⚠⚠Warning!!! Ada beberapa adegan yang tidak patut untuk ditiru ya readersss. Harap bijak⚠⚠
Seminggu telah berlalu. Selama seminggu itu pula hubungan Dav dan Vio tidak baik. Mereka menjadi dua sosok yang tidak saling mengenal satu sama lain. Untuk bertatapan saja mereka berdua enggan melakukannya.
Aldo dan Bella pun dibuat pusing dengan kelakuan mereka. Banyak cara yang mereka lakukan agar kedua manusia itu kembali seperti dulu. Namun tetap saja gagal. Vio juga menjaga jarak dengan Bella dan Aldo. Bella sebagai chairmate nya Vio juga diam kebingungan.
Vio lebih sering berkumpul dengan Safa dan teman-temannya. Bahkan beberapa hari yang lalu pun, Vio mengikuti Safa pergi ke club.
Flaskback on
malam ini, Vio sudah bersiap-siap untuk jalan bersama Safa. Mereka janjian untuk bertemu di club yang tak jauh dari rumah Safa. Bukan Safa yang mengajaknya, tapi ia memang ingin sendiri kesana dengan alasan menghilangkan kejenuhannya.
"Mih, Vio ijin jalan ya,"
"Mau kemana malem-malem gini?" Tanya Clara-mamihnya Vio-
"Mau nongkrong bareng temen-temen," vio tau ini salah karena berbohong kepada orang tuanya. Tapi apa boleh buat, ia perlu pelampiasan atas kekesalannya ini.
"Bareng Dav?" Giliran Rendy yang bersuara.
"Nggak lah pih. Masa kemana-mana harus bareng Dav sih. Vio juga punya kesenangan sendiri,"
"Bella?" Rion berucap.
"Bella juga nggak ikut,"
"Udah ah Vio udah ditungguin sama temen Vio. Vio pergi dulu ya byee" ia sedikit berlari keluar rumah. Di depan sana sudah ada mobil Safa yang menunggunya.
Selama di Club Vio hanya melihat segerombolan orang-orang yang sedang menari dengan ria. Ia tak berniat ingin bergabung. Ia menatap ke arah minuman yang ia pesan itu sambil mengetukkan jarinya ke meja.
Ia tidak senekat itu untuk bermabuk-mabukan. Bahkan Safa yang memang sering ketempat ini pun juga sudah memperingatkan Vio untuk tidak bermabuk-mabukan. sebenarnya ia memesan minuman dengan kadar alkohol yang sangat rendah dibandingkan dengan menu-menu yang lain.
Tak mau membuat orangtuanya curiga, Vio mengajak Safa untuk pulang. Namun sebelum pulang, ia menyemprotkan minyak wangi ke tubuhnya agar tak tercium bau alkohol.
Beruntung semua orang sudah tidur, jadi ia langsung berlari menuju kamarnya dan membersihkan diri sebelum rasa kantuk menyerang.
Flashback off
***
"Tadi malam ia pergi ke club di daerah se****. Pagi ini dia juga melakukan hal yang sama seperti sebelum-sebelumnya. Dia menaruh kursi dan meja Erika di lantai paling atas dan mencoret-coret meja anak itu," seorang pria berkemeja putih lengkap dengan dasi dan jas hitam tampak memberikan beberapa lembar Foto dihadapan tuannya itu.
"Tetap awasi dia,"
"Baik tuan,"
***
Pagi ini Erika mengalami hal yang sama setiap harinya. Entah saat ia datang, mejanya penuh dengan coretan atau basah karena air yang sangat bau. Kali ini ia harus ke rooftof sendiri untuk mengambil kursi dan meja nya.
"Duh capek ya ngangkat meja sendirian? Mana pahlawan lo? Kok gak bantuin lo sih?" Vio menatap tajam Erika yang berkeringat sehabis membawa mejanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Agreement [END]
Teen Fiction"Kalaupun gue nantinya bakalan ninggalin lo, percayalah semua itu bukan keinginan gue. Kita gak bisa mengelak apa yang sudah tuhan persiapkan buat kita dan mungkin itu adalah jalan terbaik yang tuhan berikan buat kita," Gue sama Dav itu udah kenal...