Part 1

4.5K 646 117
                                    

Selamat membaca, jangan lupa tekan bintang di ujung kiri handphone kalian ya, biar saya semangat update!

***

"Flora Lazslo!" teriak lelaki menyebalkan dari halaman rumahnya. Tabiatnya tidak pernah berubah, selalu berteriak-teriak padahal ia sudah mendengarnya dari tadi.

"Gausah teriak-teriak Moses Lazslo! Gue 'ga budeg!" cerca Flora yang sedang mengambil beberapa pakaian dan barang-barang yang menurutnya penting. Hari ini, keluarga Flora sedang bersiap-siap menuju rumah neneknya yang berada jauh dari tempat mereka tinggal. Flora menyiapkan batinnya untuk tidak mengeluh karena konon tidak ada sinyal di sana, tapi ia tidak terlalu percaya.

Sekarang beberapa pakaiannya sudah rapih ditata di koper kecil, ia tinggal menyiapkan tas gendongnya untuk memasukkan barang-barang kecil seperti skincare, airpods, powerbank, tongsis, buku diari dan kamera.

Setelah dirasa selesai, ia turun menyusuri anak tangga sambil menggerek kopernya dan membawa kunci yang ditaruh di atas nakas. Karena Flora yang paling telat, jadi ialah yang mengunci rumahnya dan memastikan rumahnya benar-benar terkunci.

"Ngapain aja sih lo? Lama bener!" protes Moses yang sudah berkacak pinggang di depan mobil. Ibu dan ayahnya sudah berada di dalam mobil.

"Gue bawa power bank, kamera, tongsis, airpo-"

"Buat apa sih? Emang lo tau di sana seindah apa?"

"Dih ya suka-suka gue," Flora langsung masuk ke dalam mobil di kursi belakang bersama Amaya ibunya. Begitupun Moses, ia duduk di kursi depan samping ayahnya yang menyetir.

"Udah siap? Nggak ada yang ketinggalan 'kan?" tanya John Lazslo yang merupakan ayah dari Flora.

"Udah!" teriak Flora, Moses dan Amaya serentak. Amaya Valencia adalah ibu dari Flora dan Moses yang cantik bak bidadari, selalu terlihat awet muda padahal umurnya sudah berkepala empat.

"Flo, di sana cuma hutan doang loh!" goda Moses.

"Berisik lo, lo cuman mau manas-manasin gue 'kan?!" protes Flora.

"Beneran, Flo. Lo 'ga tau sih, 'kan lo dulu waktu ke rumah eyang waktu masih kecil dan masih imut, 'ga kaya sekarang yang kaya preman kampung," kekeh Moses yang dihadiahi pelototan dari Flora.

Umur Moses memang berbeda jauh dengan Flora, Moses sudah kuliah semester tujuh dan Flora masih kelas satu SMA. Dan beginilah mereka, bertengkar setiap saat tanpa henti. Moses memang senang melihat Flora kesal, tambah lucu katanya. Walaupun begitu, Moses tetap menyayangi adik satu-satunya itu.

"Gue sumpel ya mulut lo!" Flora sudah bersiap menyerang Moses, hanya saja niatnya digagalkan oleh Amaya. Moses menjulurkan lidahnya meledek Flora.

"Heh sudah sudah," lerai Amaya yang kini menenangkan putrinya dengan mengelus rambutnya yang panjangnya sepinggang.

"Hati-hati ya Flo!" Moses tidak menyerah menjaili Flo tapi Flora tidak mau ambil pusing sekarang.

"Bodo!" Flora mengabaikan Moses, ia membuka handphone-nya yang sudah penuh oleh chat dari grup sepersekutuannya.

Grup Ghibah Berprestasi ♪┌|∵|┘♪

Kei : Pada liburan ke mana woi?

Nanda : Gue ke Bandung sih.

Fani : Gue rebahan aja di kamar.

Caca : Gue juga ga ke mana-mana

Ita : Gue di rumah, btw si Flo belum muncul nih?

The Chosen Eyes ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang