30. Empty

4.2K 211 6
                                    

Tentu saja kehidupan itu tidak pernah lepas dari rasa sakit yang selalu siap menancapkan goresan pisaunya setiap saat.

Berlin, Jerman

Alesha sedang termenung duduk didekat jendela melihat pemandangan yang sangat indah di Jerman, tapi hidupnya terasa hampa dan seperti ada yang hilang dari dirinya. Alesha tidak bisa mengelak kalau dia merindukan Alevan disisinya, dia merindukan saat Alevan mencium pelipis, kening atau pipinya dia rindu jalan-jalan mengelilingi Jakarta disore hari, dia rindu semua yang ada pada diri Alevan.

"Sha, kita bertiga mau ngomong sebentar sama lo" kata Jingga yang entah sejak kapan berdiri disampingnya bersama Riani dan Laura.

"Apa?" tanya Alesha menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong.

Jingga, Laura dan Riani menghela napas perlahan kemudian saling tatap ini berat bagi mereka untuk memberitahu tentang kondisi Alevan yang sekarang sudah seperti orang disiksa.

"Lo...harus....tahu Sha....keadaan Alev-"

"Ale lagi seneng, dia pasti lagi liburan sama Annisa sambil ngurus surat cerai kita Ra" kata Alesha memotong ucapan Laura.

Jingga memejamkan kedua netranya dan menggelengkan kepala untuk merendam emosinya pada Alesha, sungguh apakah Alesha tidak merasakan ada yang aneh? Apa dia tidak pernah sekalipun bertanya pada Aldiro, Angga atau Abian tentang kondisi Alevan? Sungguh Alesha berasumsi seolah Alevan tidak sakit ditinggal Alesha.

#skip

Jakarta, Indonesia

"Bodoh lu Van" umpat Aldiro sambil fokus membersihkan luka yang ada ditangan kiri Alevan.

"Gue tahu lo kehilangan Van. Tapi jangan sampe hilang akal juga kali! Lo pikir...dengan lo lukain tangan lo si Alesha bakal balik hah? Kaga!" ketus Abian menatap Alevan dengan tatapan susah diartikan.

Sementara Angga hanya diam memperhatikan dua sahabatnya itu. "Van, makan yuk. Lo 'kan dari kemarin belum makan liat tuh muka lu udah pucet" kata Angga.

Alevan hanya diam dia sekarang sudah seperti orang gila beneran, semua ucapan dari tiga sahabatnya tidak ia tanggapi sama sekali.

"Woy! Ngomong kek lo Van" kata Angga refleks memukul tangan kiri Alevan.

***

"Shh...sakit anjir!" ringis Alevan menatap sinis Angga.

"Heheh sorry Van, lagian gue ngomong lo gak tanggepin. Ya gue kesel reflek jadinya" kata Angga sambil menampilkan cengiran khasnya.

"Gue udah kasih tahu pilot pribadi lo kalo kita bakal ke Jerman besok" kata Aldiro.

Alevan hanya berdehem menanggapi ucapan Aldiro, setelah itu Angga, Aldiro dan Abian pamit pulang karena harus paking keperluan mereka untuk besok ke Jerman beberapa hari atau mungkin sampai Alevan bertemu dengan Alesha. Aldiro sudah memberitahu Angga dan Abian tentang keberadaan Alesha dan teman-temannya tinggal dimana dan mereka yakin Alevan akan bertemu dengan istrinya.

#skip

Berlin, Jerman

"Lo jangan bercanda Ra"

Laura menggelengkan kepalanya, kemudian Jingga mengambil ponselnya yang dia taruh diatas nakas dan memperlihatkan sebuah foto pada Alesha yang dikirim oleh Angga barusan.

My Perfect Husband (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang