Maaf jika ada typo🍎
⏳⏳
"Gimana? Sakit kan?" Ujar sebuah suara membuat Eunha yang tadinya menunduk, kini menatap orang itu.
"Mingyu" lirihnya.
"Sakit?" Tanya Mingyu yang kini duduk di samoping Eunha.
Tak dapat menahan lagi, Eunha menangis dengan menutup kedua matanya.
"Banget.... sakit banget...." ujarnya ditengah tangisannya.
"Tapi nggak sesakit yang saudari kamu rasain,"
Eunha mengangguk masih dengan posisi yang sama. Benar-benar menyesali semua perbuatannya. Mingyu sadar, ia pun menarik tubuh Eunha ke dalam pelukannya. Membuat perempuan itu menangis sejadi-jadinya hingga menyebabkan bajunya basah.
"Aku jahat Gyu, aku jahat...." ujar Eunha dengan sesenggukan.
"Kenapa aku bisa sejahat itu, Mingyu?" Ujarnya menyesal.
Mingyu hanya diam. Karena ia pun dapat merasakan penyesalan dalam kalimat tersebut. Yang dapat ia lakukan hanya menenangkan Eunha. Melihat orang yang ia sayangi serapuh ini, membuat Mingyu juga ikut merasakan hal yang sama.
Setelah lama berada dalam dekapan Mingyu, Eunha melepaskannya, lalu menatap Mingyu.
"Kamu mau kan bantuin aku?" Tanyanya memohon. "Aku mohon... aku tau, kamu kecewa. Tapi bisa kan, kamu bantu aku? Aku nyaman sama kamu Mingyu, dan satu-satunya harapan aku cuma kamu,"
Eunha kembali meneteskan air matanya. "Bahkan ibu aku sendiri nggak peduli sama aku,"
Mingyu mengulurkan ibu jarinya untuk menghapus air mata Eunha. Menatap mata sembab itu, dan tersenyum manis.
"Jika kamu bisa jadi lebih baik, aku akan bantu kamu,"
Tak dapat lagi berkata-kata, Eunha berhambur ke pelukan pria Kim didepannya itu. Mengucap kata terima kasih berkali-kali, dengan air mata yang terus mengalir.
⏳⏳
Meskipun masih dengan takut-takut, SinB menerima uluran tagan Jungkook yang kini membantunya berdiri karena terpeleset di kamar mandi.
Setelah SinB berdiri, Jungkook segera menggendong istrinya itu, dan dibaringkannya di kasur. Mengulurkan tangan untuk membelai wajah sang istri, dan mengunci pandangannya.
"Sakit?" Tanyanya.
SinB mengangguk apa adanya.
"Bagian mana?" Tanya Jungkook.
SinB menggeleng.
Menghembuskan nafasnya frustasi, Jungkook kini menempatkan diri berbaring disampingnya. Menatap lekat manik SinB, dan memeluk tubuh itu.
"Mbih, dengerin aku. Tolong kamu lupain semua yang dulu-dulu. Kamu tau, aku menyesal melakukannya. Aku nyesel nyakitin kamu. Aku minta maaf,"
SinB terdiam.
"Semua itu emang fatal banget kesalahannya. Jadi, jangan bikin aku terus menyesal semur hidup. Aku sayang kamu, aku juga nggak mau nyakitin kamu,"
Lagi-lagi perempuan bermarga asli Hwang itu terdiam. Tak berniat membuka mulut untuk menanggapi ucapan suaminya.
Cup.
Satu kecupan mendarat lama dikening SinB. Membuat SinB yang awalnya terkejut, kini mulai merasa tenang karena tangan Jungkook juga bergerak mengelus halus surai panjangnya.
Sangat lama mereka berada di posisi seperti itu, akhirnya Jungkook menyudahinya. Laki-laki itu menatap lekat manik istrinya, dan merapatkan tubuh mereka.
"Apa yang terjadi kemarin-kemarin, ayo kita lupakan. Oke? Kita harus bahagia untuk calon anak kita," Jungkook tersenyum meyakinkan.
Mendengar kata 'calon anak', membuat hati SinB menghangat. Benar, akan ada nyawa lain dalam tubuhnya. SinB pun mencoba menatap Jungkook dan menghilangkan rasa takutnya.
Sedangkan Jungkook terus menatap SinB dengan tatapan meyakinkan. Ia junga menggunakan tangannya untuk terus betgerah membelai lembut surai panjang milik istrinya.
"Jeon Eunbi, kamu bisa percaya sama aku sekarang?" Jungkook berkata lembut.
"Kamu bisa kan, mempercayai calon ayah dari anak-anak kita nanti?" Jungkook tersenyum.
Dengan kaku, SinB mengangguk. Ia harus berusaha. Bukankah ia mencintai Jungkook? Tapi kenapa ia malah seperti ini sekarang? Bukankah seharusnya ini adalah hal yang baik untuk rumah tangga mereka kedepannya? Ya! SinB harus yakin.
Tangan Jungkook terulur untuk menggenggam erat tangan istrinya. Menariknya, hingga mendaratkan kecupan pada punggung tangan kanan yang halus milik istrinya. Membuat SinB mengulum senyumnya.
"Ayo kita memulai dengan yang baru. Aku janji, semua yang terjadi dulu nggak akan pernah terjadi untuk nanti," Jungkook terus meyakinkan istrinya agar bebar-benar percaya, dan tak membuat rasa bersalahnya mendominasi.
"Aku pegang janji kamu," SinB tersenyum.
Gejolak kebahagiaan Jungkook rasakan. Dengan erat, ia memeluk SinB dan mengecup bibir istrinya berkali-kali sambil mengucap kata terima kasih.
Ekhem.
T. B. C.
Jangan lupa tinggalkan vote dan komennya:)🍎
KAMU SEDANG MEMBACA
Pada Waktunya⏳end
Fanfiction⏳⏳ ✔ Semua itu memang berdasarkan waktu. Tapi, apakah akan berakhir dengan indah? Entah. Kita tak akan tahu tentang misteri hidup. _______ Jangan lupa vote nya guys🍎