Tanpa pikir panjang lagi Rachel langsung beranjak pergi.
Tak tinggal diam, Ari bergegas mengejar Rachel.
"Rasain lu cewek cupu" batin Claudia
Ari mencekal lengan Rachel.
"Jangan pergi hel, dengerin penjelasan gua dulu"Rachel menghempas cekalan tersebut lalu mengayuhkan sepedanya.
"Hel!"
Rachel sama sekali tak menghiraukan panggilan darinya dan malah semakin menjauh, Ari pun memutuskan untuk mengejar.
"Gua mohon berhenti hel"
Nafas Ari kian memburu.
Namun Rachel masih enggan untuk memberhentikan sepeda nya.
"Kalo lu masih gak mau berhenti gua akan kejar lu terus"
Karena Ari tetap tidak mau berhenti mengejar, Rachel memutuskan untuk mengalah dan memberhentikan sepeda nya.
"Ak...khir...nya lu ber..hen..ti juga.." ucap Ari dengan nafas tersengal
Rachel merogoh tasnya untuk mencari tisu, lalu mengelap keringat yang membasahi wajah Ari.
"Lu tuh gak perlu segala ngejar-ngejar gua. Liat sekarang lu jadi kecapean kan"
Jemari Ari terangkat, menghapus sisa air mata pada pipi Rachel.
"Dengerin penjelasan gua ya. Jadi itu semua rencana nya Claudia dia dateng narik tangan gua dan tiba-tiba main peluk gitu aja"
"Terus soal isi chat itu"
"Chat?"
Rachel merogoh saku rok, lalu mengeluarkan handphone dan menunjukkan isi pesan tersebut.
"Ini"
"Nggak hel itu bukan gua"
"Jangan bohong!"
"Dia pasti diem-diem buka hp gua hel dan kirim chat itu"
Ari segera menangkup wajah Rachel berusaha menenangkan.
"Hel Claudia itu orangnya keterlaluan melakukan segala cara untuk keinginan nya sendiri, dan gua nggak bisa bohongin lu untuk kedua kalinya"
Sayup-sayup Rachel menatap Ari. Tampak sekali raut wajah nya sangat serius.
"Percaya sama gua ya?" pinta Ari sungguh-sungguh
Rachel melepas pegangan tangan Ari diwajahnya.
"Iya"
"Iya apa?"
"Gua percaya sama lu"
Ari merekahkan kedua sudut bibirnya, dan karena rasa bahagia terlalu berlebihan sampai-sampai ia tak sadar telah memeluk Rachel.
Sudah kedua kalinya Rachel dipeluk oleh Ari, Namun pelukan ini sangat berbeda. Terasa hangat dan nyaman...
"Eum.. ri?"
Ari langsung menguraikan pelukannya, lalu tersenyum kikuk.
"Eh s-sorry hel. K-kalo gitu pulang yuk gua yang bawa sepeda nya"
"Ayo naik"
"Gak usah, biar gua anter lu pulang ya"
Selang beberapa menit, mereka berdua sampai di tempat tujuan.
"Oiya lu gak mau mampir dulu sebentar?"
Rachel menggeleng pelan
"Lu masih marah sama gua?"
"Nggak kok"
Ari menyentuh lembut pundak Rachel.
"Jangan dipikirin ya soal tadi"
"Iyaa ri, yaudah kalo gitu gua pulang ya"
Setelah Rachel pergi, raut wajah Ari mendadak jadi penuh amarah.
"Liat aja lu Clau, gua nggak akan tinggal diam!"
***
drrtt.. drrtt..
"Di tolong ambilin hp gua dong di meja"
Dian menghembus nafas berat, Claudia selalu saja seperti itu
Manja.
"Nih"
"Thanks"
Claudia melepas kedua butir timun yang sudah ia pakai di kedua bola matanya.
"What!"
Dian dan Liska langsung menoleh kearah Claudia.
"Ada apa?" tanya Liska
"Ari ngechat. Dia ngajakin gua ketemuan, ah senangnyaa"
"Wah bagus dong kalo gitu, itu artinya rencana kita berhasil"
Claudia langsung menghampiri Dian dan Liska lalu memeluknya.
"Rencana kalian berjalan mulus.. dan sekarang gua harus siap-siap dandan yang cantik"
***
Ari sedaritadi hanya mondar-mandir tidak jelas, sebab ia sudah tidak sabar ingin menumpahkan segala amarahnya.
"Haii" sapa Claudia dengan sumringah
Ari memandang penampilan Claudia dari atas sampai bawah.
Rambut yang diikat, memakai dress berwarna cokelat dan tas selempang hitam di bahunya.
"Kenapa liatin aku kayak gitu?, Aku cantik ya"
Sejenak Ari melamun sendiri, namun sedetik kemudian ia menggeleng cepat.
"Sekarang kita mau kemana?"
"Heh gua itu ngajak lu kesini bukan mau jalan-jalan"
"Terus"
Tatapan Ari seketika berubah menjadi tajam.
"Tanpa gua kasih tau seharusnya lu tau apa kesalahan lu selama ini!"
"Kamu ngomong apa sih aku gak ngerti"
"Lu sengaja meluk gua didepan Rachel supaya dia ngejauh dari gua. Itu kan yang lu rencanain dari awal"
"Sial ternyata rencana nya gagal total" batin Claudia
"Aku emang mau meluk kamu aja kok, cewek cupu nya aja yang kebaperan"
"Stop salah-salahin Rachel!. Lu pikir dengan lu putus dari Revan lu bisa bebas deketin gua gitu?"
"Yaa aku putusin Revan itu demi kamu ri. Rasa aku tuh nggak pernah bisa berubah, aku nggak mau kehilangan kamu"
Ari berdecih pelan, "Semua yang lu lakuin itu percuma Clau. Karena sampai kapanpun yang ada dihati gua cuma Rachel"
"Kamu kok jahat banget sih, nggak mau ngertiin perasaan aku" ucap Claudia sembari memanyunkan bibirnya
"Gak usah sok dramatis" cibir Ari
Kemudian di ujung jalan seseorang baru saja melihat keberadaan mereka langsung menghampirinya.
"Kalian ngapain disini?"
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Senja [On Going]
Novela JuvenilHanya pada senja ku menuangkan seluruh isi hatiku, perasaan bimbang perlahan menyelimuti pikiran ku. Senja telah mengajarkan ku bahwa yang hilang akan berganti dengan kebahagiaan baru. Namun jika diriku yang kehilangan, apakah mungkin akan sama?.. ...