Pertunangan mereka akhirnya telah dilaksanakan. Para tamu undangan bergantian memberikan ucapan selamat. Begitupun para wartawan yang mengajukan beberapa pertanyaan kepada mereka.
"Selamat ya kalian," ujar Bima.
"Makasih bang," balas Dhito
"Gue mau nyamperin orangtuanya luna dulu," Dav merangkul pundak Aluna lalu mengajaknya ke tempat kedua orangtua mereka. Dari wajahnya, Aluna tidak ingin sekali bertemu dengan mama dan papanya. Namun, Dhito kembali memperingatkan lewat tatapan mata.
"Viona ku sayang~" Bella memeluk sahabatnya itu erat.
"Lo baik-baik aja kan?" Bisik Bella membuat Viona tersenyum singkat.
"As you can see. I'm fine," sebisa mungkin Viona tetap mempertahankan senyumannya. Menahan semua rasa ini memang berat, tapi ia yakin kalau ia harus kuat menjalani semua ini.
"Pacar lo mana do," tanya Dhito begitu melihat Aldo yang datang sendirian.
"Gue datang sama orangtua gue,"
"Lo nggak ngajak Dian?" Giliran Bima bertanya. Aldo terdiam beberapa saat."Orangtua lo belum tau hubungan lo sama Dian?" Pertanyaan Bella sukses membuat aldo menganggukkan kepalanya.
"Sumpah do?!"
"Lo semua kan tau tanggungan jadi seorang pewaris. Gue memang sembunyiin ini semua dari orangtua gue. Gue nggak mau mereka nyakitin Dian,"
"Tapi do, gimana kalau sampai semua ini ketahuan sama bokap nyokap lo?"
"Gue nggak tau. Gue yakin konsekuensinya gue pindah ke London, tempat nenek dan kakek gue," Dhito menepuk pundak Aldo yang terlihat murung.
"Pertahankan sebisa mungkin do," ujarnya.
"Thanks dit,"
"Btw, lo semua pasti pada belum makan kan? Mending makan aja dulu,"
"Lah iya kita belum makan. Makan dulu yuk," ajak Bella.
"Kita ketemu sama kakek dulu yuk," ujar Dhito begitu Bella dan yang lainnya pergi mengambil makanan. Vio menyetujuinya. Pasangan itu lalu menghampiri kakek dan juga kedua orangtua mereka.
Tentu saja kakek dan orangtua mereka tersenyum senang saat melihat Dhito dan Viona menghampiri dengan bergandengan tangan.
"Lihat ron, mereka begitu cocok bukan?" Baron tertawa saat mendengar ucapan sahabatnya.
"Rian kau membuat mereka malu. Lihat, pipi cucuku memerah," canda Baron.
"Abang!" Teriak Viona begitu melihat Rion yang berjalan kearahnya bersama dengan Alexa. Kakak beradik itu pun saling berpelukan.
"Selamat adeknya abang. udah punya tunangan, jadi bersikap lebih dewasa ya," ujar Rion.
"Selamat ya Vi, akhirnya udah punya pasangan juga ya kamu," canda Alexa.
"Ih kak Alexa mah gitu," Viona memanyunkan bibirnya dan tidak sadar kalau ada Dhito di sampingnya. Lelaki itu menatap gemas sang tunangan. Ingin rasanya Dhito mencubit pipi Viona, namun ia segera mengurungkan niatnya.
"Jagain adek gue ya Dhit. Lo tunangannya dia,jangan buat dia sedih. Sekali lo nyakitin dia, lo berurusan sama gue" Rion menepuk pelan bahu Dhito.
"Tenang bang. Dhito bakalan jagain Viona sampai titik darah penghabisan," ujarnya.
"Lebay lo Dhit," Viona menyikut pelan Dhito.
Di saat mereka sedang asik berbincang, dari sisi lain Kevin dan juga Daniel datang menghampiri. Bukan mereka berdua saja, tapi ada Bella, Aldo dan juga Bima yang ada di belakang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Agreement [END]
Teen Fiction"Kalaupun gue nantinya bakalan ninggalin lo, percayalah semua itu bukan keinginan gue. Kita gak bisa mengelak apa yang sudah tuhan persiapkan buat kita dan mungkin itu adalah jalan terbaik yang tuhan berikan buat kita," Gue sama Dav itu udah kenal...