Author Pov
Viona berjalan keluar kelas menyusul teman-temannya yang sudah lebih dulu pergi ke kantin. Masih dengan senyuman miringnya, Vio memasuki area Kantin.
Di meja dekat jendela, Bella melambaikan tangannya bermaksud untuk memanggil Vio.
"Lama banget lo," ujar Aldo yang meminum jus miliknya.
"Sorry, agak ribet tadi ngurusnya,"
"Ah iya soal Erika, kok dia bisa pindah kesini?" Tanya Bella.
"Dia dapat beasiswa dari bokapnya Safa?" Gue jelasin aja ke mereka info yang gue dapat dari orang suruhan gue.
"Dia kenal lo Vi?" Giliran Dav yang bersuara.
"Sepertinya," gue smirk sambil mikir ekspresi wajah Erika tadi. Ah anak itu terlalu mudah untuk di gertak, pikir Vio.
"Trus gimana lo? Lo nggak marah tiap ngeliat dia?" Aldo meletakkankan gelas yang sudah kosong itu di sampingnya.
"Marah sih jelas. Gue nggak akan pernah lupain kejadian itu,"
"Lo semua liat aja nanti," ujar Vio sedikit berbisik. Tak peduli apa yang ia katakan barusan didengar oleh teman-temannya.
Makanan yang mereka pesan sudah habis tak bersisa. Kini waktunya mereka kembali ke kelas. Namun saat hendak ke kelas, di lorong Dav menarik tangan Vio untuk menjauh dari Aldo dan Bella yang sedang berbincang di depan mereka tanpa mereka berdua sadari.
"Apa rencana lo? Gue tau lo ngrencanain sesuatu Vi," desak Dav. Rupanya Dav mendengar apa yang Vio katakan tadi.
"Lo tinggal liat aja Dav, nggak usah banyak komentar," Sinis Vio.
"Ya tapi--
"Udah Dav, ini rencana yang bakal gue lakuin buat balas perbuatannya Erika. Dan lo nggak usah ikut campur," Lepas mengatakan itu, Vio meninggalkan Dav yang tampak bingung dengan apa yang Vio rencanakan.
Semoga saja Vio tidak melakukan hal yang berlebihan, batin Dav
Para lelaki di kelas mereka saat ini sedang berkumpul di depan meja Erika. Kecuali bagi mereka yang memang sudah memiliki pasangan. Ingin saja mereka juga menghampiri Erika, tapi pasangan mereka masing-masing telah menatap mereka dengan tatapan membunuh.
"Pulang sama gue ya Rik, gue bawa mobil kok,"
"Erika, boleh minta nomor lo nggak? Instagram lo deh juga sekalian,"
"Rik, mau jadi pacar gue nggak?"
Begitulah apa yang mereka semua ucapkan ke arah Erika. Erika hanya bisa menunduk sesekali tersenyum menanggapi.
Tepat di samping Vio berdiri, ada Safa yang juga tengah menatap Erika. Erika berjalan dengan tangan yang melipat di dadanya.
"Guyss, gue punya pengumuman penting nih," ujar Safa. Sontak seisi kelas memgalihkan pandangannya ke arah Safa. Safa memberi kode ke arah Viona. Vio pun maju ke depan kelas tak lupa dengan menatap tajam Erika.
"Lo semua tau? Erika masuk ke sekolah kita karena Beasiswa dari bokapnya Safa," para lelaki yang awalnya mengelilingi Erika perlahan menjauh setelah mendengar apa yang Vio katakan.
Berbeda dengan Aldo, Dav dan Bella. Mereka bukan terkejut karena hal itu, justru karna apa yang Vio lakukan. Vio tidak pernah melakukan ini sebelumnya.
"Vi," kaget Dav
"So, buat apa lo semua deketin si Erika. Toh dia cuma anak yang masuk ke sekolah ini karena Beasiswa. Dan lo tau--
KAMU SEDANG MEMBACA
An Agreement [END]
Teen Fiction"Kalaupun gue nantinya bakalan ninggalin lo, percayalah semua itu bukan keinginan gue. Kita gak bisa mengelak apa yang sudah tuhan persiapkan buat kita dan mungkin itu adalah jalan terbaik yang tuhan berikan buat kita," Gue sama Dav itu udah kenal...