Halo jangan lupa meluangkan waktu untuk menekan bintang harapan atau memberi pesan, kritik dan saran ya!
Happy Reading ❤️
°°°°°°°°°
Bagai mimpi buruk yang menghatam di siang bolong, tim tiga dan tim lima kelimpungan dengan hilangnya Flora di sisi mereka. Rencana diskusi bersama yang baru saja mereka rancang batal begitu saja dan memutuskan kembali ke akademi untuk melaporkan hilangnya Flora kepada Master Silas.
Sayangnya, dia sudah tidak ada di akademi. Mereka juga tidak tahu di mana tempat Master Silas biasa berada karena dia adalah orang yang cukup misterius. Selain itu, tidak ada orang yang berani berbicara pada Master Silas selain Flora yang memang dari awalnya saja tidak tahu malu.
Satu-satunya tempat mereka mengadu untuk saat ini hanyalah Lord Ermir atau pasukan istana, walaupun bisa dibilang kemungkinan menemuinya sangat kecil bagi orang kecil seperti mereka walaupun sebagai falcon.
Dengan suasana hati yang masih buruk dan terkejut atas kejadiaan naas yang baru saja menimpa mereka barusan, mereka bertujuh bersama-sama menuju istana dengan teleportasi.
Sampailah mereka di halaman istana. Istana tampak ketat sekali dengan pengawalan, berbeda dengan sebelumnya. Prajurit istana berjaga-jaga di setiap sudut istana sehingga akan menyulitkan mereka yang hendak menyampaikan informasi dengan buru-buru.
Bahkan dari tempat mereka berdiri saat ini, mereka dapat melihat para prajurit itu mulai siaga mengangkat senjatanya.
"Diam di tempat! Siapa kalian?" teriak salah satu prajurit muda yang tiba-tiba menunjukkan senjata pada mereka dari jarak yang lumayan jauh.
"Kami falcon tingkat I, ingin menyampaikan sesuatu," jawab Odette.
"Cih, bodoh! Apakah mereka tidak bisa membedakan warga biasa dengan falcon yang akan berpakaian resmi seperti ini?" cibir Amaris sebal.
Prajurit muda itu kemudian berjalan mendekati mereka. "Ada perlu apa kalian ke mari?"
Odette geram dibuatnya lalu berkata. "Ada yang ingin kami sampaikan pada Lord Ermir, izinkan kami menemuinya!"
Walaupun itu tetap saja mustahil.
"Tidak ada yang boleh bertemu dengan Lord, keadaan istana sedang rumit."
Emosi Ace tersulut. "T-tapi kami ingin melaporkan sesuatu kepada Lord!"
"Katakan saja pada kami!" sentak si prajurit yang membuat emosi Ace dan teman-teman lainnya ikut tersulut.
Melihat situasi yang memburuk ditambah teman-temannya yang tidak dapat berpikir jernih, Hayden akhirnya membuka suara.
"Baiklah, akan kutitipkan informasi ini pada kalian. Semoga kalian penyampaikannya sesuai dengan apa yang kalian ucapkan," ucap Hayden penuh dengan penekanan.mimik wajahnya begitu tenang. Sorot matanya bisa dikatakan tidak main-main.
"Tentu akan kami sampaikan," jawab si prajurit dengan sorot mata tajam.
"Teman kami, yang merupakan salah satu falcon tingkat I dari tim tiga yang bernama Flora Lorcan telah diculik oleh dua orang berjubah hitam saat kami dalam perjalanan pulang dari akademi. Seperti yang kita tahu dari kejadian-kejadian sebelumnya, baru kali ini ada kejadian falcon tingkat I yang diculik. Kami mohon kepada pihak istana untuk segera menaganinya dan mengantisipasi kejadian yang serupa," pungkasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chosen Eyes ✔️
FantasyFollow sebelum membaca ya! ^^ Fantasy-Minor Romance Dia adalah orang diramalkan, tapi takdirnya begitu membingungkan. Apakah ia akan terjebak dalam iris matanya yang hitam dan membuat kehancuran? Atau menciptakan kedamaian dengan iris matanya yang b...