Disepanjang jalan ia terus saja menundukkan wajah, semua orang yang berlalu-lalang menatap aneh kearah dirinya, namun Rachel tetap berusaha untuk tidak mendengarkan cemoohan mereka.
Rachel memberhentikan sepeda nya.
Ia memandangi langit, nyari tak berkedip. Betapa rindunya Rachel dengan Senja.Lalu beralih menatap tubuh yang sangat kumuh dan rambut yang lepek akibat ulah Claudia dan temannya tadi.
"Apa selama ini aku emang gak pantes kenal sama mereka?"
Saat ini Rachel hanya seorang diri. Berharap tak ada siapapun yang melihatnya, sehingga dirinya bisa menangis sepuasnya.
"A-aku harus berbuat a-apa.. aku pasti gak akan kuat jika diancam terus-terusan sama kak Claudia ta-tapi, disatu sisi apa aku bisa melakukan hal itu?"
Mata sembab nya memandang lekat langit itu dengan penuh harap.
"Senja, aku berharap semoga masalah ini hanya sementara, aku yakin itu. Karena aku gak pengen orang-orang yang didekatku jadi menjauhiku juga"
***
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, loh Rachel kamu kotor banget?kamu abis darimana sih?" tanya Sintya
Setelah itu Hardi datang dengan membawa secangkir kopi genggaman nya. "Pasti ada yg iseng ya sama kamu?
"Gua gak mungkin bilang ke mama sama ayah" batin Rachel
"I-ituu.. tadi ada temen kelas aku ada yang ulang tahun kejutan nya di siram air kotor terus aku kena cipratan"
"Yaampun ada-ada aja, lain kali jangan ikut-ikutan lagi ayah gak izinin"
"Iya yah"
"Gua terpaksa bohong, gua cuma gak mau kalo masalah ini menyebar kemana-mana, gua juga gak mau mereka jadi sedih gara-gara ini" batin Rachel
***
Nadiva menoleh kearah Rachel yang sedaritadi hanya melamun sembari mengaduk-aduk makanan dihadapannya.
"Hel?"
"..."
"Rachel??"
"..."
Nadiva menghela nafas panjang, tak ada sahutan sedikit pun dari sahabat nya ini. Seperti ada tak beres dengannya, lantas Nadiva segera mengguncangkan bahu Rachel sehingga membuat nya tersentak.
"Lu itu kenapa sih?, ada masalah?"
Rachel menggeleng.
"Kalo gak ada apa-apa terus kenapa makanan nya cuma di aduk-aduk doang, dimakan dong"
Dari kejauhan Rachel melihat Revan dengan kedua temannya, termasuk Claudia. Lantas ia bergegas untuk pergi.
"Rachel lu mau kemana!"
Diam-diam Claudia memiringkan sudut bibirnya menatap dari jauh kepergian Rachel.
"Ternyata gak sia-sia gua ngancem dia, nurut juga ternyata" batinnya
***
Rachel berjalan menyusuri koridor dengan langkah tergesa, saat ingin berbelok arah ia tak sengaja berpapasan dengan Ari dan Azka. Lantas ia berhenti.
Ari mengulum senyuman pada Rachel. Namun Rachel malah diam membisu lalu membuang pandangan kearah lain.
Ari memudarkan senyum nya. "Hel?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Senja [On Going]
Teen FictionHanya pada senja ku menuangkan seluruh isi hatiku, perasaan bimbang perlahan menyelimuti pikiran ku. Senja telah mengajarkan ku bahwa yang hilang akan berganti dengan kebahagiaan baru. Namun jika diriku yang kehilangan, apakah mungkin akan sama?.. ...