Part 19

1.6K 301 15
                                    

*

Keadaan istana pagi ini masih dalam keadaan yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Atas titah Lord Ermir, para petinggi klan dan Chiromante kembali dikumpulkan untuk membicarakan perihal bencana yang baru saja menimpa mereka pagi tadi dan perihal lain.

Ditambah lagi dengan diculiknya Flora yang notabenenya falcon tingkat I. Sebelumnya Lord tidak pernah terlalu memikirkan kasus orang hilang atau diculik, tetapi kali ini ia sangat membebaninya.

Di ruangan paling dalam istana, mereka sudah berkumpul. Kepala Lord yang sejak tadi ia tundukkan terpaksa harus tanggahkan, mereka sudah menunggu ia berbicara.

Matanya melihat bawahannya satu persatu, memeriksa kelengkapan tamunya dan memastikan tidak ada tamu yang tidak diundang. Matanya berhenti pada seseorang yang duduk di kursi untuk klan Clyde.

"Di mana Lou?" tanya Lord, matanya masih terfokus pada lelaki itu dengan tatapan tajam.

"Tuan Lou terluka cukup serius, Lord. Aku mendapat informasi ini dari para falcon yang sedang bertugas di sana, karena aku sebagai kaki tangannya sendiri tidak bisa menemuinya," jawabnya penuh hormat.

Kaki tangan, ya?

Lord mengangguk mengerti, ia mulai berdeham sebagai tanda pembicaraan akan segera dimulai. Para Chiromante yang mulanya duduk kini beralih menuju sphera yang berada di pojok kanan meja diskusi mereka. Mereka merasakan ada hal yang aneh di sini.

"Bagaimana soal kejadian semalam, Apakah memakan banyak korban? Dan apakah bantuannya cukup untuk keseluruhan?" tanya Lord Ermir untuk membuka perbincangannya.

"Tidak ada korban jiwa, bantuannya cukup untuk beberapa hari ke depan," jawab Dao, tetua Klan Mako mewakili semua klan.

Lord Ermir membuang napas. "Aku terlalu bertele-tele, ya? Kalau begitu langsung menuju poin utama. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan gunung Illius, bukanlah seharusnya gunung itu meletus dalam kurun waktu 150 sekali yang artinya 50 tahun mendatang sesuai ketentuan, tapi ... kenapa justru meledak di tahun ini?"

Para bawahan termasuk penasihatnya yang ikut duduk di sampingnya pun sama bingungnya dengannya, bahkan Dao sang tetua Klan dari Mako yang ahli soal gunung dan lava pun tidak mengerti hal ini. Ini di luar nalar mereka.

"Bahkan kami dari Klan Mako sendiri pun tidak mengerti apa yang terjadi dengan Illius, gunung itu tiba-tiba saja meledak. Bahkan di saat Illius hendak benar-benar mengeluarkan lavanya yang super besar, seketika saja Illius menjadi normal kembali," terangnya dengan jujur saat mengamati gunung itu dari tempat mereka.

Penasihat Lord izin membuka suara padanya, Lord Ermir mengangguk dan memberinya kesempatan penasihatnya-Alo untuk berbicara.

"Menurut kalian semua termasuk Lord, apakah semua ini ada hubungannya dengan kutukan itu?" tanya to the point.

Mereka saling pandang dan menggumamkan kata 'kutukan' itu bersama-sama. Sejauh ini mereka belum menemukan tindak-tanduk aneh dari siapa pun.

"Sebenarnya aku sendiri telah mencurigai seseorang," ujar Alo lantang yang direspon dengan tatapan terkejut baik dari Lord ataupun para petinggi.

"Apa maksudmu? Bagaimana kau sangat mudah menyimpulkan?" bantah Lord Ermir.

Dao menyela. "Kalau tidak keberatan, siapa dia, Tuan Alo?"

The Chosen Eyes ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang