Kali ini Rachel pulang lebih cepat dari biasanya ia tidak mendatangi tempat favoritnya karena awan mendung sedang menyelimuti langit.
Sekarang dirinya sedang berada di meja makan bersama orangtuanya.
Seperti biasa mereka melakukan obrolan ringan seraya tertawa bersama.Ia sangat senang tentunya.
Tentang rasa sakit Rachel pun sudah agak mendingan, ia sudah di bawa ke dokter bersama ayahnya.
Dan kata dokter dirinya hanya kelelahan dan banyak pikiran saja.
Sintya pun sudah menyuruhnya untuk cepat cepat meminum obat dari resep dokter tadi.
Rachel merebahkan tubuh di atas kasurnya.
Namun Rachel, masih saja memikirkan sikapnya yang terlalu dingin terhadap Ari tadi.
"Duh, kenapa gua jadi gak tenang gini ya. Apa gua salah ngomong ya tadi ke dia?"
Rachel mengetuk ngetuk kepala nya kesal.
Dan kenapa dia harus berbicara seperti itu pada Ari, dirinya benar-benar menyesal telah melakukan perbuatan itu.
Tiba-tiba Rachel mengingat kembali kejadian yang pernah ia alami nya. Namun ia segera menepis ingatan itu lagi, sudah cukup dirinya tersiksa tentang kejadian yang lalu.
Ia pun memutuskan untuk beranjak untuk tidur saja lebih cepat karena ia sungguh lelah hari ini.
- - - -
Hari ini adalah hari Sabtu.
Revan dan kedua temannya memutuskan untuk bermain basket hari ini.
"Cemen banget si kalian, gitu aja kalah sama gua" ucap Revan dengan nafas tersengal-sengal
"Heh lu kan ketua tim basket, jelas lah lu itu lebih jago daripada kita berdua" sahut Reo
Revan hanya terkekeh menanggapi nya.
"Oiya kalian udah nemuin gantinya Fredy sama Dion belum buat masuk ke tim basket?" Tanya Nicho
"Belum" ucap mereka bersamaan
"Yahh terus gimana nih, perlombaan di mulai seminggu lagi cuy masa tim kita kurang"
"Emm... Gimana kalo kita bikin brosur terus di share ke grup sekolah" saran Reo
"Nah gua setuju tuh, tumben otak lu encer"
"Okee mulai sekarang aja kita bikin nya biar cepet kelar terus langsung share"
"Siapp" kata Reo antusias.
***
Azka kini sedang berada di rumah Ari mereka sekarang sedang bermain PS bersama.
"Udah napa ri nyawa lu tuh tinggal sekarat mending kalah aja deh daripada gua yang matiin lu kan?" ucap Azka dengan mata yang masih terfokus pada layar.
"Gak akan, kita liat aja nanti" sahut Ari
Tak lama Ari berusaha untuk mengalahkan Azka, akhirnya ia memenangkan permainan itu.
"Wuhuu!! Gua menangg!..." Teriak Ari sambil menjulurkan lidahnya ke arah Azka
Azka yang tak terima kekalahan nya langsung melempar bantal yang berada di dekatnya ke wajah Ari.
Ari pun langsung menghindar dari lemparan nya dan ia berhasil.
"Heleh cuma kebetulan doang lu menang"
"Bodo amat inti nya gua yang menang, sebagai timbalan nya lu harus traktir gua selama 4 hari" ucapnya seraya mengambil gitar dan mulai memainkannya.
"Lah apa-apaan lu enak aja"
"Mau gak nih? kalo gak mau gapapa sih gua tinggal bilang ke pacar lu kalo lu suka jalan sama cewe lain"
Azka berdecak kesal
"Selalu aja lu ya anceman nya ituuu mulu, jangan ngarang lu gua mana pernah gua jalan ama cewe laen, gua mah setia""Eitt inget pacar lu itu orang nya kayak gimana. Kalo gak mau sih gapapa it's oke"
"Iya dahh iyaa terah lu, tapi inget yaa cuma 4 hari loh"
Ari tersenyum puas.
"Okee" kata nya seraya mengangkat jempol nya.
Jurus Ari kali ini memang manjur, dengan mengandalkan pacar Azka yang sifat nya memang cemburuan. Akhirnya dirinya tunduk juga pada Ari.
Namun saat Azka baru membuka handphone nya dirinya langsung di kejutkan oleh isi pesan yang baru saja di kirim di grup sekolah.
"Ri rii, coba deh lu liat grup sekolah cepetan!"
"Gak ah males, emang ada apa sih?" Sahut nya yang masih setia memetik gitar
Azka pun segera buru-buru menghampiri Ari.
"Liat nih, ada kakel yang ngeshare brosur tentang open member tim basket ri, coba lu baca"
Ari pun mulai membacanya.
"Ini sih peluang ri, buat kita bisa masuk ke tim basket. Pas nih katanya kekurangan 2 orang"
"Wiihh bagus nih yaudah langsung di daftarin aja ka, mumpung baru di share kalo nanti nanti di selak"
"Nahh sip"
"Dah nih, moga aja kita kepilih ri""Amiinn"
***
Hari pun mulai berganti malam, Ari yang entah mengapa sekarang ia tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Pikiran nya saat ini hanya di penuhi oleh Rachel seorang.Dirinya sudah bersikeras untuk mencoba menghilangkan nya namun sama sekali tak mempan.
Hatinya mulai merasa gelisah.Ia bernafas gusar.
"Selama ini gua belom pernah yang namanya jatuh cinta sampe kayak gini. Gua mencoba untuk gak kepikiran, tapi gak bisa malah semakin kepikiran"Ari mengacak rambutnya dengan kasar.
Setelah itu ia mengambil bantal untuk menutupi wajahnya dan kembali mencoba untuk tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Senja [On Going]
Teen FictionHanya pada senja ku menuangkan seluruh isi hatiku, perasaan bimbang perlahan menyelimuti pikiran ku. Senja telah mengajarkan ku bahwa yang hilang akan berganti dengan kebahagiaan baru. Namun jika diriku yang kehilangan, apakah mungkin akan sama?.. ...