Claudia mengikuti arah pandang Ari lantas ia berbisik.
"Lanjutin dialog nya ri.."
Dengan cepat Ari tersadar langsung menoleh pada Claudia.
"A..aku sangat mencintai putri Aurora. Apakah p..putri Aurora boleh menikah dengan ku?"
"Menikahlah dengan putriku pangeran, dan kalian akan hidup bahagia"
Claudia menyandarkan kepalanya di bahu Ari.
"Terimakasih ibu, pangeran sebenarnya kamu adalah seseorang yang telah aku tunggu. Aku mencintaimu juga, jadi aku menerima permintaanmu"
"Putri Aurora dan Pangeran Andrea pun akhirnya menikah, dan mereka hidup bahagia selamanya..."
Suara tepuk tangan pun kini bersuara sebagian dari mereka terbawa perasaan dan ada pula yang merespon dengan biasa saja.
Claudia menatap Ari dari samping senang sekali bisa melihat wajahnya dari dekat seperti ini. Claudia sangat rindu sosok Ari yang dahulu jika saja waktu dapat berputar kembali, akan ia tarik semua ucapan meminta putus dengannya dan tak akan membiarkan Ari jatuh ke tangan oranglain sedikitpun.
Sejak awal bertemu kembali rasa cinta yang begitu besar muncul di benak nya. Hasrat untuk memiliki pun kian membara semua akan Claudia lakukan untuk membuat Ari jatuh cinta lagi padanya.
Dan bagaimana dengan Revan? Sudah tak penting lagi bagi Claudia selama ini juga ia tak pernah serius berpacaran dengan Revan.
****
"Lu cemburu?"
"...."
Kini keduanya sedang duduk di kursi yang berada di sisi lapangan, di hadapan pun juga berjejeran minuman dan makanan yang sudah tersedia.
"Lu diem tanpa alasan begini itu namanya cemburu dan tandanya lu mulai suka sama dia"
Rachel tak menghiraukan Nadiva dirinya tengah sibuk dengan urusan hati dan pikirannya sendiri.
Nadiva menghela nafas pelan. "Daripada terus-terusan mikirin masalah perasaan mending sekarang kita kesana yuk udah mau mulai tuh"
Saat mereka sampai didekat panggung Rachel merasa tas selempang nya bergetar dan rupanya itu berasal dari handphone.
"Gua angkat telfon dulu ya"
Nadiva mengganguk kecil.
Rachel bergegas menuju ke pinggir agar telfon terdengar jelas.
"Hallo"
"Lu sekarang ke taman belakang ya"
"Mau ngapain?"
"Udah kesana aja"
Tut.. tut...
****
Azka mendongak melihat Rachel yang baru datang lalu meminta nya untuk duduk dikursi yang ia tempati.
"Ari yang minta gua kesini dia nitip ini buat lu"
Azka menyodorkan secarik kertas pada Rachel. "Ambil" suruhnya
Rachel yang masih terlihat kebingungan hanya mengambil alih kertas tersebut tanpa berkata.
"Jangan tanya kemana Ari sekarang, dia lagi ada urusan"
"Urusan?"
"Nanti lu juga bakalan tau kalo gitu dibaca ya"
Setelah itu Azka langsung beranjak pergi.
Dengan perlahan Rachel membuka kertas itu dan disana tertulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Senja [On Going]
Teen FictionHanya pada senja ku menuangkan seluruh isi hatiku, perasaan bimbang perlahan menyelimuti pikiran ku. Senja telah mengajarkan ku bahwa yang hilang akan berganti dengan kebahagiaan baru. Namun jika diriku yang kehilangan, apakah mungkin akan sama?.. ...