CHAPTER 21

48 21 0
                                    

Nadiva yang melihat Rachel yang baru saja memasuki kelas dengan wajah di tekuk langsung dibuat heran olehnya.

"Lu kenapa lagi sih hel?, Masuk masuk kelas bukan nya assalamualaikum kek atau nyapa kek ini malah cemberut aja"

"Waalaikumsalam!" Ucap Rachel
dengan nada suara yang meninggi.

Nadiva terkejut seketika dengan
jawaban dari Rachel yang seperti orang kebakaran jenggot.

Lalu dirinya hanya menggeleng kan
kepala nya dengan pasrah. Seperti nya
teman nya ingin pms.

"I-iyaa hel iyaa, seperti nya lu lagi emosi banget sekarang. Gua akan diem sampe nanti lu mau ceritain ke gua"

Lihat sekarang, Rachel sedang
berusaha mengendalikan emosinya
akibat Ari yang tiba tiba saja muncul
saat moodnya sedang tidak baik baik
saja.

Dalam hatinya Rachel sedang
menyumpah serapahi laki-laki itu.

Tak lama bel masuk pun berbunyi.

Saat ini Rachel yakin bahwa Ari sedang diam diam memperhatikan nya saat sedang ada guru.

Ahh.. itu mah tiap hari malahan.Lalu

Rachel menoleh ke arah laki-laki
itu dan dugaan nya benar dia sedang
melihat kearah dirinya.

Rachel menatap Ari dengan sinis,
seperti orang yang ingin membunuh
mangsanya.

Sedangkan Ari dirinya langsung buru
buru mengalihkan pandangannya ke
arah lain.

"Ebuset.. sangar banget tatapannya"
batin nya.

***

Sebelum perjalanan menuju gerbang
sekolah. Rachel berpapasan dengan
Nicho dan Reo, di susul dengan Revan
bersama Claudia yang sedang bercanda gurau.

"Hai!" Sapa Nicho dengan senyuman
nya pada kekasihnya.

"Haii juga" sahut Nadiva dengan malu
malu.

"Nanti malam jalan yuk, nanti aku
jemput mau kan?"

"Mau bangett beb" ucapnya dengan
manja sambil menggandeng tangan
Nicho.

"Hadehh kanan kiri gua semua
pada sibuk bae sama pasangannya
sedangkan gua hanya didiamkan bagai orang asing yang ditelantarkan" ucap Reo dengan wajah memelasnya.

"Halahh lebay lu" ledek Revan sambil
tertawa.

"Heh Oreo dengerin gua, makanya
jangan kelamaan ngejomblo karatan
nanti lu" lanjut Nicho.

Tak terima perkataan dari Nicho,
Reopun langsung menjitak dahi nya.
Nicho hanya mengaduh kesakitan.

"Heh lu itu belom tau apa apa soal
pesona gua. Jadi diem diem aja lu, liat
noh Rachel dia tuh sama kayak gua, dia juga pasti tau sama apa yang gua rasain sekarang ya gak hel?"

"I-iyaa kak"

Semua pun tertawa akibat perbuatan
dua sejoli ini.

Tapi tidak bagi Rachel dan Claudia yang kini sedang melempar tatapan satu sama lain.

"Ini orang kenapa sih ngeliatin gua
begitu" batin Rachel.

"Emm... Sayangg kita pulang sekarang
yuk mama ku udah nungguin di
rumah"

"Oke-oke, yaudah kita duluan ya" ucap Revan pada Nadiva dan Rachel.

"Iyaa kak" ucap Nadiva tersenyum

Sedangkan Rachel hanya mengganguk
saja seraya tersenyum kecil
menanggapi ucapan Revan.

****

Revan kini sedang menuruti kemauan
Claudia yang meminta nya untuk
menemani nya ke cafe.
Claudia yang sedang memakan makanan yang di hadapan nya kini malah beralih pada Revan yang sedari tadi hanya melamun.

Claudia pun segera menyadarkan Revan dengan mengengam tangan nya.

"Kamu itu kenapa sih, Daritadi bengong terus aku liatin"

"N-ngaa aku gapapa, cuman lagi
kecapean aja"

Karna tak percaya dengan perkataan
Revan, Claudia langsung melepaskan
genggaman nya.

"Aku gak percaya!" Tukas nya.
"Kamu jujur aja sama aku, aku ini kan
pacar kamu masa kamu gak mau cerita sih"

Revan sudah jengah melihat ekspresi
wajah Claudia yang seperti nya ingin
marah padanya.

"Aku serius Clau. mending kita pulang aja sekarang"

Revan segera bangun dari kursi nya dan meninggalkan Claudia.

Ia berdecak.

"Revan! Tunggu in dongg"

***

"Aku gak tau lagi mesti gimana, jujur
aku ga pengen sama sekali di kata
katain terus sama kak Claudia. Tapi
disisi lain kak Revan juga lagi butuh
aku" ucap Rachel dengan tergesa-gesa padanya.

Namun di sebrang sana ada seseorang
yang sedari tadi hanya memperhatikan Rachel tanpa ingin menghampiri nya.

"Tentang perasaan itu juga masih ada
sekarang. Aku masih berusaha untuk
melupakan nya. Dan kalo emang
aku ini hanya di takdir kan bukan
buat memiliki nya aku rela. Saat ini
kesempatan ku buat melihatnya lebih
dekat hanya itu satu satunya menjadi
seperti seorang adiknya. Apapun akan
aku lakukan agar orang yang aku
sayangi bahagia"

Ia tersenyum dengan getir.

Setelah selesai dirinya segera pergi dari tempat itu.

Lalu seseorang di sebrang sana
langsung menghampiri tempat yang
tadi di singgahi oleh perempuan itu.

"Ternyata bener dugaan gua dia selalu
ke tempat ini, dan gua yakin disini
tempat favorit nya dia banget. Tapi, tadi gua denger Rachel bilang, dia nyebut nama Revan sama Claudia kalo ga salah, Terus tentang perasaan yang masih ada?"

Tanya laki-laki itu yang tak lain adalah Ari. Dirinya memang membuntuti Rachel dari sekolahan hingga tempat ini.

"Apa maksudnya ya, lagipula siapa
orang itu, Kayak pernah denger nama
dua orang itu sebelum nya"

Jujur Ari sangat penasaran sama apa
yang di ucapkan oleh Rachel tadi.

Setelah berpikir panjang laki-laki itu
segera memutuskan untuk mencari
tahu sendiri tentang hal itu.

Gadis Senja [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang