CHAPTER 62

15 4 0
                                    

Hallo!

Alhamdulillah Kamis ini aku bisa update 2 part. Sebelum itu aku mau bilang kalian jaga kesehatan terus ya dan jangan lupa jaga kebersihan.

Happy reading all❤️

****

Revan terus saja memukul samsak napasnya kian memburu. Peluh keringat membasahi sekujur tubuh tiada henti. Sudah 1 jam lebih, Nicho dan Reo menghembus napas pelan. Sudah berusaha membujuk Revan namun tetap tidak mau mendengar. Tak hanya itu, mereka berdua pertama kalinya melihat Revan sefrustasi ini.

"Aargh!" geram Revan

Bukk!

"Gua tau lu cuma mau ngelampiasin semua amarah lu, tapi dengan lu pukulin terus itu samsak masalah hati lu bakalan selesai. Sekarang gua tanya emang bisa nyelesain semuanya dengan cara lu yang kayak gitu?" ucap Nicho mengeluarkan semua unek-uneknya yang sedaritadi ia pendam

Saat hendak menghantam kembali, Revan menghentikan laju tangan nya tepat di depan samsak tersebut. Kemudian dengan langkah gontai Revan menghampiri Nicho dan Reo disertai napas yang masih tersengal.

*Flashback on

"HAH!?"

Revan menatap datar keduanya. Ia sudah menduga kalau respon mereka akan seperti itu.

"Lu serius suka sama Rachel?" tanya Reo yang masih tak percaya

Revan mengangguk pelan.

"Wah kacau lu van" ucap Nicho

"Bahkan gua sendiri pun juga gak nyangka. tapi emang ini kenyataan nya"

"Kayaknya Rachel bukan suka sama lu van tapi sama si Ari" celetuk Nicho menduga-duga

"Nah bener tuh saran gua mending lu lupain aja dah semua perasaan lu ke dia" timpal Reo

"Udah terlanjur, kalo mau ngelupain pun butuh waktu dan gak semudah itu"

"Gini deh kalo lu masih pingin dapetin Rachel. Lu harus pikirin cara biar dia tau tentang perasaan lu siapa tau di terima sama dia"

"Udah Nic, gua coba buat jelasin waktu itu tap-"

"Aaaa!!"

"Eh itu suara siapa dah?" tanya Reo

Karena rasa penasaran, ketiga laki-laki itupun segera berjalan mengendap-endap mendekati asal suara tersebut. Langkah mereka terhenti ditembok besar dekat kebun kecil yang berada tak jauh dari taman belakang sekolah.

Claudia menangis histeris sambil menendang kasar tanah yang ia pijak, Liska yang tak tega segera menghampiri Claudia lalu mengusap pelan pundaknya.

Dian menghela napas pelan.
"Udahlah dia itu cuma masa lalu lu c'mon Clau gak usah ngarepin orang yang gak pasti. Cowok masih banyak kali diluar sana"

"Masa lalu?" batin Revan

"Diem lu gak usah sok nasehatin!, Lu itu gak tau rasanya jadi gua!" bentak Claudia dengan suara yang terdengar sumbang

"Harusnya dari awal lu gak usah putusin Revan" celetuk Liska

"Lu itu pura-pura gak tau apa gimana sih Lis" sahut Dian

"Yaa gua tau tapi kalo misalnya Clau gak putusin si Revan, Clau bisa ngelampiasin rasa sakit hati nya ke dia. Lagian kenapa juga lu mutusin Revan, dia kan cinta banget sama lu Clau"

Gadis Senja [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang