Matahari telah terbit. Sebelum keluarga istana bangun sepenuhnya, Master mengerahkan kekuatannya untuk mengembalikan keadaan istana layaknya tidak ada sesuatu yang terjadi. Ia pun menghapus ingatan para prajurit yang terlibat dalam pertarungan semalam.
Tidak membutuhkan waktu lama, persiapan pelantikan Raja telah selesai, bahkan seluruh rakyat dari seluruh Cyridostown pun berangsur-angsur tiba di istana. Sampai saat ini suasana istana masih kondusif.
Semua orang yang hadir di dalam acara mengenakan pakaian terbaik mereka, terutama anggota istana. Sama halnya dengan Flora dan Az, hari ini mereka bertugas penuh untuk mendampingi Lord beserta keluarganya ke mana pun kaki mereka melangkah.
Wajah para rakyat Cyridostown tampak berseri mengingat Raja mereka yang konon sangat baik hati itu akan secara resmi diangkat sebagai Lord. Itulah momen yang sudah mereka nantikan selama ini. Mereka berpikir tidak ada orang yang lebih layak menjadi Raja selain Lord Ermir seorang.
Jam raksasa istana berdentang dengan kencang, menandakan bahwa waktu pelantikan akan segera dimulai.
Lord baru saja keluar dari kamarnya menuju ruang inti bersama dengan Ratu dan Tuan Putri di sampingnya. Di belakang mereka, penasehat Lord, Flora, Az dan beberapa prajurit tangguh lainnya tampak dengan siaga memantau keadaan istana jikalau ada sesuatu yang tidak diinginkan. Sedangkan para tetua dan para Chiromante sudah duduk di kursi kehormatan yang khusus ditunjukkan untuk mereka.
Mata Flora menelisik satu persatu penjuru istana, memastikan tidak ada seseorang yang mencurigakan. Begitu pula dengan Az yang memasang wajah waspada sesaat sebelum Lord tiba di singgasananya.
Waktu terus berjalan, tidak ada sedikit pun gangguan dari luar. Hal itu justru membuat jajaran istana semakin waspada dan curiga. Namun untungnya, tidak ada rakyat yang merasakan kejanggalan jajaran istana dan kilau bahagia mereka masih terpasang seperti semula.
Begitu pelantikan baru selesai dan Lord baru saja menerima mahkota resmi dipasang di kepalanya, kejadian yang mereka takutkan terjadi. Langit berubah warna menjadi gelap layaknya malam hari, hembusan angin semakin membuas, dan tiba-tiba turun hujan sangat deras.
Hampir seluruh rakyat sangat ketakutan dengan kejadian tak terduga itu, begitu pun jajaran prajurit tingkat bawah yang tidak mengetahui apapun yang terjadi.
Namun, ternyata Lord sudah memprediksi kejadian ini karena ini termasuk dari rencana terbesarnya yang tidak ada yang diketahui oleh orang-orang.
"Az, inikah ...?" cicit Flora memastikan.
Az mengangguk sambil menajamkan matanya.
"Mereka sudah di sini," lirih Az dengan mata memicing.
Seketika ruangan di mana pelantikan dilaksanakan mendadak gelap disertai dengan kilat yang sangat dahsyat dan hujan yang semakin menjadi.
Lalu tumbuhlah akar-akar berukuran besar yang muncul dari lantai istana yang mengurung seluruh penduduk menjadi beberapa kelompok. Akar itu membentuk dirinya menjadi sebuah sel penjara.
Ini, sel yang sama dengan sel yang ada di bawah tanah, lirih Flora.
Lord beserta jajarannya tampak panik dengan kejadian yang amat sangat cepat itu.
"Apa-apaan ini?" teriak Lord dengan ekspresi yang amat sangat terkejut.
Jeritan kepanikan pun saling terlontar dari mereka yang terkurung di dalam. Flora tak sanggup untuk mendengar jeritan itu dan ingin sekali menutup telinganya.
Di sela-sela kepanikan, sekelompok orang mengambil kesempatannya.
Kelompok bertopeng mulai menampakkan wujudnya dan hendak melayangkan serangan mereka kepada Lord dan jajaran istana lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chosen Eyes ✔️
FantasyFollow sebelum membaca ya! ^^ Fantasy-Minor Romance Dia adalah orang diramalkan, tapi takdirnya begitu membingungkan. Apakah ia akan terjebak dalam iris matanya yang hitam dan membuat kehancuran? Atau menciptakan kedamaian dengan iris matanya yang b...