Bab 34

57 5 2
                                    

Tiba saatnya hari dimana Viona akan bertunangan dengan Dhito. Keluarganya kini sedang sibuk untuk mengurusi acara pertunangannya yang akan diadakan nanti malam.

Disaat keluarganya sibuk menyiapkan acara pertunangannya, Viona justru duduk di balkon kamarnya seraya menatap nanar ke arah rumah Dav. Dari kamarnya pun ia juga melihat beberapa kesibukan di halaman rumah Dav. Ia tidak mengalihkan pandangannya dari rumah Dav. Hingga notif pesan berbunyi dari handphone miliknya.

From : Kembaran 🐒
Gue mau ngomong sama lo.
Bisa ketemuan di taman komplek?

Mengapa Dav harus mengajaknya bertemu di saat seperti ini? Viona takut jika harus bertemu dengan Dav. Bahkan insiden di belakang sekolah itu saja membuatnya semakin susah untuk melupakan Dav.

From : Kembaran 🐒
Gue mohon Vi

Viona mengembuskan nafasnya pelan dan akhirnya menjawab pesan yang Dav kirim.

To : Kembaran 🐒
Gue ganti baju dulu.

Wanita itu berdiri meninggalkan balkon dan masuk ke kamarnya untuk mengganti baju. Ia mengambil baju kaos berlengan pendek berwarna merah muda dan dipadukan dengan celana pendek putih. Tak lupa pula ia mengantongi handphone miliknya dan segera turun ke lantai bawah.

"Mau kemana sayang?" Ujar Clara begitu melihat Viona yang terlihat rapih.

"Mau ke taman komplek sebentar, Vio ada urusan,"

"Jangan lama-lama. Jangan sampai kamu terlalu capek,"

"Iya," jawabnya singkat.

Viona keluar dari rumahnya dan pergi ke taman komplek berjalan kaki. Karena memang jarak dari rumah ke taman komplek tidak terlalu jauh. Ya itung-itung sekalian menyegarkan fikirannya. Tetapi sebelum ia keluar rumah, Viona sempat di cegat oleh bodyguard rumahnya. Awalnya, mereka sempat ragu untuk mengijinkan nona muda mereka keluar rumah. Hingga Viona menelpon mamihnya agar kedua bodyguardnya itu percaya dan mengijinkannya keluar.

Sesampainya di taman, rupanya sudah ada Dav yang mengenakan hoodie hitam dan sedang duduk sembari menatap ke tanah.

Viona menghembuskan nafasnya pelan lalu menghampiri Dav. Viona duduk di samping Dav.

"Udah lama lo?" Tanyanya. Dav menaikkan dagunya menatap Viona.

"Gak kok,"

10 detik

20 detik

30 detik

Baik Dav maupun Viona belum ada yang ingin memulai percakapannya.

"Vi," ujar Dav memecah keheningan.

"Malam ini pertuangan lo sama Dhito bakalan dilakukan. Begitupun gue sama Luna," Viona diam.

"Hari ini pasti akan terjadi kan? Makanya gue benci banget sama hari ini. Gue masih belum siap sepenuhnya Vi buat ngejalanin ini semua," Dav menjatuhkan air matanya tepat saat ia menatap Viona.

"Gue juga belum siap Dav. Gue pengen kabur dari rumah untuk ngebatalin pertunangan ini. Tapi gue tau, walaupun gue ngelakuin itu, keputusan orang tua kita gak bakal berubah. Perjanjian ini udah lama disepakati dan gak bisa dibatalin hanya karena gue yang nantinya kabur dari rumah,"

"Gue sayang sama lo Vi," bisik Dav. Viona juga tidak bisa mengelak tentang perasaannya dengan Dav. Ia juga sayang dengan sahabatnya itu. Tapi kenapa semua ini harus terjadi dengan dia dan juga Dav?

Dav merengkuh tubuh Viona erat seolah tak ingin melepaskan wanita itu dari pelukannya.

"Gue gak tau ini bakalan jadi pelukan terakhir gue ke lo atau nggak,"

An Agreement [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang