Halo jangan lupa meluangkan waktu untuk menekan bintang harapan atau memberi pesan, kritik dan saran ya!
Happy Reading ❤️
°°°°°°°
"Apakah kau, Lazslo?"
Kini giliran mata Flora yang tidak berkedip untuk beberapa detik, Ace dan Amaris menutup mulutnya bersamaan seperti baru menyadari sesuatu. Jika satu-persatu kepingnya dirangkai, maka seharusnya mereka tidak perlu bertanya. Karena jawabannya adalah iya.
Flora mundur menjauh dari posisi Hayden berada, ya tentu saja cepat atau lambat mereka akan mengetahui ini, terlebih mereka berada dalam satu tim. Yang Flora takutkan, mereka tidak bisa menerima dan akhirnya membocorkan rahasia ini kepada orang-orang yang tak bertanggung jawab.
"Flo."
Flora semakin mundur, bahkan sekarang kakinya sudah berada di ujung sungai. Satu kali lagi ia melangkah, badannya akan terperosok ke sungai.
"Iya, dia Lazslo," jawab seseorang, mereka tertegun. Tidak ada orang lain selain mereka di hutan ini.
"Kalau dia Lazslo, memangnya kenapa?" Suara itu lagi, kali ini suaranya mendekat ke arah mereka, suara itu berasal dari dalam hutan.
"Master?!" pekik mereka bersamaan saat seseorang itu kemudian muncul di hadapan mereka.
"Aku memilih kalian untuk menjadi rekan tim Flora itu karena aku percaya pada kalian," ucap Master Silas terus terang, "tapi jika kalian tidak menerima itu, maka Flora akan kudidik di bawah tanganku sendiri."
"Tidak, kami tidak keberatan, Master! Iya kan, Amaris, Hayden?" sela Ace. Amaris mengangguk dan Hayden tidak menjawab apa-apa.
"Baguslah kalau begitu, kembalilah latihan. Besok kalian akan kembali ke dalam misi," ujarnya sembari masuk kembali ke dalam hutan. Flora membeku sejak tadi, semoga saja mereka benar-benar menerima.
****
Para falcon bertanya-tanya karena saat ini setiap kelompok diberi satu kantung emas berukuran besar oleh para prajurit raja. Mereka pikir emas ini adalah bonus upah atas misi mereka kemarin, hampir saja mereka kegirangan.
"Akhir-akhir ini, para warga di seluruh penjuru Cyridostown sedang dilanda kekurangan uang akibat beredarnya para pencuri yang diduga berasal dari kelompok Anathema," jelas Lord Ermir di hadapan para falcon yang hari ini akan mendapatkan misi lagi. Saat nama kelompok itu diumumkan, para falcon mendadak ribut.
"Maka dari itu, dengan ini kami memberikan kalian misi untuk membagikan kepingan-kepingan emas ini untuk para warga, mengerti?"
"Mengerti!"
"Silahkan pergi!"
Para falcon segera merangsek keluar pelataran istana, dengan semangat yang membara mereka menjalankan misi kedua mereka. Misi kelompok tiga kali ini adalah pergi menuju wilayah di Timur, tempat klan Remiel berada. Perjalanan tidak terlalu jauh, mungkin sore hari ini mereka akan tiba di sana.
Jika saja Flora bisa melompat-lompat seperti para falcon lain, mungkin perjalanan mereka akan lebih singkat. Sayangnya, ia sedang di dalam masa latihannya. Ia belum bisa melompat-lompat seperti falcon, ia baru saja bisa berlari.
Dan tentang teleportasi yang sempat Flora pikirkan dua hari yang lalu, di dalam misi memang tidak boleh menggunakan itu. Boleh digunakan saat terdesak saja. Jika tidak, tentu saja tidak boleh.
"Kita harus berhati-hati, di wilayahku banyak sekali pencuri," ujar Amaris memperingatkan. Semuanya mengangguk.
Kantung kulit yang berisikan kepingan emas dipegang oleh Hayden, hanya dia yang paling tidak ceroboh di timnya. Jadi tidak salah juga jika ia ditunjuk sebagai kapten timnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chosen Eyes ✔️
FantasyFollow sebelum membaca ya! ^^ Fantasy-Minor Romance Dia adalah orang diramalkan, tapi takdirnya begitu membingungkan. Apakah ia akan terjebak dalam iris matanya yang hitam dan membuat kehancuran? Atau menciptakan kedamaian dengan iris matanya yang b...