CHAPTER 25

51 17 4
                                    

Rachel sampai di kelas dengan nafas yang tersengal-sengal.

Ia pun juga tak melihat keberadaan Nadiva disini.

Dimana Nadiva saat ini?.

"Rachel lu dimana sih, gua cari dimana mana gak ada"

Saat ini dirinya sedang berada di taman belakang sekolah.
Ia cukup penat karna sudah mencari keberadaan Rachel namun sampai sekarang belum ketemu juga.

Dirinya pun sedaritadi sudah berkali kali menelfon Rachel tetapi nihil, tak ada jawaban sama sekali.

"Ayo dong hel angkat" dan ini kesekian kalinya ia menelfon.

Tak lama ia menunggu, akhirnya telfon nya diangkat oleh Rachel.

"Hallo hel?, Yaampun lu dimana sih sekarang?" ucapnya dengan penuh khawatir.

"Gua di kelas div"

Setelah mendengar suara serak dari Rachel, dirinya pun segera berlari untuk menghampiri nya.

~~~

Suasana kelas X IPS 2 saat ini sedang ramai dikarenakan guru yang mengajar pada jam terakhir ini berhalangan hadir.

Karna itu Rachel bisa bernafas lega sekarang.

"Lu itu daritadi kemana sih hel?, Gua cari bolak balik kesini tapi lu tetep aja gak ada. Ini makan dulu" Titah Nadiva yang baru saja sampai.

Rachel pun segera memakan sebungkus roti tawar itu dengan lahap, kemudian meneguk air mineral hingga tersisa setengah.

"Gua abis dari UKS"

Nadiva tampak berpikir.
"Loh, lu ke UKS sendirian?"

"Bukann, gua itu tadi pingsan di koridor mau nyamperin lu. Dan pas gua bangun tiba-tiba udah di sana aja"

"Terus siapa dong yang bawa lu ke sana?"

"A-ari" kata nya dengan wajah yang berubah menjadi resah.

"Hah!?" ucap Nadiva yang menganga tak percaya. "Serius lu?"

"Ya serius lah, lagian gara gara lu juga gak baca chat dari gua"

"Yaa maaf, mungkin pas lu ngirim chatnya gua lagi ngantri makanan kali. Gua kirain cuman chat dari grup doang eh ternyata dari lu maaf yaa"

"Hadehh, iya iyaa lain kali tuh di cek dulu makannya kalo ada chat masuk"

"Iyaaa, lu juga ngeyel sih udah gua bilang tunggu aja di kelas malah nyusulin"

"Abisnya bosen gua, yauda deh gua samperin lu"

"Gak biasa nya lu bosen di kelas hel, kemaren maren betah banget di kelas"

Rachel berdecak "yaa mana gua tau lah div"

"Ehh tapi nih ya, di liat liat Ari tuh kayaknya suka sama lu deh hel"

"A-apaan sih lu ya ga m-mungkin lah, udah gua mau tidur dulu. Kalo udah bel bilangin ya" ucapnya dengan gugup

"Iyaiyaa nyonya Rachel, selamat beristirahat" celetuk Nadiva.

Tak lama setelah Rachel tertidur akhirnya bel pulang berbunyi.

Namun saat sedang memasukkan bukunya ke tas. Tatapan nya berhenti pada Ari yang sedang sibuk mengobrol dengan teman sebangkunya.

Laki-laki itu sama sekali tak melirik sedikit pun kepadanya.

Apakah Ari marah padanya?..
Pikir Rachel.

"Arii!!"

Sontak yang di panggil pun menoleh kearah sumber suara yang berada di luar kelas.

"Iyaa, bentar!" Teriaknya.

Lalu Ari menegur teman sebangku nya untuk bilang bahwa ia akan keluar kelas duluan.

Lalu dirinya hanya melewati meja Rachel saja dengan wajah yang terlihat sangat acuh.

Seketika perasaan Rachel menjadi tidak enak padanya.

"Heyy apa kabar ka?" Sapa Ari

"Alhamdulillah baik sentosa"

Laki-laki yang di panggil "ka" oleh Ari ini bernama Azkarian Daniel sahabat nya sejak kelas 1 SMP.

Memang beberapa minggu lalu dirinya tak menampakkan wajahnya disekolah karna sedang ada urusan keluarga.

Azka juga lah yang menawarinya untuk Ari bersekolah disini, karna pada saat itu dirinya sangat bingung mencari sekolah untuk pindahan.

Rachel yang baru saja keluar dari kelas langsung menghentikan langkahnya saat melihat Ari yang kini sedang berbicara dengan seseorang yang ia tak kenal.

Namun sepertinya Ari tak menganggap keberadaan dirinya, ia malah semakin fokus terhadap obrolan nya.

Nadiva pun baru saja datang menyusul nya, lalu menyenggol lengan Rachel.

"Hel, ayo?"

Ia hanya mengangguk saja dan setelah itu ia segera pergi dari sana.

"Maafin gua hel, karna gua bersikap kayak gini. Tapi gua berharap nanti lu bisa ngertiin perasaan gua ini" batin Ari seraya melihat sosok Rachel yang perlahan menjauh dari penglihatan nya.

Gadis Senja [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang