Author POV
Sinar matahari pagi merambat masuk ke dalam kamar Viona melalui jendela kamar. Vio terbangun dari tidur nyenyaknya itu. Ia sedikit merenggangkan badannya dan berlalu meninggalkan meja belajarnya itu untuk berisap-siap ke sekolah. Kemudian ia berlanjut untuk membersihkan meja belajarnya dan memasaukkan beberapa buku yang akan ia bawa ke sekolah.
Vio berjalan turun ke ruang makan untuk sarapan. Ruang makan tampak sepi tidak seperti kemaren. Orang tuanya pasti ada urusan penting yang membuat mereka harus pergi pagi sekali. Rion? mungkin saja cowok itu masih bersenang-senang di alam mimpinya. Diambilnya sereal coklat dan menuangkannya di dalam mangkuk dan menambahkan susu cair. Tak lupa sepiring apel yang ada di samping mangkuk serealnya yang sudah di kupas dan dipotong-potong oleh pembantu rumah tangganya.
Setelah selesai sarapan, Vio lantas mengambil Sweteer dan tas miliknya di kamar. Ia turun kembali untuk mengambil sepatunya. saat itu juga Handphone miliknya berdering dan menampilkan nama kontak sesorang.
📱Kembaran 🐵 is calling
"hmm kenapa?''tanya nya
''Cepet keluar, gue udah di depan pintu lo. keburu macet jalanan",'
''Sabar Dav, gue masih pake sepatu. Lagian lo tiba-tiba ngasih taunya,'' ya, orang di sebrang sana adalah Dav. Hal biasa jika memang mereka selalu beragkat ke sekolah bersama. Entah naik mobil Vio ataupun mobil milik Dav.
''Yaudah cepetan,''ujar Dav dan memutuskan sambungan telponnya.
Vio membuka pintu rumahnya dan benar sudah ada mobil hitam yang terparkir pas di depan pintu rumahnya. Vio segera membuka pintu mobil itu dan masuk ke dalamnya.
''Dasar cewek, lama bener siap-siapnya,'' ejek Dav
''udah deh Dav gue nggak mau nyari ribut sama lo. masih pagi nih, gue nggak mau ngerusak mood,''
''udah cepat jalan,"
''baik mba, sesuai aplikasi ya,'' Sungguh ingin rasanya ia menjewer telinga sahabatnya itu sekarang. Tapi ini masih pagi, nggak boleh ngelakuin tindak kekerasan. Masih ada siang hari untuk membalasnya.
''Dav," panggil Vio
''hmm,'' jawab Dav fokus mengemudi.
''hari ini lo sama Aldo perlu minta maaf ke Dian,''
''for what?''
''Masalah yang kemaren lah. Lo berdua nggak ngerasa bersalah apa buat nangis anak orang. Gue nggak mau tau ya, pokonya lo berdua perlu minta maaf ke dia,'' Perintah Vio
''Buat apa sih vi, Dian itu masuk ke sekolah karena Beasiswa dari bokapnya Aldo,''
''emang benernya, kata 'maaf' sama 'terima kasih' itu paling susah buat diucapin,'' sindirnya
KAMU SEDANG MEMBACA
An Agreement [END]
Teen Fiction"Kalaupun gue nantinya bakalan ninggalin lo, percayalah semua itu bukan keinginan gue. Kita gak bisa mengelak apa yang sudah tuhan persiapkan buat kita dan mungkin itu adalah jalan terbaik yang tuhan berikan buat kita," Gue sama Dav itu udah kenal...