Bab 11

129 6 0
                                    

Vio POV
Perlahan sinar masuk saat gue mulai buka mata .

Arghh

Sontak gue pegang kepala gue yang masih terasa pusing. Gue alihin pandangan ke arah sekitar. Tunggu dulu?

Ini kan kamar gue

Kok bisa?

Seingat gue tadi masih di sekolah kan lagi duduk dengerin penjelasan guru terus gue berdiri terus gue---

"Syukur kamu udah sadar vi. Ada yang masih sakit?" Bang Rion masuk ke kamar gue. Ah gue inget, gue sempat pingsan tadi. Tapi siapa yang bawa gue ke rumah?

"Masih pusing dikit sih--

-btw yang anter Vio ke rumah siapa?" Gue nanya ke bang Rion yang masih setia berdiri di pintu kamar.

" abang lupa kasi tau, tadi itu Dav nelpon papih kalo kamu pingsan, so dia anterin lo pulang ,"

Dav? Nganter gue pulang? Tumben tuh anak. Gue pengang kepala gue sekali lagi karena masih terasa sakit. Gue nggak pernah se-lemes ini kalau sakit. Apa mungkin gue kecapean kali ya?

"Dav tadi khawatir banget sama lo, bisa gue liat dari ekpresinya dia. Istirahat gih, biar cepet sembuh," bang Rion keluar dari kamar gue sambil menutup pintunya kembali. Pipi gue mulai terasa panas.

Tunggu?

Kok gue jadi baper gini sih, kan Dav sahabat gue. Ya pastilah dia khawatir.

Tapi gimana kalau rasa khawatirnya itu melebihi rasa khawatirnya seorang sahabat?

Plakk

Astaga vi! Ge'er banget lo jadi cewe. Jauhan pikiran seperti itu dari otak lo. Dav sekedar sahabat lo.
.
.
.

Author POV

Jam sudah menunjukkan wakru untuk pulang sekolah. Lapangan sekolah kini ramai dengan orang yang melintasinya untuk ke parkiran ataupun menunggu supir mereka jemput di salah satu area yang memang dikhususkan sebagai tempat menunggu jemputan.

"Ke rumah Vio yuk!" Ajak Bella kepada kedua sahabatnya itu.

"Yuk," mereka bertiga berjalan menuju tempat dimana mereka memarkirkan mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yuk," mereka bertiga berjalan menuju tempat dimana mereka memarkirkan mobil. Dari kejauhan, saat ingin membuka pintu mobilnya, Aldo melihat Dian yang baru saja ingin mengambil sepeda miliknya. Aldo lantas menghampiri Dian.

Bella dan Dav hanya tersenyum tipis melihat Aldo yang menghampiri Bella. Apakah mungkin Aldo menyukai Dian? Entah lah hanya dia dan tuhan yang tau.

"Si Aldo sempat-sempatnya mau ngerdus," Dav masih melihat apa yang Aldo lakukan bersama dengan Dian.

"Aldo suka ya sama Dian?" Dav mengangkat kedua bahunya lalu masuk kedalam mobil hitam miliknya. Bella mengulum bibirnya melihat Aldo dam Dian dan juga langsung masuk ke mobil miliknya.

An Agreement [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang