CHAPTER 3

144 80 10
                                    

Setelah tahu kalau Rachel sedang
berada di kelas Nadiva pun menghampiri nya dan duduk disebelahnya.

"Yehh ni anak gua dateng dia malah
bengong, woyy!"

Rachel tersentak "astagfirullah, yaampun diva lu ngagetin gua aja si dateng dateng"

"eh yang ada lu tu yang maen ninggalin gua,mana gua dateng lu malah bengong dari tadi mikirin apasi lu?"

"ngaa ga mikirin apa apa"

"udah lah lu ga usah boong ama gua"

"bo-boong darimana si ngaco aja lu"
Nadiva semakin dibuat curiga

"beneran ni lu ga ada apa apa?"

"Iyaaa benerrr" ucap Rachel pura
pura mengalihkan pandangannya ke arah handphone nya.

"yaudaa deh"

Tapi Nadiva tidak langsung percaya
begitu saja, pasti teman nya ini sedang menyembunyikan sesuatu.

***

Pukul 03.30

Nadiva dan Rachel sudah menuju ke area parkiran.

"Oiya lu ga mau bareng gua aja hel"

"Gak usah kok lagian juga gua mau mampir duluu"

"Emm.. pasti mau nemuin sang senja yang selalu lu tunggu tunggu itu kan. Udah apal gua mah hel"

"Nahh itu lu paham"

Nadiva ini memang sudah tahu bahwa Rachel sangat menyukai senja, sejak awal mereka kenal.

Ia menggeleng kan kepalanya.
"Dasar lu emang cewek senja sejati"

Rachel hanya terkekeh menanggapi nya, ia juga sudah terbiasa dengan Nadiva yang meledeknya seperti itu.

"Yaudaa deh kalo gitu, gua duluan ya udah dijemput soalnya'"

"Iyaa"

Saat Rachel ingin mengambil sepeda nya tiba tiba seorang guru menghampiri dirinya.

"Rachel ibu boleh minta tolong ga"

"Iya bu boleh minta tolong apa bu?"

"Tolong antarkan buku ini ke orangnya ya sekarang mereka masih di kelas karna ibu tadi sudah menyuruh mereka menunggu"

"Ohh iya bu"

"Terimakasih ya"

"Sama-sama bu"

Sekarang ia memegang 3 buku yang
entah siapa pemiliknya

"Oiya mereka kelas berapa dah"

Rachel pun melihat kelas mereka disitu tercantum
Nama: Revan Pradipta
Kelas: XI IPS 1

"Revan?duhh kakak kelas lagi"

Sebenarnya dia tidak suka kalau
disuruh seperti ini tapi mau tidak mau

Rachel harus mematuhi amanah.

Rachel pun berjalan menyusuri kelas,
dan tak lama ia menemukan kelas yang ia tujui.

"Ini dia kelasnya"

Saat ia masuk ke kelas betapa
terkejutnya ia melihat 3 orang laki
laki saja didalam kelas dan salah satu
nya ada si laki laki yang telah membuat hatinya tidak karuan.

Mereka semua menatap Rachel dengan tatapan bertanya.

"Emm. maaf mengganggu ini saya
cuma mau nganterin buku kalian"

"Ohh iya iya taro aja di meja situ tuu"
ucap salah satu teman laki laki itu

"Ayo lanjut lagi lah ini nanggung"

Akhinya laki laki itu berbicara tetapi
seperti nya ia tidak menganggap
rachel.

Dia pun keluar kelas dan berhenti sejenak untuk mendengarkan pembicaraan mereka.

"ehh di liat liat tu cewe lumayan cantik juga ye bro" ucap Nicho yang
sejak tadi diam saja saat Rachel ada.

"yaelaa basi tau ga lu,semua cewe ge lu kata cantik" ucap Reo

Revan hanya tersenyum saja
menanggapi mereka Tapi tiba tiba
entah kenapa.

"Lucu" Ucap Revan sambil tersenyum
tanpa sadar dan matanya masih
terfokus pada handphone.

Dan disana Rachel masih setia mengupingi mereka.
Reo dan Nicho dibuat bingung oleh Revan.

"Hah?lu ngomong apaan si van"

"Au lu van gila lu ya malah senyam
senyum"
"Heh, emang lu pada ga ngerasa apa dia itu lucu tau menurut gua"

Seketika jantung Rachel ingin copot
saat Revan bicara seperti itu.

"Ini si gua tau nic, dia suka ama tu cewe tadi"

Rachel pun segera pergi dari tempat
karna hati nya ga karuan parah.

"Yaampun revann, ingett claudia menn parah lu, lu kan dah pacaran ama dia masa mau lu duain gitu aja" ucap Reo

"bro lu dapetin si clau itu susah payah" ucap Nicho sambil menepuk pundak Revan.

Setelah Revan pikir pikir benar juga
yang dikatakan mereka berdua karena memang betul dirinya mendapatkan hati Claudia susah payah bahkan harus menunggu berbulan bulan agar cintanya bisa terbalas oleh perempuan
itu.

Gadis Senja [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang