"Bener-bener keterlaluan!"
"Eh mau kemana?"
"Mau nyamperin lah"
Nadiva menarik paksa lengan Ari.
"Jangan ri"
"Tapi gua gak tega liat Rachel!"
Nadiva menatap detail raut wajah dari Ari, tampak sekali kalau dirinya tak ingin melihat Rachel tersiksa.
"Sekarang kita udah punya bukti, jadi tolong reda in emosi lu dulu"
Ari menarik nafas panjang.
"Kita harus ke ruang guru"
***
Brakk!!..
Pak Doni menggebrak meja hingga membuat seisi ruangan tersentak kaget.
"Saya ini gak habis pikir dengan kalian bertiga. Kenapa kalian melakukan hal keji seperti itu terhadap Rachel!"
"M..m..maaf pak tapi dia duluan tuh yang cari gara-gara sama saya" sahut Claudia
"Jangan asal tuduh dong jelas-jelas yang salah besar itu kakak! Bukan Rachel!" ketus Nadiva
"Heh! gak usah ngegas gitu kali biasa aja" balas Dian
"Lah emang bener kan kalian bertiga itu biang masalahnya!, Udah gak usah ngelak terus"
"Lu tuh ya! ber-"
Lagi, lagi di gebraknya meja lebih kencang.
"DIAM!!."
Pak Doni menarik nafas panjang, lalu menghembus nya dengan kasar.
"Kalau hal ini memang menyangkut masalah pribadi seharusnya jangan di bawa ke lingkungan sekolah!!"
"Pak"
Pak Doni menolehkan wajah.
"Ya ada apa Ari?""Saya menyimpulkan kalo ini semua memang murni kesalahan mereka bertiga pak, disini Rachel hanya menjadi korban dan dia gak ada salah apa-apa" jelasnya
Claudia memandang tajam Ari,
"Kenapa sih selalu cewek cupu itu yang lu bela"
"Karena dia gak salah!" tegas Ari
Rachel mendongak melihat wajah Ari, lantas ia mengulas senyum tipis.
Revan, yang sedaritadi hanya diam ditempat melihat kini mulai mengeluarkan suara.
"Iya pak saya setuju sama yang dikatakan Ari"
Dan dilanjut dengan anggukan dari Nadiva, Nicho, Reo dan Azka.
Pak Doni memijat pelipisnya,
"Rachel bapak mau bicara sama kamu, tolong semua keluar ya"Setelah semuanya keluar Rachel berjalan mendekati Pak Doni.
"Tolong kamu jelaskan, sebenarnya apa yang terjadi dari awal"
Rachel menundukkan kepala dalam-dalam.
"Gak pelu takut. Bapak mau bantu menyelesaikan masalah kamu"
***
Revan menarik paksa lengan Claudia kemudian melepaskan nya dengan kasar hingga membuat perempuan itu merintih kesakitan.
"Aku gak habis pikir, kenapa kamu ngelakuin hal kejam itu ke Rachel!?"
Bukannya menjawab Claudia malah membuang pandangan kearah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Senja [On Going]
Teen FictionHanya pada senja ku menuangkan seluruh isi hatiku, perasaan bimbang perlahan menyelimuti pikiran ku. Senja telah mengajarkan ku bahwa yang hilang akan berganti dengan kebahagiaan baru. Namun jika diriku yang kehilangan, apakah mungkin akan sama?.. ...