CHAPTER 64

15 3 0
                                    

"Kalian yakin kita bakalan aman disini?" celetuk Liska sambil mengigiti jarinya merasa tak nyaman

Dian maupun Claudia tak menjawab mereka tengah sibuk dengan pikirannya masing-masing. Claudia tak melepaskan pandangannya dari pintu yang berada di sudut ruangan. Sedangkan Dian hanya termenung sambil menatap layar handphone, raut wajahnya pun terlihat was-was.

Karena sudah kehabisan cara, Claudia akhirnya memutuskan untuk melarikan diri ke apartement peninggalan orangtuanya di Depok. Orangtua Claudia memang sangat kaya raya, bahkan pernah memiliki cabang perkantoran dibeberapa tempat.

Sebelum pergi Claudia singgah sebentar ke rumah nya untuk mengambil perlengkapan seperti access card, dan beberapa cemilan.

CEKLEK!

Ketiga perempuan tersebut membulatkan matanya, tak terkecuali dengan Claudia, nyalinya sudah menciut saat melihat kedatangan seseorang berbusana nyentrik dengan kulit yang putih bersih, lengkap dengan sebuah koper besar di sampingnya.

"Hai tante Kim.." sapa Claudia gugup

Wanita blasteran Belanda tersebut bernama asli Kimberly. Semenjak Claudia berusia 8 tahun Kim telah mengasuhnya, karena kedua orangtua Claudia meninggal dunia akibat insiden kebakaran yang melanda di salah satu perusahaan nya.

"Claudia come here!" titah Kim sambil berkacak pinggang

Claudia menghela napas berat, dirinya sudah pasrah tak bisa berbuat apa-apa lagi. Kini Claudia telah sampai di hadapan Kim dengan wajah tertunduk.

Kim menggelengkan kepalanya, tak menyangka. "ARE YOU CRAZY!" pekiknya

Suasana tambah mencekam saat Kim menatap ketiga perempuan dihadapannya dengan tajam, seakan ingin menerkamnya.

"Tante gak abis pikir sama isi otak kalian!, Bisa-bisanya ngelakuin hal segila itu. Sekarang tante mau tanya, awal dari masalah ini sebenarnya apa?" interogasi Kim

Claudia menolehkan kepala menghadap pada kedua temannya lalu mengisyaratkan agar membantunya untuk berbicara.

"Cepet jawab!" perintah Kim merasa geram

Refleks Claudia mengembalikan pandangannya pada Kim. "Se.. sebenernya itu re.. rencana kita bertiga tante"

Kim tercengang mendengarnya, lalu sorot matanya semakin menajam. "Tante mau tanya kalian satu persatu" Pandangannya berhenti pada Liska. "Apa kamu dalang dari semua ini?"

"Bu.. bukan sa.. saya tante"

"Kamu?" unjuk Kim pada Dian

Dian hanya menggelengkan kepalanya.

Sontak Claudia mendelik tajam kearah Dian dan Liska, lantaran mereka malah memojokkan dirinya.

"Clau"

"Iya tante?"

"Ikut tante sekarang!"

****

Sudah 2 hari berlalu Rachel menjalani perawatan intensif, dan pagi tadi ia diperbolehkan untuk pulang kerumah. Padahal kondisinya belum cukup stabil namun Rachel memaksa untuk pulang kerumah sebab dirinya sudah tidak ingin berlama-lama di rumah sakit, itu hanya membuat nya jenuh.

Rachel terdiam di dalam bilik kamarnya menatap kosong kearah depan, yang ia lihat hanyalah kegelapan. Rachel merasa sangat tak menyangka kejadian tempo hari akan seperti ini, menjadi seorang perempuan malang dengan kebutaannya.

Tes..

Bulir air mata jatuh begitu saja di pipi Rachel, ia sangat rindu pada Senja. Rasanya percuma saja kalau hendak pergi kesana sebab takdir berkata lain, ia sudah tak bisa melihat lagi betapa indah dan tenangnya sinar mentari sore.

Gadis Senja [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang