Bab 35 (End)

2.3K 318 6
                                    

Dua minggu setelah pertarungan melawan keluarga istana gadungan berakhir, keadaan Cyridostown berubah total dan kembali seimbang. Mereka tidak dibunuh, namun dibiarkan hidup di penjara bawah tanah tempat keluarga istana yang asli sebelumnya dikurung.

Makhluk-makhluk yang diduga hilang selama beberapa tahun terakhir ini, sudah kembali ke tempatnya semula. Raja yang seharusnya memimpin pun sudah kembali ke singgasananya. Dia adalah Erwin beserta ratu Misa. Orang tua dari Erika atau Odette sekaligus orang yang pernah Flora temui saat ia berkunjung ke penjara bawah tanah.

Tetapi, sejak saat itu pula, Flora tak kunjung sadarkan diri. Ia akhirnya dirawat di istana dengan perawatan khusus dari Master, Mou, dan Wolfie.

Teman-teman Anathema dan akademi seperti Ace dan Amaris tak pernah absen untuk mengunjungi Flora berharap ia cepat sadar.

Lalu, pada suatu siang. Pada hari di mana istana sedang mengadakan pesta pelantikan Raja baru, Flora terbangun begitu saja. Ia mendapati hanya Hayden saja yang sedang duduk di sampingnya sambil membaca buku. Teman-teman lain tentu saja sedang sibuk dengan pesta.

"Hay ... den?" lirih Flora sambil berusaha membuka kedua kelopak matanya.

Matanya yang semula berwarna hitam kini sudah kembali menjadi warna biru.

Hayden mengerjapkan matanya seolah tak percaya apa yang baru saja ia lihat. "Flora! Kau sudah bangun?"

Ia mengangguk lemah. Namun sesaat kemudian, ia mengingat sesuatu yang mengganjal di ingatannya. "Hayden, di mana Mou?!" tanyanya tak sabaran.

"Eh?" Hayden terdiam heran. "Ah, dia ada di luar sepertinya bersama teman-teman Anathema dan tamu lain."

Flora kemudian berlari ke luar kamar dan meninggalkan Hayden di kamar sendirian.

Az, Ace, dan Amaris yang kebetulan melewati kamar Flora lantas terkejut melihat tempat tidur Flora kosong.

"—eh? Di mana Flora?!" tanya Az, Ace, dan Amaris bersamaan dengan nada panik.

"Ah,... dia sudah bangun dan sedang mencari Mou," jawab Hayden dengan nada tak bersemangat.

"Aku akan memberitahu Erika dan wolfie!" seru Amaris yang akhirnya meninggalkan Az dan Ace bersama Hayden.

Az dan Ace saling melempar pandang dan mendekati Hayden.

"Kenapa kau tidak mengerjarnya, bodoh?" hardik Ace.

"Rasanya tidak perlu. Apakah kau punya pemikiran sama denganku soal Mou?"

"Memangnya kenapa dengan Mou?" seru Az.

"Sejak Flora tak sadarkan diri, aku rasa hanya Moulah yang paling sering mengunjungi Flora, bahkan ia lebih sering dari Erika. Dan kulihat sejak pertarungan terakhir itu, mereka jauh lebih dekat."

Az dan Ace tertawa terbahak-bahak. "Oi, oi! Kau cemburu pada Mou?"

Hayden mendengus. "Aku tidak akan menang melawannya baik dalam rupa ataupun kekuatan," keluh Hayden dengan wajah yang semakin ditekuk.

Az dan Ace menepuk bahu Mou. "Jangan murung begitu, bodoh. Mari kita ke bawah dan minum!"

Hayden hanya mengiyakan tanpa banyak menyela.

**

Kepalanya masih terasa pusing saat berlari di lorong-lorong kamar akibat terbangun terlalu mendadak. Ini karena ia tak sabar ingin menghajar orang itu sampai ia lupa untuk berbasa-basi dengan Hayden.

Para pelayan berteriak histeris saat melihat Flora yang sudah mampu berlari, ia tak peduli panggilan dari pelayan yang mengingatkannya untuk berganti baju dahulu karena ia masih mengenakan piyama tidur ditambah rambut yang berantakan.

The Chosen Eyes ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang