Sudah berhari-hari, tetapi demam Putri Callista belum juga turun. Keadaanya semakin memburuk ketika bintik-bintik merah mulai bermunculan dari seluruh tubuhnya. Suhu badannya panas namun ia sangat menggigil. Rupa Putri yang mulanya sangat cantik jelita berubah menjadi mengerikan.
Lord Ermir sudah berupaya mengerahkan semua tabib atau tenaga medis terhebat dari seluruh penjuru Cyridostown, namun hasilnya sia-sia dan tidak berefek pada apa pun. Kini kamar Putri dijaga ketat, tidak ada yang diizinkan memasuki kamar Putri kecuali Lord sendiri, pelayan dan tenaga medis yang Lord utus.
Sudah berhari-hari pula Lord Ermir merenung di singgasana istana sendirian, tidak tahu akan berbuat apalagi untuk putri satu-satunya itu. Kepalanya penat, ia baru saja senang mendengar masalah bencana tempo lalu sudah selesai, namun ternyata datang lagi masalah baru yang tak diduga langsung mengenai keluarganya.
Di tengah-tengah kerumitan pikirannya, seseorang berjalan terburu-buru menuju singgasana. Ia membuat Lord Ermir menoleh lambat sambil memicingkan kedua matanya.
Ia duduk bersimpuh di depan Lord lalu berkata, "Ada berita baik, Lord."
Lord Ermir terdiam sejenak. "Apa itu?"
Az tersenyum. "Flora, ternyata dia seorang falcon medis yang sedang menjadi buah bibir warga kita. Aku dengar dia sudah menyembuhkan banyak orang di berbagai wilayah. Apa ... kau ingin mencoba memanggilnya ke mari untuk putrimu?"
Matanya menyiratkan keraguan, dari info yang ia dapat barusan ia bisa menyimpulkan bahwa Flora hanyalah seorang penyembuh luka, bukan?
Sedangkan putrinya tidak terluka, ia sakit.Melihat keraguan di mata Lord, Az kembali meyakinkan Lord Ermir dengan rencana yang sudah mereka susun. Ini adalah kesempatan yang tidak bisa mereka buang begitu saja.
"Lord, kita bisa menjalankan dua rencana sekaligus, bukan? Apa salahnya kita mencoba?" ucap Az dengan nada yang terdengar arogan.
"Tunggu, dari mana kau tahu soal itu? Apakah kau baru saja terjun ke sana dan melihat itu semua?" tanya Lord menyelidik. Tentu ia tidak ingin gegabah mengambil keputusan.
"Salah satu prajurit kita, keluarganya telah diselamatkan olehnya padahal tenaga medis lain sudah menyerah dalam mengananginya."
Lord kembali tak bergeming. Namun kemudian ia memutuskan, "Baiklah, aku percayakan dia padamu. Hati-hati dengannya, jangan lukai dia."
Az tersenyum penuh arti.
**
Tiga hari berlalu dengan kesibukan yang tiada hentinya, akhirnya selesai juga. Tim gabungan yang ditugaskan di wilayah Clyde sudah mengerahkan segala yang mereka bisa untuk melindungi warga sekaligus menuntaskan misi kemanusian.
Flora adalah salah satu anggota falcon yang paling sibuk di antara mereka. Tidak jarang dalam sehari ia ikut membantu tim medis di wilayah lain karena diminta oleh falcon yang bertugas di wilayah itu. Berita tentang penanganannya kepada keluarga prajurit tempo lalu tersebar cukup pesat dan membuatnya menjadi buah bibir.
Untung saja dalam tiga hari ini, semua falcon serta bala bantuan istana benar-benar saling bergotong royong untuk membenahi kembali semua wilayah sehingga hari ini para warga bisa kembali ke rumahnya masing-masing yang sudah dibangun kembali dan meninggalkan pengungsian.
Pengungsian itu pada akhirnya disegel oleh Master agar terhindar dari kerusakan atau hal-hal yang tidak diinginkan.
"Ya, aku pulang duluan!" ucap Hayden meninggalkan mereka yang masih termenung memandangi pengungsian yang penuh dengan pengorbanan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chosen Eyes ✔️
FantasyFollow sebelum membaca ya! ^^ Fantasy-Minor Romance Dia adalah orang diramalkan, tapi takdirnya begitu membingungkan. Apakah ia akan terjebak dalam iris matanya yang hitam dan membuat kehancuran? Atau menciptakan kedamaian dengan iris matanya yang b...