CHAPTER 17

53 23 1
                                    

Sesampainya nya dirumah ia segera
membasuhi dirinya kemudian
membuat kan makan malam untuk
dirinya sendiri.

Setelah itu ia masuk ke dalam untuk
membereskan buku, menyiapkan
seragam dan sepatu nya untuk besok.

Dan setelah nya ia merebahkan diri
saja karna ia sangat lelah hari ini. Ditambah mata nya yang masih sembab dilihatnya, padahal besok sudah masuk sekolah.
Bisa bisa Nadiva bertanya tanya
nantinya.

Ia melihat pantulan dirinya sendiri di
depan cermin.

"Masih sembab banget ini sih. Tapi
mudah-mudahan besok udah mendingan deh, sebaiknya gua tidur
sekarang"

Ia pun segera menutup matanya dan
mulai tertidur lelap.
Padahal sekarang masih jam 07.30 tidak biasanya Rachel tidur lebih awal seperti ini dan ini juga karna terpaksa.

***

Pukul 06.15am

Rachel sudah dalam perjalanan menuju ke sekolah.

Tadi di rumah ia sudah sempat kan
diri untuk melihat apakah mata nya
masih sembab dan seperti yang
Rachel duga tidak sia-sia ia tidur lebih awal, sekarang matanya sudah mendingan.

Hanya saja disana masih sedikit bekas kantung mata nya yang menghitam.

Lalu mata Rachel menjadi terfokus
ke arah seseorang yang memakai
seragam yang sama dengan Rachel dan menggunakan motor sport berwarna merah yang tadinya di ujung jalan.

"Kayak pernah liat, tapi dimana ya?" Ucap Rachel.

Rachel memicingkan manik matanya. Dan benar saja orang itu searah dengannya.

Lalu orang itu masuk ke pekarangan sekolah nya.

Rachel segera berhenti dan memakirkan sepeda nya.

Kemudian ia memperhatikan orang itu lagi dan ternyata.

Rachel tersentak.
"Hah!? I-ituu kan orang aneh yang
kemarin. Tapi masa iya dia murid baru disini, yaampunn kalo sampe bener dia itu murid baru jangan sampe dah gua ketemu sama dia atau sekelas sama gua" batin nya.

Saat dalam perjalanan ingin masuki
kelasnya Rachel di kejutkan oleh
Nadiva.

"Heyy Rachel!"

"Yaampun div, bikin kaget gua aja lu"

"Lagian gua liatin dari jauh lu bengang bengong aja daritadi"

Setelah itu Rachel dan Nadiva menduduki kursi kelas tempat mereka.

Kemudian Nadiva memerhatikan
Rachel yang sedang berkutat dengan
handphone nya.

"Muka lu kenapa dah hel? Ditekuk
terus"

"Ohh ini gua semalem ga bisa tidur jadi masih ngantuk sekarang"

Nadiva hanya ber "ohh" ria.

"Tau gak hel, gua kemaren seneng
pake banget tauu" ucap Nadiva dengan antusias

"Lagi kenapa lu?"

"Lu pasti ga buka hp ya semalem, ga
liat apa gua tuh posting sesuatu tau"

"Postingan ap-"

Kemudian pembicaraan Rachel pun
harus terpotong karna sedang ada guru yang memasuki kelasnya.

"Pagi anak-anak"

"Pagi buu" ucap seisi kelas.

"Berhubung sekarang sedang pelajaran ibu, ibu sekalian memberitahu. Bahwa kelas kalian kedatangan murid baru"

Guru itu pun mempersilahkan murid
baru itu untuk masuk.

Deg.

Jantung Rachel seketika ingin copot
karna tau bahwa murid baru itu
adalah.

"Perkenalkan diri kamu nak"

"Hallo, nama saya Ari Erfandito. Saya
murid pindahan dari Bandung, dan
salam kenal buat kalian semua" ucap
laki-laki itu lalu mengeluarkan senyum manis nya.

Seisi kelas mendadak ramai saat
kedatangan laki-laki itu.

Tapi tidak bagi Rachel, dirinya hanya menunduk tidak percaya melihat orang yang sedang berdiri di depan kelasnya.

Saat mata Ari menyusuri seisi orang
yang berada di kelasnya, pandangan
nya terjatuh pada seorang perempuan
sedang menunduk.

Lalu laki-laki itu tersenyum kecil ke arahnya.

"Yasudah nak Ari, silahkan duduk"

Kebetulan sekali kursi yang beda
barisan disamping Nadiva itu kosong ia pun segera menduduki tempat itu.

Jam pelajaran pun akhirnya dimulai.

"Sstt, hel!" bisik Nadiva sambil
menyenggol lengan Rachel.

"Apa sih div?"

"Ada cogan gess di kelas kita, mana
duduk nya sebrangan lagi ama gua"
bisik Nadiva dengan cengirannya.

"Pliss deh div, jangan bahas itu
sekarang ntar kena omel bu Lidya mau lu?"

"Yaa ngak lah, kan gua cuma mau
ngomong doang"

Disela sela Rachel menyatat tulisan di
papan tulis tak sengaja mata Rachel
mengarah ke Ari, dan pas saja Ari pun
sedang menoleh kearah Rachel.

Mata mereka saling bertubrukan.
Namun tak lama Rachel memutuskan
kontak matanya terlebih dahulu.

"Dasar cowok aneh." batin Rachel dengan kesal.

Gadis Senja [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang