14⏳P.W

356 49 5
                                    

Maaf jika ada typo🍎


⏳⏳


Perasaan memang tak bisa dipaksakan. Tetapi tak tahu juga tentang masa depan. Orang-orang hanya terlalu asik dengan dunia mereka, tanpa memikirkan perubahan pada dunia mereka nantinya. Perasaan bingung terus mengembang seiring banyaknya pilihan.

Sama halnya dengan Jungkook.

Laki-laki bermarga Jeon itu tengah dilanda kebingungan. Memberitahu Eunha bukanlah hal yang baik. Tetapi ia juga tak bisa menyembunyikannya.

"Aku telat?" Tanya gadis bermarga Jung yang baru mendaratkan dirinya pada kursi didepan Jungkook.

Menggeleng dan tersenyum, "Nggak, aku aja yang terlalu semangat ketemu kamu," ujar Jungkook.

"Oh ya, aku udah pesenin minuman kesukaan kamu. Diminum gih," imbuh Jungkook.

Tersenyum kecut, Eunha menarik tangan Jungkook dan menggenggamnya.

"Kenapa?" Tanya Jungkook.

"Apa ada sesuatu yang harus aku tahu dari kamu Kook?" Eunha tersenyum. Ia ingin mendengar kabar pernikahan itu langsung dari mulut kekasihnya ini.

"Sesuatu?" Jungkook tampak gelisah.

"Iya, apa ada?"

Menghela nafas, Jungkook tak mungkin mengatakannya. Ia menatap Eunha dalam, mengambil alih genggaman gadis Jung itu, dan bersiap berbicara.

"Eum..." tetapi lidah Jungkook seakan tak kuat mengatakannya. "Nggak ada kok," ucapnya akhir.

"Yakin?"

Jungkook mengangguk.

"Aku kira hubungan kita berakhir," lirih Eunha.

"Hey," Jungkook menatap Eunha lebih dekat, meskipun terhalang meja.

"Itu nggak mungkin,"

"Tapi Kook, kamu aja nggak mau ngasih tau aku tentang hal penting yang menyinggung hubungan kita," Eunha tak dapat menyembunyikan lagi.

"Apa yang harus aku katakan?"

"Kamu itu bodoh atau gimana?" Eunha berani mengatai Jungkook, "Aku pengen denger langsung tentang kabar pernikahan kamu sama SinB dari mulut kamu, bukan mulut orang lain!" Eunha tak dapat menahan tangisnya.

Jungkook terpaku. Sungguh, ia terkejut. Dari mana Eunha mengetahuinya?

"Aku rasa hubungan kita harus benar-benar berakhir," Eunha melepas genggaman tangan mereka, dan mulai bangkit.

Terdiam sesaat. Mencerna apa yang baru saja terjadi. Ada rasa tak mau kehilangan. Jungkook bangkit dan mengejar Eunha. Menarik tangan gadis Jung itu dan membawa tubuh mungil kedalam pelukan hangatnya. Merapatkan pelukannya, agar menghentikan beeontakan dari sang gadis.

"Hubungan kita nggak akan berakhir," ujarnya.

"Tapi-"

"Kamu tetap kekasihku, meskipun ada istriku nantinya,"

Jungkook egois! Kenapa mereka tak sadar jika ada seorang gadis yang sejak tadi mengikuti mereka? Bahkan gadis itu justru memiliki hak lebih atasnya. Jungkook memang egois! Sangat egois!





⏳⏳



Brukk.

"Oh, ma-maaf," ujar gadis Hwang saat tak sengaja menabrak seseorang.

"SinB?" Orang tersebut memastikan jika yang ia lihat adalah orang yang ia sebut namanya.

"Lo nangis?" Orang itu tampak tak percaya.

SinB menggeleng, "gue gapapa," ujarnya, lalu pergi.

Tetapi pergerakannya terhenti saat tangan kekar itu menahannya. Mati-matian SinB menahan tangisnya agar tak pecah. Cukup kejadian tadi yang membuatnya menangis, jangan ada tangisan lagi setelahnya. SinB benar-benar sedang ingin sendiri.

"Lepas," ujarnya.

"Gue nggak mungkin lepasin kalo lo dalam keadaan gini,"

"Please.." SinB menatap orang itu dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Hei. Meski kita nggak saling kenal dekat, seenggaknya gue tau lo, dan lo tau gue. Apa salahnya cerita?"

SinB menggeleng.

"Gue nggak maksa lo cerita, tapi gue nggak tega liat cewek nangis." Orang itu tetap keukeh menahan SinB.

"Lo tau? Gue paling benci liat air mata cewek. Lo kelihatan lemah," pancingnya.

Dan benar, gadis Hwang itu mudah terpancing. "Gue nggak lemah!" Ujarnya.

"Ya makanya, lo jangan keluarin air mata sialan itu,"

Tiba-tiba SinB melemah, ia malah menunduk dan air matanya kembali mengalir.

"Mau gue peluk?" Tawar orang itu.

SinB menggeleng, "Jangan"

"Kenapa?"

"Ada yang lebih berhak dari pada lo,"

"Siapa?"

"Calon suami gue,"

"Jeon Jungkook kah?"

SinB mengangguk.

Orang itu tersenyum. Salut dengan gadis didepannya ini. Ini adalah kali pertama mereka berbicara. Tetapi orang itu baru menyadari sisi lain dari gadis jutek yang sering ia lihat tak pernah memperdulikan sekitarnya.

"Apapun yang lo alami, gue yakin suatu saat lo pasti dapat balasan kebahagiaan yang lebih," ia tersenyum pada gadis Hwang dan menepuk pelan pundaknya.

"Makasih, Kim Mingyu," SinB tersenyum samar.







T. B. C.
Loh. Bukan Jaehyun:v
Okey, jan lup votenya🍎😊

Pada Waktunya⏳endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang