21⏳P.W

386 49 6
                                    

Maaf jika ada typo🍎



⏳⏳


Menatap barang-barang dengan tatapan datar. Jungkook sebenarnya malas, tetapi sang ibu terus memaksanya untuk memberikan oleh-oleh pada istrinya. Tentu saja Jungkook menolak pada awalnya. Tetapi ancaman ibunya membuat laki-laki Jeon itu mengalah.

"Ck, gue nggak tau seleranya." Gumam Jungkook.

Tetapi pandangannya tertuju pada sebuah kalung klasik yang memang beda dari yang lainnya. Kalung itu tampak sederhana namun cantik.

"Sederhana, tapi... cantik?" Jungkook tampak berfikir. "Cantik? SinB cantik?"

Sedangkan disisi lain, SinB sedang bingung ingin memberitahu Jungkook. Tetapi ia takut jika laki-laki Jeon itu tak percaya padanya. Perempuan Hwang tersebut memberanikan memasuki kamar sang suami. Ia menggeledah barang-barang milik suaminya dan menemukan sebuah kotak.

SinB membukanya perlahan. Ia menemukan sebuah tulisan tangan. Tetapi tiba-tiba saja kepalanya menjadi pusing dan membuat bayangan-bayangan kembali muncul. Bukan bayangan hitam, kali ini bayangan yang jelas. Tetapi hanya sepotong-sepotong.

"Eunha," gumamnya.

⏳⏳


Suara bel membuat SinB berlari kearah pintu. Ia baru saja selesai mandi. Ketika ia buka, tertampaklah sosok Eunha berdiri disana. Tadi SinB merencanakan bertemu Eunha, tetapi nyatanya perempuan itu dulu yang menemuinya.

Tanpa menyapa, Eunha langsung masuk dan menatap SinB tanpa ekspresi.

"Uni.." lirih SinB.

"Oh, kamu udah tau ternyata," ujar Eunha santai.

"Uni.. kenapa bisa tahu aku disini?" Tanya SinB.

Eunha terkekeh hambar. "Aku pacarnya Jungkook! Bahkan sebelum kamu nikah sama dia!"

SinB terdiam.

"Mbih, aku sayang sama kamu. Tapi aku mohon, lepasin Jungkook!"

Perempuan Hwang itu menggeleng, "nggak uni! Nggak bisa, aku sama Jungkook udah terikat, dan aku nggak mungkin lepasin dia,"

"Mbih... tapi aku mencintai dia,"

"Aku juga uni! Bahkan aku yang dulu berkorban buat dia!"

"Tapi aku lebih dulu menjadi pacarnya! Dan kamu merebutnya dari aku!"

"Itu bukan salahku, mungkin sudah takdir untuk kita berdua,"

Mereka sama-sama terdiam. Eunha tak menyangka jika SinB tak mau mengalah darinya. Sedangkan SinB cukup terkejut karena sepertinya Eunha sudah mengetahui tentang dirinya.

"Lalu, apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Eunha.

"Memberitahu Jungkook tentang semuanya," jawab SinB.

"Memberitahu semuanya, dan membuat Jungkook tak percaya? Bisa aja nanti kamu disebut ngarang! Aku yakin, dia lebih percaya sama aku Mbih.... jadi mundurlah,"

SinB menggeleng, "aku nggak akan mundur uni!"

"Jika itu pilihan kamu, maka ayo kita bersaing. Pilihannya berada ditangan Jungkook nanti. Dan aku yakin, Jungkook lebih memilih aku,"

SinB tersenyum. "Kamu benar-benar jahat uni, kamu udah berusaha bunuh aku, dan sekarang kamu berusaha bunuh perasaan Jungkook,"

"Maaf Mbih, aku udah kasih kamu pilihan. Mundur dan kita damai, atau maju dan mari bersaing." Ujar Eunha dan langsung keluar dari apartemen itu.

_

"Abis ngapain kamu?" Tanya seseorang yang bertemu Eunha di lift.

"Bukan urusan kamu!" Ketus Eunha.

"Kapan kamu menyadari perhatianku?" Ujar laki-laki itu.

"Bukannya aku udah bilang, aku cintanya sama Jungkook,"

"Mencintai seseorang yang sudah beristri? Nggak salah?"

"Kamu bisa diam nggak sih?! Aku muak diikuti kamu terus!"

"Kalo gitu, aku juga muak liat kelakuan kamu!" Laki-laki itu menatap dalam Eunha. Tatapan yang tulus dengan perasaan. "Mundur Eunha, sadar! Dia saudarimu, mereka sudah dipertemukan kembali, dan kini mereka bersama. Tapi kenapa kamu ganggu mereka?"

"Aku nggak perduli!"

"Semua tingkah lakumu nggak sesuai sama wajah polosmu. Kamu penipu yang handal. Eum... sangat disayangkan sih," laki-laki itu tersenyum miris.

Eunha terdiam. Laki-laki ini benar-benar membuatnya muak.

"Aku kecewa Eunha, tapi aku harap kamu sadar akan perasaanku yang jauh lebih tulus dari pada Jungkook," ujar laki-laki itu dan keluar dari lift lebih dahulu.

Eunha juga keluar, tetapi ia berhenti. Sudah berkali-kali ia menolak laki-laki itu. Berkali-kali juga ia berbuat cuek dan tak menganggapnya. Tetapi kenapa laki-laki itu terus ada setiap hari? Selalu memberi Eunha nasehat dan selalu mengungkapkan perasaannya. Apa dia tidak lelah ditolak terus?







T. B. C.
Silahkan memberi votenya:)🍎

Pada Waktunya⏳endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang