannya.

Alesha menyambut pelukan Alevan dan disaat yang sama juga air mata Alesha pecah dan memperat pelukannya pada Alevan dan mengelamkan kepalanya didada bidang Alevan sambil masih terisak.

Saat dirasa Alesha sudah tenang Alevan melepas pelukannya dan menghapus sisa air mata Alesha sambil tersenyum tipis.

"Kamu jangan nangis lagi, ya" kata Alevan menghapus sisa air mata Alesha.

Alesha tertsenyum dan berusaha untuk tidak menangis lagi dan menatap netra Alevan dengan lekat.

"Kamu kemana aja, Le? Sampai semalem kamu gak pulang" kata Alesha.

"Aku lagi siapin kejutan buat kamu" jawab Alevan sambil mencolek hidung Alesha.

"Sekarang kamu tidur, udah malem," ujar Alevan mendapat anggukan Alesha.

Alevan hanya mangut-mangut dan dia meminta Alesha untuk menemaninya tidur karena dirinya sekarang sangatlah lelah gara-gara semalam dia tidak tidur sama sekali.

My Perfect Husband (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang