Yuuya kini tengah berbaring di atas ranjang rumah sakit itu sembari menatap Tsukasa yang masih saja meringis.
"Aku akan baik-baik saja"ujar Yuuya
"Namun kau meringis kesakitan begitu. Apanya yang baik-baik saja?!"tanya Tsukasa kesal
"Jika sakit tidak boleh merintih?"tanya Yuuya
"Mmmmm...Jangan bertengkar... Ujar Misaki sembari merentangkan tangannya di antara kedua orang itu
"Micchan...
"Adik bayi marah"Ujar Misaki lagi
"Hatu-hati, jangan sampai menindihnya"Ujar Tsukasa sembari memegangi Misaki yang berusaha turun dari ranjang itu.
"Syukurlah, ternyata ia mulai lupa dengan neneknya"Ujar Tsukasa
"Tsukasa-san benar-benar sudah cocok jadi seorang ayah"Ujar Yuuya.
"Tentu saja! Aku selalu melakukan semua hal dengan sempurna!"Ujar Tsukasa sembari melipat tangannya.
"Mi-cchan pulang duluan bersama Umesaka. Ini sudah malam."Ujar Tsukasa
"Adik bayi.."
"Besok saat kau bangun, pasti sudah bisa melihat adik bayi"bisik Tsukasa
"Benarkah?"
"Ya!"
"Kalau begitu ayo pulang Umeya...
"U me sa ka.. Bukan umeya"Protes Umesaka namun ia masih tetap menggendong Misaki dan membawanya pergi
"Ibu dan Ayah juga akan segera tiba. Mereka sudah di atas pesawat"Ujar Tsukasa
"Kemari sebentar Tsukasa-san"Ujar Yuuya
"Hm?"
"Perutku kembali bergejolak..."
"Tidurlah dulu. Dokter bilang pukul 7 pagi baru operasi diadakan... Kau bisa istirahat dulu"Ujar Tsukasa
"Tsukasa-san ikut?"
"Ya. Tentu"
"Tsukasa-san tidak takut?"
"Aku ini pria yang paling berani sejagat raya!!... Darah tidak akan mematahkan semangat keberanianku"Ujar Tsukasa.
"Syukurlah"Ujar Yuuya sembari menciumnya.
"Isi buku itu berguna disaat seperti ini. Rayuanku termakan dengan sempurna"ujar Tsukasa sembari mencium bibir Yuuya
.
.
.
Pagi itu, Jun dan Hayato kelihatan buru-buru sekali.
"Ada apa dengan kalian ini?"tanya Sang ayah yang melihat dua putranya itu sibuk.
Yang satu sibuk mengunyah roti sambil berdiri menatap ponselnya.
Dan yang satu sibuk mengikat dasinya sembari memperhatikan mesin pembuat kopi itu.
"Yuuya akan segera melahirkan"Ujar Jun keceplosan
Sang ayah tertegun sejenak kemudian menatap sang ibu dengan sedih.
Hayato pun kini melirik ke arah kedua orang itu dengan tajam. Ia menanti kata-kata yang akan keluar dari mulut sang ayah ataupun sang ibu.
"Jadi...Yuuya Hamil?"tanya Sang ayah
Jun menatap kedua orang tua yang sedang duduk dihadapannya itu dengan sangat risih.
"aku... tidak percaya aku punya orang tua seperti kalian...seenaknya sendiri. jika belum siap, jangan punya anak...kasihan. Anak-anak kalian...seperti kami...juga manusia... bukan binatang"ujar Jun sembari berdiri dari kursinya
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIDE
RomanceOriginal Story : Aoisky1412 Asahina Yuuya (17) Baru saja akan memulai debutnya di sekolah barunya. Ia adalah putra bungsu pemilik Asahina Grup saat ini. Karena dari kecil ia asuh sang nenek, ia pun harus tinggal di pedesaan bersama beliau. Namun, ka...