Bab 14

110 7 4
                                    

⚠perhatian!! Ada beberapa adegan yang tak pantas untuk ditiru ya readers. Harap bijak⚠

Pagi ini, Vio datang lebih cepat. Ia memarkirkan mobilnya di tempat paling depan. Sebelum turun, tak lupa Vio mengambil sebuah paper bag di jok belakang mobilnya.

"lo udah bawa apa yang gue suruh," ujarnya kepada Safa. Mereka bertemu di lapangan saat ingin ke kelas. Kebetulan Safa juga telah datang.

"Tenang Vi,masalah itu udah beres," jawab safa sambil menunjukkan apa yang ia pegang.

"Tapi Vi, ini pertama kalinya lo ngelakuin kayak gini. Lo punya masalah apa sama Erika," tanya Salah satu antek-antek Safa. Vio menyunggingkan senyumnya.

"Bukannya udah gue bilang kemaren,dia itu ngerebut pacar orang. Dulu gue punya pacar, dan tiba-tiba Erika datang ngerebut pacar gue. Semenjak itu, gue benci mereka berdua," jelas Vio.

"Ah lo semua tenang aja, lo nggak bakal kena masalah karena ini," Vio melangkahkan kakinya kembali ke kelasnya. Sebelumnya, Vio memang bekerja sama dengan Safa untuk membantunya memberi pelajaran ke Erika. Safa awalnya terkejud dengan apa yang akan Vio buat, namun akhirnya Safa menerimanya dengab senang hati.

Kelas masih sangat sepi. Oh bukan sangat, tapi memang sepi. Disini, hanya ada Safa, Viona dan antek-antek Safa. Vio mengeluarkan sesuatu dadi paper bag yang ia bawa tadi.

Sebuah botol yang diisi suatu cairan keruh terletak di meja milik Erika. Begitu pula dengan Safa yang membawa tepung.

Dimulai dengan anak buah Safa yang menuliskan beberapa kalimat di meja Eriks beserta dengan gambar-gambar yang mereka buat. Setelah selesai, Viona menuangkan cairan tersebut di meja fan kursi milik Erika.

Bau yang sangat menyengat dan tidak enak itu langsung menusuk penciuman mereka. Giliran Safa yang menaburkan tepung yang ia bawa ke meja dan kursi milik Erika. Agar tidak ketahuan, mereka lantas membuang barang-barang yang mereka gunakan di tong sampah besar di ujung jalan. Tentunya dengan bantuan staff kebersihan di sekolahnya.

Mereka kembali ke mobil mereka masing-masing dan berjalan keluar sekolah. Tentu cara itu dilakukan agar mereka terlihat bukan seperti pelaku atas tindakan tersebut. Akses keluar masuk pun mereka dapatkan dikarenakan Vio yang merupan pemilik sekolah itu.

Para siswa siswi mulai masuk ke kelas mereka. Erika yang baru saja tiba lantas terkejut melihat meja miliknya.

Kotor dan bau

Aldo, Dav, dan Bella pun sama tekejutnya melihat apa yang terjadi.

"Bau apaan nih!" Aldo menutup hidungnya dengan kuat tak tahan mencium bau yang sangat menyengat ini.

"Tuh dari Meja si Erika," ujar salah satu siswa sinis.

"Kok bisa kayak gini," kaget Bella.

"Morning guys," seisi kelas langsung memutar pandangan mereka ke arah Vio. Vio yang tau bahwa ia dilihat, berakting seolah-olah tak tau apa-apa.

"Siapa yang kentut pagi-pagi gini jorok banget sih," ujarnya.

"Baunya dari sini," ujar Bella yang menunjuk ke arah meja Erika.

"Wow dari meja lo rupanya. Ckck kasihan banget sih lo, baru hari kedua udah apes," Vio berjalan santai ke arah mejanya. Erika hanya menunduk sedih mendengarnya. Ia meletakkan tasnya lalu mengambil tissue yang ada di tas miliknya dan membersihkan meja itu.

"kapan selesainya kalo lo bersihin kayak gitu, mending lo bawa nih meja lo ke wc. Lo sikat sekalian biar bersih,"

" jangan pernah masuk ke kelas ini kalo meja lo masih bau,"

An Agreement [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang