Halo jangan lupa meluangkan waktu untuk menekan bintang harapan atau memberi pesan, kritik dan saran ya!
Happy Reading ❤️
"G-gue dimana?" Kakinya gemetar hingga tidak sanggup lagi untuk berdiri. Ia segera membuka tas selempang miliknya dan mengambil handphone-nya.
Tidak berfungsi! Flora semakin frustasi dengan kenyataan. Tidak jauh dari tempat berdirinya, ia melihat sebuah buku tergeletak. Buku yang tadi ia buka di perpustakaan bawah tanah. Rasanya ia ingin sekali merobek buku itu, karena gara-gara buku itu ia sekarang terlantar di tempat ini.
Tapi niatnya terkikis begitu saja ketika ia ingat mungkin dengan buku itu ia bisa kembali ke tempat seharusnya ia berada, atau mungkin di buku itu tertera sebuah peta atau petunjuk di tempat yang ia pijak saat ini.
Flora segera memasukkan buku itu ke dalam tasnya beserta handphone-nya yang sudah tidak berguna sekarang. Beruntung sekali, ia membawa sebagian barang-barang penting seperti skincare, setidaknya ia masih bisa merawat diri di sini.
Terus gue harus apa sekarang? gumamnya.
Flora sekarang hanya bermodal celana jeans panjang, kaos pendek dan hoodie yang melekat pada badannya beserta tas gendong yang hanya membawa barang-barang kecil, bahkan ia bingung apa yang harus ia kenakan nanti ketika baju yang sekarang ia kenakan kotor.
Srekk srekk
Suara itu membuat Flora tersadar dari lamunan, "Siapa di sana?!" teriak Flora pada suara-suara mengganggu di balik semak-semak.
Srek srekk
"Jangan macem-macem sama gue!"
Srekk srekk
Muncullah seorang lelaki yang ia tebak seumuran dengannya, membawa panah, berbaju kaos longgar dan celana pendek. Setelah dilihat-lihat, lelaku itu memiliki mata berwarna hijau muda yang sangat bening.
"Siapa kau?" tanya lelaki itu melihat ke arah Flora dengan tatapan menyelidik dan aneh.
"S-siapa lo?" Flora balik tanya dengan suara yang gemetaran. Mungkin Flora tidak takut hal-hal mistis tapi ia takut orang jahat yang bisa saja membunuhnya.
"Lo?" Lelaki itu mengangkat sebelah alisnya, "Apa itu lo? Apakah lo itu namamu?"
"Gue Flora," cicit Flora. Laki-laki itu mendekati Flora, membuat Flora semakin ketakutan dan malah menjauh dari posisi sebelumnya.
"Gue?"
Kayanya dia 'ga ngerti bahasa modern, gumam Flora.
"A-aku Flora," cicitnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa Flora masih sedikit takut dengan orang yang ada di hadapannya kini.
"Oh hai, aku Ace!" Lelaki itu mengulurkan tangannya pada Flora, alih-alih menyambut uluran tangannya, Flora malah semakin mundur menjauhi lelaki itu, "Tidak usah takut, aku anak baik-baik!" Kini lelaki itu memamerkan senyumnya yang lebar, senyumnya meruntuhkan ketakutan Flora.
Akhirnya Flora menerima uluran tangannya dengan ragu-ragu, ia merasa sangat aneh dengan apa yang menimpanya hari ini. Rencana liburannya gagal total. Ia malah terjebak di dunia antah-berantah seperti ini.
"Sedang apa kau di sini, Flora?" tanya Ace begitu saja, "Dan pakaianmu ... aneh sekali," selidiknya sambil mengamati Flora dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"A-aku juga tidak tahu kenapa aku ada di sini," papar Flora jujur.
"E-eh tunggu," sanggah Ace yang kini memandang wajah Flora tepat di matanya, Flora yang menyadari akan hal itu menghindar dari tatapannya, "Apa yang sedang kau lakukan?" protes Flora.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chosen Eyes ✔️
FantasyFollow sebelum membaca ya! ^^ Fantasy-Minor Romance Dia adalah orang diramalkan, tapi takdirnya begitu membingungkan. Apakah ia akan terjebak dalam iris matanya yang hitam dan membuat kehancuran? Atau menciptakan kedamaian dengan iris matanya yang b...