Rindu

337 29 0
                                        

Dua hari telah berlalu....
Rizky sama sekali tak pernah mengirimkan pesan kepada Asyiela. Gadis itu selalu menunggu sebuah pesan masuk bertuliskan namanya. Ya nama orang yang selalu mengisi hari-harinya. Seseorang yang telah bersinggah di hatinya dan selalu membuatnya nyaman.

Asyiela rindu kepadanya. Mungkin perasaan rindu tak akan pernah terlukiskan dengan apapun dan juga tak bisa diungkapkan melalui apapun. Salah satu obat rindu yaitu bertemu dengan sang pembuat rindu.

Tetapi Asyiela mempunyai cara tersendiri untuk menuliskan rasa rindunya kepada Rizky melalui sebuah coretan pena.

Semburat Rindu
Aku hanya menginginkan satu
Bertemu denganmu
Melepas rindu yang menggebu

Itulah coretan pena yang mengungkapkan tentang betapa rindunya Asyiela dengan sosok seseorang yang telah dikaguminya dari dulu.

Di tempat lain, Rizky juga sedang melamun memikirkan Asyiela. Ia sangat nyaman jika bersama dengannya. Tetapi sampai sekarang Rizky masih belum mampu mengutarakan perasaannya kepada gadis cantik itu. Biarlah waktu yang menjelaskan itu semua.

Rizky ingin mengirimkan pesan untuk Asyiela agar rasa rindu itu hilang. Tetapi apalah daya, sinyal menjadi penghalangnya. Berulang kali ia keluar masuk rumah hanya demi mencari sinyal untuk mengirimkan pesan kepada dambaan hatinya.

" Ih, ini kenapa sinyalnya susah banget sih. Mana udah dua hari nggak buka WhatsApp lagi." Gerutu Rizky di teras rumah neneknya.

" Ada apa sih kak?" Tanya Aisyah.

" Ini nih daritadi nyari sinyal nggak ada."

" Nyangkut kali di pohon."

" Kamu mah udah tau kakaknya kesusahan gini malah digituin. Ponselmu ada sinyal ngga?"

" Sama kak, adek aja sampai nggak bisa buka WhatsApp."

" Ada apa ini kok kayak kesel gitu?" Tanya mamanya.

" Ini Ma disini ngga ada sinyal terus Kak Rizky ngga bisa ngirim pesan ke doinya." Jawab Aisyah tanpa rasa bersalahnya.

" Doi?" Tanya mamanya kebingungan.

"Iya doi ma. Dia orang istimewa."

" Oh. Anak jaman sekarang ya singkatannya ada-ada aja. Btw doi kakak yang namanya Asyiela itu ya?"

" Nggak kok Ma. Dia cuma temen kok."

" Nggak Ma, kak Rizky bohong itu Ma. Kak Syila itu doinya kak Rizky."

" Ish ngawur kamu." Jawab Rizky dengan tatapan tajam yang mengarah ke Aisyah.

" Nggak papa kali Kak. Jujur aja sama Mama, lagian Syila anaknya baik kok."

" Nah ini nih udah dapet lampu hijau. Haha."

" Ih apaan sih. Oh iya kita rencananya mau pulang kapan,Ma?"

" Insyaallah sekarang. Itu tinggal nunggu papamu."

" Emang papa kemana Ma?"

" Biasa ngobrol sama temen lama. Kan udah lama kita ngga kesini."

" Iya sih Ma."

"Nanti siang juga udah pulang kok."
Tiba-tiba papanya Rizky muncul dari dalam rumah.

" Ini kenapa kok pada bahas pulang. Udah mau pulang sekarang?"

"Iya pa, Rizky udah ngga betah katanya nggak ada sinyal terus nggak bisa chattingan sama gadis yang waktu itu."

" Oalah jadi gitu. Yaudah kalau mau pulang sekarang langsung beres-beres aja."

" Okee."

•°•°•

ASYIELA ( Tahap Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang