Tanah masih basah. Bau khasnya menyeruak masuk ke hidung. Setetes demi setetes air hujan masih berjatuhan melewati daun yang masih basah. Di halaman rumah yang luas itu mobil avanza putih sudah terpakir dengan rapi. Rumah itu sendiri tampak ramai karena kedatangan tamu satu jam yang lalu.
Di taman belakang rumah. Meja dan kursi sudah tertata rapi.Lampu-lampu dan lilin dinyalakan menambah kesan klasik dan romantis. Asyiela, Zahril, dan Rizky sudah siap dengan jagung masing-masing, sedangkan orang tua mereka sedang mengobrol entah apa yang dibicarakan. Asyiela tampak serius dalam membakar jagung agar nantinya jagung bakarnya tidak hangus begitupun dengan Zahril dan Rizky.
" Dek."
" Heh iya, ada apa kak?"
" Kamu ambil sosis dan ayamnya gih. Itu jagungnya udah mau matang semua."
" Iya kak."
Setibanya Asyiela di meja, ia segera mengoleskan mentega di sosis yang telah ditusuk agar nantinya sosisnya tidak hangus. Dengan teliti dan sabar ia mengolesinya satu persatu. Rizky yang melihat itupun berniat untuk membatunya.
" Ril, Syah, ini jagain ya. Biar gue bantu Asyiela dulu."
" Iya deh, sono. Jangan ambil kesempatan dalam kesempitan ya."
" Okee siap."
Rizky segera menghampiri Asyiela.
" Aku bantu boleh?"
" Nggak usah kak, aku bisa kok."
" Udah gapapa sini aku bantuin."
" Makasih kak."
Asyiela segera menyelesaikan tugasnya bersama dengan Rizky. Sesekali Rizky mengoleskan mentega ke wajah Asyiela.
" Nah kena."
" Kakak ih nyebelin. Jadi cemong gini kan."
" Hahaha."
" Nah kena juga. 1 sama."
Rizky pun menghentikan tawanya karena Asyiela berhasil mengoleskan mentega ke wajahnya. Orang tua mereka berdua hanya bisa menahan tawa melihat keduanya tampak sangat akrab.
" Wah kalau gini aku jadi inget masa-masa muda dulu." Ucap Reina.
" Iya sama. Kayaknya mereka berdua cocok ya." Jawab Rena.
" Kamu mah bisa aja." Sahut Reina.
Selesai mengoleskan margarin ke sosis, Asyiela dan Rizky segera menghampiri Zabril seraya membawa senampan sosis yang telah siap untuk dibakar.
" Kak, nih udah siap. Kita bakarnya bareng-bareng aja ya."
" Okee."
" Aisyah mau ikut bakar nggak?"
" Boleh kak."
" Itu bakarnya sambil dibolak- balik biar nggak gosong."
" Iya kak."
30 menit telah berlalu. Akhirnya semua sudah siap. Sosis bakar, jagung bakar, dan ayam bakar sudah tersaji di atas meja. Mereka berkumpul membentuk lingkaran mengelilingi meja.
" Nah berhubung semua udah siap, kita mulai aja ya acara syukurannya. Berhubung anak kita mendapatkan nilai yang bagus di sekolahnya, maka kita adain acara ini. Silahkan dinikmati."
" Terimakasih banyak lho, Pak." Ujar Hariz-papanya Rizky.
" Iya gapapa, langsung makan aja nggak usah malu-malu."
" Oh iya, lha ini anak-anak malah pada kemana?"
" Biasa, mereka makannya di gazebo."
" Owalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
ASYIELA ( Tahap Revisi )
Kısa Hikaye" Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah banyak kesabaran ( yang kau jalani ), yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit. - Ali bin Abi Thalib. Rizky Hariz Pratama adalah cowok yang dingin dengan seseorang yang bel...